Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

IPA Convex 2016: Saatnya Berwisata Migas GeoHeritage Teksas Wonocolo Bojonegoro

2 Juni 2016   13:37 Diperbarui: 2 Juni 2016   13:45 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Singgah, Pusat Informasi dan Museum Sejarah Penambangan Tradisional Sumur Tua (Foto:PertaminaEP-FieldCepu)

 

Dalam perhelatan Indonesian Petroleum Association Convention & Expo (IPA Convex) yang berlangsung 25-27 Mei 2016 lalu, PT Pertamina (Persero) kembali ikut berpartisipasi dengan berbagai rangkaian acara menarik seperti presentasi dari berbagai anak perusahaannya setiap hari. Pada hari terakhir menghadirkan presentasi pengembangan desa wisata migas (Petroleum GeoHeritage), sebagai konsep baru hubungan korporasi dalam kolaborasi dengan pihak pemangku kepentingan (stakeholders). Agus Amperianto (Field Manager Pertamina EP Asset 4 Cepu Field) menjelaskan pengalaman pengembangan desa wisata migas Petroleum GeoHeritage Teksas (Tekad Selalu Aman & Sejahtera) Wonocolo di Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro. 

Presentasi Petroleum GeoHeritage Teksas Wonocolo oleh Agus Amperianto (Field Manager Pertamina EP Asset 4 Field Cepu) (Foto:dokpri@prattemm)
Presentasi Petroleum GeoHeritage Teksas Wonocolo oleh Agus Amperianto (Field Manager Pertamina EP Asset 4 Field Cepu) (Foto:dokpri@prattemm)
Wilayah Bojonegoro merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam minyak dan gas bumi yang dikelola secara tradisional maupun modern. Di Utara berbatasan dengan Kabupaten Tuban,  di Timur dengan Kabupaten Lamongan,  di Barat dengan Kabupaten Blora (Jawa Tengah), dan di Selatan dengan Kabupaten Ngawi, Madiun, Nganjuk. Berada dalam jalan darat pada jalur Semarang-Cepu-Surabaya, juga dilintasi jalur kereta api Jakarta-Semarang-Surabaya.

Selama puluhan tahun warga Wonocolo Bojonegoro menggantungkan hidup dari penambangan sumur minyak tradisional. Tentu ini ada masa keterbatasan produksi sehingga akan juga berpengaruh sebagai gantungan hidup. Penambangan tradisional yang berlebihan juga mempercepat kerusakan lingkungan hidup serta gangguan kesehatan para penambang.

Wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Field Cepu yang masih berproduksi, tentu saja membutuhkan dukungan dan partisipasi publik untuk memitigasi risiko sosial. Aspek sosial dan lingkungan hidup yang merupakan kendala dan tantangan bersifat non-teknis antara lain isu keamanan terkait pencurian minyak & fasilitas produksi, tumpang tindih lahan dengan penambangan batubara dan kehutanan, pungutan dan biaya sosial, tuntutan tenaga kerja serta perubahan regulasi.

Perlu adanya langkah konkret yang menjadi solusi terjaganya kelestarian lingkungan tanpa mengorbankan kesejahteraan rakyat penambangan tradisional. Kondisi riil di lapangan terjadi peningkatan kegiatan penambangan sumur tua secara masif dan belum professional serta kurangnya kesadaran akan aspek keselamatan & lingkungan. Sementara kondisi pemandangan alam serta kegiatan penambangan tradisional memiliki hal menarik,  termasuk sejarah dan warisan penambangan sumur tua. 

Berdasarkan pemetaan lapangan dan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threats), berikut beberapa aspek yang menjadi perhatian utama:

√kekuatan (strength); cadangan migas Field yang masih bisa dieksploitasi, kompetensi SDM Field, implementasi teknologi (EOR dan pressure maintenance untuk meningkatkan produksi), jaminan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders ).

√tantangan (weakness); akurasi & validitas data subsurface, decline rate field > 18%-25%, kondisi infrastruktur operasi dan fasilitas produksi yang sudah tua & berada di remote area, serta penerapan SMHSE & CSMS masih lemah. 

√peluang (opportunity); success ratio well intervention (Bor, Rep, Stim), eksekusi POFD (struktur marginal), reaktivasi sumur suspended & struktur idle, optimalisasi implementasi & sinergi Keg. EOR, menurunkan angka Low and Off, strategi lifting lapangan, sinergi antar Field (problem dan solusi relatif seragam ), renegoisasi kontrak-kontrak jasa semua Field).

√ancaman (threats); problem produksi (scale, KA, kepasiran, Lifting), isu keamanan terkait pencurian minyak & fasilitas produksi (illegal drilling & tapping), tumpang tindih lahan, isu sosial tenaga kerja (outsourcing).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun