Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Akademi Menulis Kompasiana PLN, Menuju Komunikasi Publik Terdepan

2 Mei 2016   22:04 Diperbarui: 2 Mei 2016   22:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Arustie Utami (PLN Transmisi Jawa-Bali Bagian Barat )

Agus Yuswanta (PLN Bangka Belitung )

Mohammad Arief Fatchiudin (PLN Jasa Sertifikasi )

Kompasianer yang hadir adalah Uci Junaedi, Rika Fitri, Novita Maria Gassner, Haendy Busman, Charles Emanuel, Majawati Oen, Syifa Annisa, Setyaningrum, Rushans Novaly, E.Pratomo.

20160501-081236-jpg-57256a336723bd8f151cc791.jpg
20160501-081236-jpg-57256a336723bd8f151cc791.jpg
Suasana Pembukaan Kompasiana Coverage Akademi Menulis PLN (atas) dan Suasana Presentasi di Ruang Imam Bonjol (bawah) (SumberFoto:dokpri©prattemm)
 Mohammad Qohar yang berasal dari Humas PLN Disjaya menjadi Akademisi PLN membuka checkpoint presentasi pertama di Ruang Imam Bonjol, dengan Nindya Prismahita sebagai pemandu kegiatan presentasi dan tanya jawab. Dengan latar pendidikan akuntansi M.Qohar bertugas pada bagian keuangan PLN. Aktivitas monoton berkutat angka dan komputer di belakang meja menjadikan keinginan kuat untuk dapat berkarya di berbagai bidang penugasan lain. Manajemen PLN yang sangat mendukung keinginannya tersebut, memberikan kesempatan pendidikan kehumasan dan menempatkan pada bidang kehumasan selama satu tahun terakhir.

Proses pembelajaran di Kompasiana agak membuat keraguan M.Qohar karena tidak pernah belajar menulis. Belajar membuat konten penulisan, foto dan video dengan alur konsep 5W 1H (what, who, when, where, why, how), sehingga memudahkan pengumpulan informasi dan menganalisis permasalahan. Ternyata disadari bahwa humas itu haruslah 'kepo' menurut ilmu yang dipelajarinya.

Pada salah satu karyanya M.Qohar awalnya tertarik pada keberadaan salah satu salon misterius di Pasar Palmerah, namun urung merekam gambar video karena ketidaknyamanan dari pemilik. Maka Teras Bank BRI di Pasar Palmerah dengan produk Simpedes yang berada di wilayah perkotaan yang menjadi titik perhatian, karena penasaran kenapa produk pedesaan menyasar nasabah perkotaan.

Ridho Hutomo memberikan tanggapan materi M.Qohar yang kurang tervisualisasi. Namun sangat apresiasi proses pembelajaran yang gigih dan nilai plus berupa senyuman (smile) yang baik. M.Qohar mengakui lebih menyukai penulisan artikel liburan dan wisata. Menanggapi pertanyaan Roderick Mozes kesulitan dalam pembuatan foto dan video, M.Qohar mengakui secara teori mengerti namun baru dapat memperbaiki kekurangannya  setelah melihat hasilnya.

Mengenai peruntukan sosial media dalam menulis seperti ditanyakan oleh Nurulloh, dijelaskan oleh M.Qohar bahwa menulis dalam platform Kompasiana tentunya akan menulis dalam kapasitas pribadi maupun korporasi. Untuk akun pribadi media sosial lainnya hanya membawa opini pribadi.

Menanggapi pertanyaan beberapa Kompasianer, M.Qohar mengatakan bahwa tujuan belajar di Kompasiana karena melihat orang lain bisa lalu kenapa says tidak bisa. Penulisan Program PLN 35.000 Watt akan ditulis berbagai kendala yang dihadapi dan keuntungan yang akan dinikmati masyarakat. "The Power of Kepepet" sering menjadikan saat saat terakhir M.Qohar baru mampu membuat tulisan dalam 15 menit , meski dinilai kurang baik oleh para mentor. Tulisan yang menarik adalah judulnya yang menggelitik sehingga mampu menarik keinginan pembaca untuk melihatnya. Tagline PLN Bersih akan dikampanyekan dengan inspirasi pengalaman pembelajaran langsung dari mantan juru bicara KPK Johan Budi. Pelatihan bersama Kompasiana melahirkan psy-war di keluarga terutama istri yang selalu memindahkan data perangkat ponsel pintar M.Qohar ke perangkatnya.

Checkpoint kedua dengan presentasi akademisi Sumber Arustie Utami yang akrab dipanggil Dhini Utami yang bertugas di kehumasan PLN Transmisi Jawa Bagian Barat. Tulisan yang menarik antara lain banyak masyarakat belum menyadari keuntungan proyek listrik 35000 Watt, isu kesehatan dalam kehidupan dibawah SUTET, peruntukan lahan di bawah jaringan bertegangan tinggi yang masih dapat dipakai sebagai lahan pertanian. Tulisan tentang konsistensi pekerja PLN yang bertugas melakukan recovery gardu induk listrik yang terbakar, tanpa memikirkan keadaan keluarga yang ditinggalkan sementara. Dhini Utami merasa masih perlu belajar ngeblog dengan masih perlu beradaptasi dengan bahasa yang populer dan bahasa yang mengalir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun