Senyum kecil lepas dari bibirnya yang kemerahan ditimpa gincu ketika saya ucapkan selamat atas kemenangannya. Meski sebatas senyum kecil dan sesaat, saya yakin di balik itu ada kebahagiaan yang luar biasa.
Tidak heran, mahasiswi dari Institut Pertanian Bogor ini baru saja memenangkan juara 2 ajang kompetisi yang menjaring ide-ide kreatif dari generasi muda di bidang teknologi. Ajang bertajuk IdeAction yang diselenggarakan oleh Samsung Electronics Indonesia (SEIN) ini berhasil mengantarkan mereka pada pintu gerbang masa depan yang lebih cerah.
Excelsia K. atau Tya sapaan akrabnya, dengan rekannya Dita Putri Utami berhasil memukau para juri dengan sebuah inovasi yang bisa dibilang sederhana, tapi sangat bermanfaat untuk orang banyak.
"Sebenarnya awal munculnya ide ini dari masalah pribadi. Saya punya masalah dengan ukuran baju, karena ukuran badan saya yang 'tanggung' saya sering sekali salah memilih ukuran baju ketika beli lewat situs online," ucap Tya.
"Dari situlah ide muncul dan pada akhirnya kami (Tya dan Dita) mengembangkan aplikasi Fit Me, di mana si pengguna bisa menyesuaikan antara ukuran badan dan pakaian yang akan dibeli meski tidak melihatnya secara langsung," lanjut Tya.
"Wow," itulah kata pertama yang saya ucapkan dalam hati ketika mendengar perkataan Tya ini. Tentu saja, siapa yang tidak penasaran? Bagaimana bisa kita mengukur ukuran baju dengan badan tanpa melihatnya secara langsung. Yang terlintas kemudian dalam benak saya adalah, "Aplikasi ini mungkin sepert fitting room virtual,".
"Aplikasi unik kayak gini harusnya bisa jadi juara," saya bisik-bisik pada rekan wartawan yang duduk di sebelah saya. Rekan saya hanya mengangguk sambil menyimak apa yang Tya katakan di atas panggung.
Saat pengumuman pemenang, ternyata benar apa yang saya perkirakan. Tya dan Dita mendapat juara 2 dan berhak memperoleh dana pendidikan senilai Rp80 juta (masing-masing) dan 1 unit Samsung Galaxy S7 (kece abis hadiahnya).
Setelah perut cukup terisi, saya coba dekati dua mahasiswi yang manis itu. Sayangnya, Dita masih menikmati hidangan buka puasa jadi saya putuskan untuk mengobrol singkat dengan Tya.
Tentu saja pertanyaan pertama yang saya tanyakan adalah bagaimana aplikasi ini bisa bekerja. Karena belum ada dalam bayangan saya pribadi bagaimana kita dapat mencocokkan ukuran badan dengan pakaian yang akan kita beli dan sebaliknya.
Ternyata, menurut Tya, dengan aplikasi ini kita bisa memasukkan detail ukuran badan kita. Seperti dari tinggi badan, berat badan, lingkar pinggul, lingkar dada, dll., kemudian aplikasi ini akan bekerja mencarikan pakaian yang tepat untuk ukuran kita.
Fitur yang sangat sederhana memang, tapi ternyata yang lebih unik adalah kita bisa mengirimkan foto diri kita sendiri (dengan cara selfie) melalui aplikasi ini kemudian secara otomatis foto kita akan diubah menjadi model 3D sehingga aplikasi Fit Me ini dapat mencocokkan ukuran badan dengan stok pakaian yang ada.
Nah, untuk urusan monetize, menurut Tya sih mereka akan bekerja sama dengan pelaku ecommerce. Tapi, pelaku ecommerce tersebut hanya bertindak sebagai pemasok barang. Sedangkan penjualannya akan langsung dihandle melalui aplikasi Fit Me ini.
Jadi gambarannya seperti ini; melalui aplikasi Fit Me kita bisa menemukan baju yang sesuai ukuran. Kemudian kita pilih beberapa model yang kita inginkan dan Fit Me akan langsung mengirimkan ke alamat yang kita tuju. Artinya pengguna tidak perlu lagi membuka situs ecommerce yang inginkan. Semuanya sudah dihandle dalam satu pintu melalui Fit Me.
"Wow," batin saya lagi. Setelah mendengar penjelasan dari Tya ini saya berpikir bahwa sebenarnya aplikasi ini sangat sederhana, bahkan mungkin tidak begitu istimewa. Tapi menurut saya yang menjadikannya hebat adalah, aplikasi startup ini lahir dari sebuah masalah yang sederhana. Bagaimana sebuah ide muncul dari masalah yang amat sangat sederhana, itulah hal yang luar biasa.
Ketika sedang asyik mengobrol soal kuliah, tidak lama seorang pria berkalung kamera memanggilnya. Ah, ternyata Tya dan Dita diminta untuk sesi foto bersama. Ya sudah lah, kemudian saya akhiri juga orbolan yang sangat singkat itu.
Sekali lagi selamat untuk Tya dan Dita. Sebagai warga Bogor, saya ikut bangga ketika kalian membawa nama IPB naik di podium juara. Apalagi dengan usia kalian yang bahkan belum menginjak 25 tahun, bangga ini jadi berlipat ganda. Hehe..
Oya, buat Tya, mudah-mudahan gak ada yang marah kalau saya Whatsapp. Nomornya sudah saya simpan kok. Ihiyyy~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H