Memang sih goodie bag adalah hak kita yang sudah meluangkan waktu untuk datang dan capek-capek memutar otak mencari angle yang seksi untuk sebuah berita. Tapi tidak usah sampai sebegitunya bukan?
Kalau buat saya, mengemis goodie bag seperti ini malah seakan merendahkan harga diri sendiri. Masa' cuma gara-gara satu tas berisi pernak-pernik pelengkap liputan, kemudian kita malah marah-marah. Perilaku seperti ini malah terkesan bahwa kita sangat butuh isi dari goodie bag itu dan mau melakukan apa saja demi sebuah goodie bag. What the f***
Toh kalo menurut saya, dengan datang ke sebuah undangan peliputan, kita sudah mendapat hal yang jauh lebih mahal dari pada goodie bag. Yaitu informasi yang orang lain belum tahu, networking, juga relasi dengan orang lain.
Cerita seperti ini sebetulnya bukan yang pertama kali saya dengar, tapi sejujurnya dengan perilaku yang model macam begini, saya sangat tidak setuju. Goodie bag bukan hadiah yang harus kita dapat ketika liputan. Goodie bag hanya sebatas bonus.
Sekali lagi, goodie bag hanya sebatas bonus. Lebih dari itu, buat saya pribadi dengan menghadiri sebuah undangan liputan saja sudah mendapat banyak hal yang jauh lebih berharga. So, buat apa sih marah-marah cuma karena tidak dapat goodie bag? Apa harus kita mengemis dan merendahkan harga diri sampai seperti itu? Yah kalau goodie bagnya satu unit mobil Lamborghini sih beda lagi ceritanya.
Yasuda ah.
Segitu saja curhatan saya menjelang sahur ini.
Sekian, aura kasih.
Oya, mohon maap jika ada yang merasa tersindir atau apapun itu. Tulisan ini sekadar curahan hati saya saja. Tidak bermaksud menyindir siapapun karena bulan Ramadan bukan bulan buat sindir-sindiran, tapi buat banyak ibadah dan beramal.
Selamat sahur buat Admin!
Awas kipas angin nyala sendiri.