Hasilnya sangat mengejutkan. Sebanyak 34 persen responden penelitian mengaku takut dengan konsep serta perkembangan kecerdasan buatan di masa depan. Hal ini menunjukan memang ada hal yang patut dikhawatirkan pada teknologi ini.
Bisakah Dikendalikan?
"Sebuas-buasnya hewan, bisa saja dijinakkan jika berada dalam tangan yang tepat,"
Kutipan perkataan dari seorang wildlife expert, Steve Irwin ini mungkin bisa saja diaplikasikan pada perkembangan kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan tentu dapat dikendalikan, asalkan pembuatannya memang tidak ditujukan untuk membuat komputer menjadi "lebih cerdas" dari manusia itu sendiri.
Bahkan salah satu pakar kecerdasan buatan, Rollo Carpenter memercayai bahwa teknologi ini akan menjadi satu kekuatan positif di masa datang. Ia juga menilai bahwa manusia masih berada dalam tahap yang jauh untuk membuat kecerdasan buatan yang hebat, sehingga tidak perlu merisaukan perkembangan teknologi ini.
Memang sebenarnya jika dilihat lebih jauh, ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan manusia dengan teknologi ini. Kemudahan, adalah salah satu bagian kecil yang bisa kita dapatkan.
[caption caption="Ilustrasi kecerdasan buatan. Sumber: activistpost.com"]
Jika kecanggihan ini tidak dapat dikendalikan, maka manusia akan terancam oleh teknologi buatannya sendiri. Manusia bisa saja dimusnahkan keberadaannya seperti dalam film Terminator.
Tapi yang jelas, saat ini manusia memang telah benar-benar rusak karena perkembangan teknologi. Bukan soal populasi, melainkan soal etika dan kebiasaan.Â
Seringkali kita tidak memedulikan lingkungan sekitar hanya karena berhadapan atau memainkan sebuah smartphone. Artinya kepedulian kita sudah mulai dirusak oleh perkembangan teknologi. He he.. Betul bukan?