Dua kali.
Dan dia terus melihat saya pertanda kenal. Langsung saja saya sapa dia. "Eh Sassy ya?"
"Iya, elo siapa ya sori gue lupa."
Duengggg. Ternyata dia menjadi orang ke sekian yang tidak mengenali saya. Dan dengan berbesar hati akhirnya saya memperkenalkan diri lagi.
"Astagfirullah. Lo beda banget Wi. Dulu lo kan belum pake jilbab kan? Aduh maaf ya. Oh ya kayaknya kemarin gue juga ngeliat elo deh naik bis ini...."
Dan mengalirlah percakapan yang mengantarkan kita sampai ke kantor masing-masing.
********
ilustrasi Google
Dan pada akhirnya saya mulai pasrah dan membenarkan bahwa perubahan pada penampilan saya yang membuat mereka agak kehilangan ingatan tentang diri saya. Namun tak urung juga saya bertanya-tanya enapa sih kok orang bisa lupa akan nama orang?
Sindrom lupa, terutama lupa nama orang memang sering banget terjadi di kaum urban saat ini. Mungkin salah satunya dikarenakan terlalu seringnya bertemu dengan orang yang berbeda setiap hari sehingga record terhadap nama dari orang yang tidak terlalu akrab lebih mudah hilang. Dengan kesibukan dan aktivitas yang slihi berganti tiap hari maka memori dalam otak kita makin penuh dan pada akhirnya ada ingatan kita yang berada di tumpukan paling bawah yang membutuhkan usaha lebih kuat untuk membangkitkannya.
Kemungkinan lain juga adalah faktor usia dianggap bisa membuat orang terkena gejala short term memory loss. Apalagi di jaman modern ini, mulai banyak orang yang malas mengolahragakan otak dan pikirannya untuk memgingat hal yang dianggap sepele seperti nama. Jangan menganggap saya berlebihan, tapi memang benar kalau sedikit-sedikit lupa bisa-bisa jadi sering lupa. Dan hati-hati lho, diawali dengan lupa dengan nama orang mungkin saja bisa merembet ke lupa-lupa yang lainnya dan mungkin saja merupakan tanda kemunduran daya ingat dan daya pikir akibat kematian sel-sel saraf secara cepat. Atau yang sering disebut Alzheimer (http://www.liputan-kota.com/2009/11/gen-penyebab-suka-lupa-berhasil.html)