"Kalau menurut gue sih Wi, apapun yang kita rencanakan nanti, mau keluar kek atau mau tetap stay dan meniti karir di sini, yang jelas sekarang kita lakukan dulu pekerjaan kita sebaik-baiknya. Jadi lets push ourselves to the limit!!" kata Chaca bersemangat.
Setiap hari aku berusaha mencerna kata-kata Chaca itu. Lets push ourselves to the limit. Kalau di translate harfiah agak aneh, tapi mungkin bisa diartikan Maksimalkan kemampuan kita sampai pol. Gimana mau pol, untuk nampung ilmu baru saja kok rasanya isi otak saya sudah luber semua. Setelah belajar konsepnya, mulai bikin laporan dari data-data angka yang setumpuk. Belajar lagi lah pengolahan data lewat excell dengan formula aneh-aneh. Excell sudah mulai bisa, ternyata datanya terlalu berat sehingga kalau menggunakan excell bisa-bisa pc nya lemot. Pakailah ms.access. Ya ampun, belajar kok nggak berhenti-berhenti. Bagaimana kalau otak saya nge hang nih?
Iseng-iseng saya mengecek tentang kapasitas otak manusia melalui google. Dan saya menemukan beberapa referensi tentang memori otak kita. Bahwa pada dasarnya otak manusia terdiri dari milyaran sel-sel. Diibaratkan bahwa otak manusia itu sebagai alam semesta, karena faktanya jika seluruh informasi buku perpustakaan di dunia dimasukkan ke dalam otak, maka otak manusia tidak akan penuh. Dan jika dalam 10 detik dimasukkan 10 informasi sampai kita meninggal ke dalam otak kita, mka otak kita belum terisi sepenuhnya (http://www.oksidan.com/content/view/116/48/).
Wawww.. kalau begitu tidak seperti hardisk yang selalu kita upgrade kalau kapasitasnya sudah full. Karena pada dasarnya kapasitas otak kita tidak terbatas, tidak perlu upgrade atau diganti yang baru. Yang perlu kita lakukan hanya memaksimalkannya. Maksimalkan? Yup, karena berdasarkan penelitian, manusia itu hanya menggunakan potensi otaknya kurang dari 10% bahkan 0,0001% (www.neilslade.com/Papers/).
Saya jadi miris sendiri melihat hasil temuan tersebut. Ternyata kita manusia itu benar-benar makhluk yang diciptakan dengan sangat sempurna dengan miliaran sel di otak kita dengan fungsinya masing-masing. Tapi apa iya, hanya sesedikit itukah kita menggunakan potensi otak kita? Dengan menggunakan potensi otak tidak sampai 10% saja bisa lulus sarjana dengan prestasi hampir cumlaude, apalagi kalau dimaksimalkan bisa-bisa 4.00 kali ya IP nya.
Kembali ke kerisauan saya tentang kestagnanan otak saya menerima ilmu tentang angka alias akuntansi di tempat kerja saya. Apa mungkin saya hanya menggunakan kapasitas otak saya yang seluas samudra itu tidak sampai 0,0001%? Ataukah di otak saya ada kelainan yang mungkin sebenarnya memori otak saya cuma sampai 4 GB, yang menyebabkan ketika ada file kerjaan yang lebih dari 1 GB membuat saya pusing? Tidak ada yang tau. Kita tidak akan tau sebatas apa kemampuan kita, sampai kita mencobanya. Setelah dipikir-pikir menjajal kemampuan kita juga merupakan salah satu cara bersyukur terhadap pemberian Allah SWT. Jangan sampai nikmat akal dan pikiran kita sia-siakan begitu saja.
Jadi.... Lets push ourselves to the limit!!!!
Semangat!!!!!! (ilustrasi from google)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H