Mohon tunggu...
Pratik Dian
Pratik Dian Mohon Tunggu... Lainnya - *Berbiasalah berbahagialah*

Para Pencari Kerja Yang Kebetulan Ingin Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeda

24 Maret 2022   21:06 Diperbarui: 24 Maret 2022   21:09 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meleggang, dan bergumul bagai awan melayang dilangit lepas. Seakan tak tersentuh dan begitu bebas. Perasaan ini dengan bahagia ku sebut dicintai.

Sementara, sekejap yang memancing lara. tiba juga sesak yang sudah digariskan pada peluk yang mengkhianati ikatan. Ditahta air mata kita dinobatkan menodai kepercayaan.

Kusaksikan kau dilumat amarah yang sekiranya sanggup meruntuhkan karang. inginku membela namun terjebak diantara tidak rela.

Segitiga yang membuat saling tega. meremukan dada membusungkan siapa yang seharusnya ada.

Aku hanya mampu terpejam memaku tanpa kata. Bergetar tak bergerak dengan hati memberontak. Meringkuk dalam kekosongan. Menyaksikan penyesalan akan kehilangan hati yang tak pernah benar-benar digenapi.

Lalu teringat suatu hari kau berkata, janganlah memulai yang tak bisa kau akhiri. Dan kau berkata, jangan menginginkan yang tak bisa kau miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun