Mohon tunggu...
Pratama Mega
Pratama Mega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya mendengarkan musik dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengurai Perang Israel-Palestina dalam Analisis Realisme Klasik, Offensive dan Deffensive

17 Oktober 2023   23:02 Diperbarui: 30 Oktober 2023   00:10 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Konflik Israel dan Palestina kembali memanas setelah pasukan Hamas menyerang Israel. Hamas merupakan kelompok militan asal Palestina yang mengambil alih Jalur Gaza. Hamas melakukan penyerangan dekat perbatasan Gaza pada (7/10/2023) Dengan mendaratkan serangan dalam operasi badai Al Aqsa kepada Israel, serangan ini merupakan serangan mendadak dari segala arah dengan meluncurkan roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, udara, dan laut. Konflik antar kedua negara sebenarnya telah terjadi selama beberapa dekade tepatnya sejak 1948 hingga sekarang. 

Dalam hal ini yang melatarbelakangi penyerangan oleh Pasukan Hamas adalah imbas dari penyerbuan yang telah dilakukan Israel pada Masjid Al Aqsa yang berada di Yerusalem Timur serta penganinayaan terhadap masyarakat Palestina. Penganinayaan yang dilakukan bukan hanya kepada pasukan militer melainkan juga kepada masyarakat sipil. Akibat serangan yang dilakukan oleh Pasukan Hamas maka pasukan militer Israel merencanakan dan melakukan penyerangan balik melalui Operasi Pedang Besi di jalur Gaza, melakukan aksi blokade di seluruh wilayah Gaza,dan menutup akses internet maupun akses terhadap sumber daya di Gaza.

Militer Israel juga meluncurkan puluhan jet tempur pada lokasi-lokasi Hamas di Gaza. Melalui konflik Isreal dan Palestina kita bisa menganalisis lebih jauh bagaimana Realisme memandang kasus tersebut melalui Realisme Klasik, Realisme Offensive, dan Realisme Deffensive.

Realisme Klasik adalah teori yang mengemukakan bahwa negara mempunyai kepentingan nasional dan kekuasaan. Realisme Klasik menjadi salah satu faktor utama dalam hubungan internasional. Dapat dilihat melalui sudut pandang Realisme Klasik bahwasanya konflik antara Israel dan Palestina  merupakan salah satu wujud nyata dari egosentris dimana kedua negara dalam hal ini mempertahankan dan memperebutkan wilayah yang menurut mereka adalah wilayah kepemilikan mereka masing-masing. Israel dan Palestina akan terus merasakan waspada karena konflik dan perang bisa terjadi kapan saja. Perdamaian yang dinginkan oleh sebuah negara telah musnah akibat konflik dari Israel dan Palestina. Dalam konteks konflik Israel dan Palestina sama halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Thomas Hobbes pada salah satu bukunya yang berjudul "Leviathan"(1651) manusia yang memiliki hasrat dan nafsu terhadap kekuasaan.

Realisme Offensive berpendapat bahwa sebuah negara cenderung berupaya mengeluarkan kekuatan secara maksimal. Artinya memaksimalkan kekuatan negara sebesar besarnya, hal ini akan menjadi cara agar negara tersebut tetap bertahan. Dalam konteks konflik antara Israel dan Palestina, Israel memiliki kepentingan yaitu ingin mempertahankan wilayah yang telah di klaim. Maka dari itu untuk merealisasikan hal tersebut Israel melancarkan serangan ke Palestina secara besar-besaran dan masif. 

Dalam hal ini, perspektif realis memandang negara itu agresif, Israel berupaya memperluas jangkauan teritorialnya di Timur Tengah, termasuk Palestina. Israel menguasai wilayah Palestina dan menggunakan seluruh kekuatan militernya untuk menegakkan keinginannya.

Konflik Israel-Palestina dapat dipandang sebagai konflik antara dua negara yang saling curiga dan bertindak agresif demi menjaga keamanan nasional dan memperluas pengaruhnya di kawasan. Israel dan Palestina bersaing untuk menguasai wilayah yang sama, dan kedua negara memiliki kepentingan nasional yang bertentangan. Israel telah memperkuat kekuatan militernya dan memperluas wilayahnya dengan menduduki wilayah Palestina dan membangun permukiman. Hal ini dapat dilihat sebagai tindakan agresif untuk memperkuat posisi negosiasi dalam hubungan internasional dan melindungi keamanan nasional.

Sementara itu, serangan teroris dan serangan roket yang dilakukan oleh warga Palestina sebagai tindakan agresi untuk memperebutkan hak mereka atas wilayah Israel. Dalam realisme offensive, konflik Israel dan Palestina bisa dilihat sebagai konflik yang sulit untuk diselesaikan karena kedua negara mempunyai kepentingan nasional yang berbeda dan saling bertentangan. Kedua negara cenderung menggunakan kekuatan militer dan cara offensive lainnya untuk menjaga keamanan nasional dan memperluas pengaruh mereka di kawasan.

Realisme Deffensive berpendapat bahwa negara selalu mengedepankan pertahanan dan keamanan mereka. Kendati demikian menurut realisme deffensive power dari suatu negara tidak boleh berlebihan,atau balance of power karna hal itu akan menjadi boomerang yang berdampak buruk bagi negara itu sendiri. 

Karena jika suatu negara memaksimalkan kekuatannya maka negara tersebut akan menyebabkan peperangan antara negara satu dengan negara lainnya. Realisme deffensive mengacu pada tindakan pemerintah yang bertujuan mempertahankan status quo dan keamanan nasional daripada mengejar kekuasaan atau kendali. Israel memperkenalkan realisme pertahanan melalui pembangunan tembok pemisah dan sistem pertahanan rudal Iron Dome. Meskipun tembok pemisah kontroversial, Israel menganggapnya sebagai langkah penting dalam mencegah serangan teroris. Kedua upaya tersebut mencerminkan upaya Israel untuk menjaga keamanan dan kedaulatannya dibandingkan mengejar perluasan wilayah. Meskipun Israel sering mendapatkan keritik dari berbagai komunitas internasional, tindakan ini dibutuhkan dan diperlukan guna melindungi rakyatnya dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sementara itu,Palestina juga menunjukkan realisme deffensive dalam konflik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun