Tidak semua orang suka belajar. Bahkan saya sendiri pada awalnya tidak terlalu tertarik dengan belajar. seiring berjalannya waktu dan cara mendidik orang tua saya lah yang secara tidak langsung membuat saya tertarik dengan belajar, dari saya SMP hingga lulus kuliah kini.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Bisa disimpulkan belajar adalah perubahan anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak biasa menjadi luar biasa, dan memperoleh hal baru dari pengalaman yang dilaluinya.Â
Proses untuk mendapatkan ilmu baru dan mendalami nya memerlukan waktu yang tidak singkat, konsisten adalah kunci untuk meraih hal baru. Jika memang ditengah jalan menemui kebuntuan, ingat awal kalian memulai untuk apa. Begitulah dulu orang tua saya memotivasi saya untuk melakukan hal apapun.
Nah apabila si anak sudah mencoba dan tetap saja tidak bisa bersaing dikelas, tidak mendapat nilai yang baik, atau tidak mencolok dikelasnya, bukan berarti si anak tersebut gagal. Sebagai orang tua harus mengetahui terlebih dahulu apa hal yang melatarbelakangi si anak tersebut mengapa ia tidak suka dengan pelajaran disekolah. Peran orang tua lah dimainkan disini, mereka harus cepat menemukan solusi terbaik untuk anaknya supaya si anak tidak merasa adanya tekanan yang dirasakan.
Ini dia beberapa tips untuk meningkatkan minat belajar anak disekolah berdasarkan pengalaman yang saya lalui:
1. Pahami Kemampuan Berbahasanya
Apa sih kemampuan berbahasa? nah secara singkat itu, kemampuan berbahasa adalah kemampuan pikiran yang dimiliki dan digunakan untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi sesuatu hal.Â
Dalam hal ini kemampuan yang dimiliki setiap anak itu berbeda-beda, seperti menulis, membaca, mendengarkan, ataupun berbicara. Akan lebih tepat jika kita mengetahui terlebih dahulu mana yang dikuasai oleh si anak .
jangan sampai kita salah menerapkan metode yang salah sehingga membuat mood belajar menurun hingga kehilangan semangat lagi. Sebagai contoh, jika ternyata kita ataupun si anak memiliki kelebihan dalam membaca, pergi lah ketoko dan biarkan si anak memilih ingin membeli yang mana, apapun jenis bukunya. Atau berikan banyakÂ
2. Arahkan, Bukan Tentukan.
"kamu harus masuk IPA ya", "nanti lulus SMA kamu harus masuk universitas negeri", "Kan udah mau ujian akhir nih, daftar bimbel yah". Seringkali kalimat itu terdengar dan bahkan tidak asing lagi. Memang benar jika orang tua ingin mendaftarkan atau anaknya meraih hal yang terbaik. Tetapi, apakah anaknya yang mau?
Anak tentunya tidak harus selalu mengikuti apa yang dianjurkan oleh orang tua nya, meski itu tujuan yang baik. Terkadang apa yang diinginkan anak justru berbanding terbalik dengan itu. Daripada melulu menentukkan harus melakukan apa, lebih baik jika kita mengarahkan langkah selanjutnya, supaya tidak ada penyesalan yang diakhirnya.
Sebagai contoh, dulu saya menolak untuk mengambil IPA untuk penjurusan saat SMA. Tetapi orang tua tidaklah memaksa kehendak saya untuk itu. Justru mereka mendukung saya untuk hal itu dan selanjutnya memberi arahan kepada saya selanjutnya untuk kedepannya.Â
Jadi, daripada hanya memberikan tuntutan dan menentukkan. Mengarahkan si anak sepertinya bisa dijadikan alternatif, supaya tidak ada lagi keterpaksaan dalam menjalankan hal apapun.
3. Menjadi Teman Diskusi
Anak sangat bergantung kepada orang tuanya dari ia lahir hingga dewasa kelak. Hubungan keduanya harus berjalan baik agar terciptanya kedekatan antara orang tua dan anak, sehingga anak terbuka untuk cerita masalah apapun. Loh, dimana nyambungnya antara kedekatan orang tua dan belajar anak?.
Kedekatan emosional antara orang tua dan anak sangatlah kuat dan harus dibangun sedari dini. Jika adanya kedekatan yang sangat kuat, membuat si anak tidak akan canggung untuk bercerita dan cenderung menjadi terbuka terkait beberapa hal. Â Jika sebaliknya, orang tua dan anak tidak dekat apalagi menjadi teman diskusi. Hal itu bisa jadi menjadikan si anakalo misalkan anak sama ortu ngga deket, mana bisa jadi temen diskusi akhirnya si anak tertutup aja tentang sekolahnya, belajarnya, hingga prestasinya. dan diakhirnya cuma amukan yang diterima sang anakÂ
Dengan Manfaat Internet, perlahan bisa menjadi teman diskusi si anak. Bisa dengan menonton film bersama, memainkan gim, atau hal lainnya yang bisa kalian gunakan untuk membangun kedekatan. Internetnya Indonesia memiliki banyak manfaat untuk membantu mendekatkan hubungan. Gunakan yang terbaik dibidangnya seperti Telkomsel Indonesia yang dicap sebagai internet nomor 1 di Indonesia
4. Dukung Hobby Anak
Nah kalau ini berkaitan juga dengan tips yang diatasnya. Karena sudah memiliki kedekatan dengan si anak, pasti kalian mengetahui apa yang anak anda bisa lakukan atau yang ia biasanya lakukan. Akan lebih baik jika kalian membiarkan si anak terus menghabiskan waktu dengan hobby nya itu. Kalian hanya perlu support terus dan beri dukungan.
Jika memang dia lebih memilih untuk fokus terhadap hobby daripada sekolahnya, tetap dukung dia dan jangan lupa arahkan supaya tidak lupa dengan sekolahnya. Apalagi sampai harus tinggal kelas karena memfokuskan hobby nya. Nampaknya sangat disayangkan jika punya hobby atau bakat yang tidak disalurkan, terlebih banyak pula kompetisi atau event untuk menyalurkan hobby.Â
Sebagai salah satu contoh, IndiHome turut serta sebagai penyelenggara untuk menyalurkan hobby dibagian seni. Belum lama ini, IndiHome menyelenggarakan acara "Lomba Cipta Lagu" pada tahun 2022. Â Maka dari itu, pantau lah beberapa sosial media agar tidak ketinggalan info untuk kalian dapat menyalurkan hobby.
5. Terapkan Reward and Punishment
"Nanti dibeliin komputer deh kalo nilai bagus". Itulah hal yang selalu ingin didengar anak karena orang tua akan memeberikan hadiah karena si anak telah memenuhi yang mereka mau.
Hasil akhir merupakan sebuah bagian panjang dari suatu proses. Ketika hasil sudah sukses diraih, terkadang anak menginginkan hal yang lebih daripada rasa terimakasih. Karena telah menyelesaikan suatu hal. Maka dari itu, berikanlah si anak suatu reward atau hadiah atas kerja kerasnya. Dorongan akan reward memberikan motivasi untuk selalu terus berusha menjadi yang terbaik.
Menerapkan challange atau tantangan terhadap anak juga dapat menumbuhkan jiwa kompetitif didalam dirinya, sehingga nanti memiliki sifat yang tidak terbiasa untuk dikalahkan. Tetapi, keadilan juga harus diterapkan. Maka dari itu, terapkan juga punishment atau hukuman kepadanya. Tak usah yang terlalu berat pada masa percobaan, yang terpenting adalah terbiasa menerapkan reward and punishment.Â
Nah itu dia beberapa tips yang diberikan supaya anak terbiasa dengan belajar dan sudah menjadikan belajar sebagai kebutuhan. Pada awal percobaan jangan cepat menyerah. Konsisten pada tujuan awal dapat terwujudkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H