Saat ini ramai diberitakan tentang seorang tokoh bangsa yang jelas dulu kita kenal paling santer mengeluarkan penolakannya terhadap ORBA di pemerintahan saat itu. Jika memang beliau yang terhormat ini menjunjung tinggi persatuan berbangsa tentunya tidak akan pernah keluar kata-kata RASIS dari tuturkatanya. Memang persaingan politik itu hal yang wajar.Â
Namun alangkah baiknya juga menjaga persatuan bangsa ini yang  terdiri dari banyak suku, agama, dan ras. Pernyataan Beliau yang seakan-akan merendahkan Ras, Suku, dan Agama lawan politiknya adalah suatu bentuk pengrusakan terhadap persatuan bangsa Indonesia.
3. Ada yang atasnama perdamaian mengusik perdamaian
Seringkali masih kita jumpai dalam pemerintah membuat kebijakan yang pada awal kampanye menjanjikan kedamaian kepada rakyat tapi malah merusak kedamaian mayarakat. Seperti contohnya terorisme yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia. Ini menunjukan ketidakseriusan pemerintah dalam menjamin kedamaian warga negaranya dari ancaman terorisme yang terjadi. sudah seharusnya pemerintah membubarkan bahkan mengeluarkan larangan terbentuknya kelompok atau golongan yang berpotensi menimbulkan aksi terorisme.Â
Atau bahakan Pemerintah bertindak tegas dengan cara mencabut status kewarganegaraan seseorang jika tidak menjaga kedaulatan dan ideologi berbangsa di Indonesia. Munculanya kelompok dengan paham radikalisme di Indonesia tentunya akan mengusik kedamaian warga negara yang lain.
4. Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Kemerdekaan tidak semata-mata hanya dimaknai dengan terbebasnya suatu negara dari penjajahan. Kemerdekaan dalam berkehidupan juga harus kita utamakan. Banyak waraga negara yang saat ini belum seluruhnya mendapatkan kemerdekaannya sebagai waraga negara. Seperti yang kita jumpai dibanyak tempat masih banyak tunawisma yang tidak memiliki tempat tinggal. bukan hanya memiliki tempat tinggal yang layak mungkin untuk makan tiap hari mereka masih kesusahan. itu menunjukan belum merdekanya negara ini. malah para pejabat bangsa sibuk memperkaya diri sendiri memerdekakan diri sendiri.
Mungkin itulah yang bisa di kaji maksud dari sajak "Atas Nama" karya Kh. Mustofa Bisri. Sajak tersebut menggambarkan betapa munnafiknya pemimpin negri ini terutama yang sering bersumpah menggunakan ATASNAMA pada saat kampanye. dan yang paling hina di Indonesia wakil rakyat yang katanya membela kepentingan rakyat ternyata membela kepentingan golongannya masing-masing. saya menganggap mereka yang saat ini dpilih oleh rakyat bukanlah wakil rakyat. melainkan perwakilan partai untuk melancarkan segala urusan pribadi atau golongannya dengan menunggangi rakyat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H