Menunggu...
sebuah makna yag lebih kau tahu
bertahun tahun di sisa umurmu
kau menunggu...
siapapun yang akan menggunakan jasamu
Â
Â
dalam menunggu...
terkadang kau hanya duduk termenung
sesekali menyeruput kopi
sesekali membaca suara harian pagi
atau ngobrol ngalor ngidul, mbanyol juga tawa unjuk gigi
Â
handuk kecil terlilit dileher
bersiap untuk peluh pagi yang mengucur tiada henti
sepenuh hati kau kayuh hari
demi periuk nasi yang penuh isi
Â
namun siapa tahu tentang hari
ketika harapan membumbung tinggi
pagi cerah, sore hujan tiada henti
periuk menjadi impian yang harus terisi
Â
kata siapa kau putus harapan
malas-malasan tak mau bekerja yang lain
dalam hati kecil kau ingin
namun ketetapan hati, legowo, tentang sebuah pilihan
Â
Â
pilihan menunggu dalam lamunanÂ
kewajiban menunggu menjadi sebuah pilihan penuh harapan
kewajiban untuk tetap membahagiakan
keluarga, dengan kejujuran dan kehalalan
Â
Â
Yogyakarta, 08:06 WIB |Â AA PRASOJO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H