Mohon tunggu...
Prasetyo Adi
Prasetyo Adi Mohon Tunggu... Dosen - Learner

Orang nomaden. Tinggal di malang dan selebihnya tinggal di tempat lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Narasi Wanita Selalu Benar: Bukti Damai atas Persoalan Dikriminasi

23 April 2022   04:30 Diperbarui: 23 April 2022   07:01 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Banyak narasi perjuangan untuk kaum perempuan. Lantaran banyak pula diskriminasi yang ditujukan untuk kaum perempuan. Sehingga perjuangan itu ditujuan untuk mendapatkan situasi ideal, yaitu perempuan memiliki hak dan kesempatan yang setara dengan gender lain.

Dalam catatan diperoleh data bahwa kehidupan tidak baik diterima kaum perempuan sejak era Yunani kuno. Bahkan Amnesty Internasional menyebutkan bahwa satu dari tiga perempuan di dunia menjadi korban kekerasan. Setiap hari, sekitar 137 perempuan di seluruh dunia dibunuh anggota keluarganya. 1 dari 5 perempuan usia 20-24 tahun menikah sebelum ulang tahun ke-18. 15 juta anak di bawah umur menjadi korban pemerkosaan. 

Hal-hal diatas mengarahkan temuan bahwa kaum laki-laki adalah tersangkanya. Untuk itu kaum feminis dan narasi konstruktif setiap tanggal 21 April menjadi gerakan kampanye menghapus aturan, perilaku, stigma dan tradisi yang tidak berpihak pada perempuan. Juga gerakan yang ingin menunjukan bahwa kaum perempuan itu berdaya, baca di youtube Gita Wirjawan.

Sebagai bagian dari kaum laki-laki, tidak enak rasanya jika seolah-olah ketika kaum perempuan memberikan narasinya secara tidak langsung memojokkan kaum laki-laki. Lantaran, logikanya kaum laki-laki adalah tersangkanya. 

Bagi saya, yang memiliki 2 ibu dan istri serta satu anak perempuan, jika perseteruan ini masih saja berlangsung, damai sajalah. Banyak pula kaum laki-laki yang berpikiran "dami." Terkhusus mereka yang mengagumi senja, dan lain jenisnya. Buktinya mereka selalu menarasikan wanita selalu benar. Daan efeknya mereka lebih sering minta maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun