"Lobak yang tumbuh dari jerih payah kami berakhir dengan kegagalan panen. Anehnya, di tengah kekecewaan itu, pemilik ladang malah memperlihatkan senyuman cerah yang membuatku bingung"
Besar di daerah yang mayoritas warganya bekerja di sektor pertanian, saya sering melihat air mata para petani yang disebabkan kegagalan panen dan harga hasil pertanian yang jatuh sampai tidak ada harganya.
Di sisi lain, Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang saya lihat di Jepang.
Selama Satu Semester di tahun 2022, saya dan beberapa teman saya mengikuti program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka (MBKM) di sebuah perusahaan pertanian di Hokaido, Jepang. Saat itu kami sempat mengalami gagal panen lobak karena kualitasnya tidak sesuai dengan standar, meskipun sebenarnya masih bisa dikonsumsi.
Hasilnya, lobak-lobak yang tidak sesuai standar itu harus dimusnahkan. Tetapi anehnya saat itu petani dan pemilik lahan disana tetap menunjukan wajah yang cerah seperti hari biasa. Karena penasaran, saya pun bertanya kepada pemilik lahan disana. "Kita baru saja gagal panen, mengapa anda tidak sedih sama sekali?"
Pemilik lahan menjelaskan bahwa di sana terdapat sebuah sistem, di mana pemerintah membeli hasil pertanian dari para petani tanpa memedulikan kegagalan atau suksesnya panen. Artinya, meski lobak kami gagal panen, pemerintah tetap akan membayar dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.
Satu peristiwa ini membuka mata saya, ternyata banyak sekali pelajaran berharga yang bisa didapat saat kita melakukan kegiatan pelajaran diluar kelas kuliah. Ditambah lagi program Magang yang lebih fleksibel ini membuat saya bisa memahami lebih dalam bagaimana sistem Pertanian di Jepang. Â Pelajaran dan pengalaman ini mungkin juga bisa menjawab permasalahan yang ada di Indonesia.
Bayangkan saja potensi kegiatan Merdeka Belajar seperti MBKM, dari satu pengalaman magang saat gagal panen lobak, saya bisa melihat dan membandingkan bagaimana negara maju bisa mengatasi permasalahan yang sama seperti gagal panen di Indonesia. Mungkin jika kita bisa menyerap pelajaran dari sistem pertanian Jepang kita bisa mengurangi tangisan-tangisan petani kita yang gagal panen.
Tetapi saya tau hal ini bukan hal mudah, dari yang saya pelajari saat magang di Jepang hampir semua lini masyarakat dan pemerintah saling bekerja mendukung satu sama lain sampai bisa menciptakan sistem pertanian yang efektif, efisien, berkualitas, dan adil.
Karena Pengalaman inilah saya percaya, untuk maju kita tidak bisa bergerak sendiri. untuk membangun sistem pertanian ataupun sistem di berbagai lini kehidupan lainya di Indonesia, kita harus bergerak Bersama. Terlebih lagi sekarang kita memiliki kurikulum Merdeka Belajar yang bisa menjadi wahana untuk mengembangkan potensi kita semua.