Mohon tunggu...
haris prasetio budi
haris prasetio budi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Swasta

Social Observers

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sore Bersama Bapak

28 Mei 2020   09:53 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:44 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Script by Haris Prasetio

SINOPSIS

Erik anak tunggal dari Bu Reni dan Pak Darto, berusia 8 tahun. Anak tunggal yang tak pernah dimanja, tapi sering kena marah oleh Bu Reni. Apalagi pada musim liburan kali ini, pada suatu sore Erik kena sindir Bu Reni, karena seharian tidak belajar.

Seperti  biasa Pak Darto sebagai penengah. Sang Bapak mengajak Erik ke sawah untuk belajar. Sore itu Erik belajar IPA (Ilmu pengetahuan alam) tentang macam-macam simbiosis.

FADE IN

 Adegan 1 : Ruang Keluarga

Pemeran : Bu Reni (Ibu), Pak Darto (Bapak), Erik (Anak)

Dialog :

Pak Darto : “Wah, Erik sekarang hari apa ya? Rajin banget ibu sore gini sudah nyiapin makan malam.” Sapa bapak ketika baru saja masuk rumah sehabis menyiram tanaman di depan.

Erik : “Biasa pak tadi habis dapat arisan di tempat Bu Tini.” Sahut Erik sembari menonton TV.

Bu Reni : “Eh kamu, masih bersyukur kamu seharian cuma main game sama nonton tv melulu masih dimasakin, lihat itu si Elis anak Bu Tini udah rajin bantu orang tua, pintar lagi.” Jawab Ibu sambil sedikit emosi.

Erik :”Ih ibu selalu banding-bandingin aku, Elis kan memang dasarnya pintar Bu.” Jawab Erik, mematikan TV lalu keluar ke depan rumah.

Pak Darto : “ Bapak mandi dulu ahhh, habis itu mau ngajak Erik belajar.” Pak Darto mlipir ke kamar mandi.

Bu Reni : “Belajar?” menunjukkan raut muka yang bingung.

Adegan 2 : Teras rumah

Pemeran : Pak Darto dan Erik

Dialog :

Sehabis mandi Pak Darto berjalan ke luar rumah membawa botol dengan tutup berselang panjang.

Pak Darto : “Lagi ngapain Rik?” sambil memberi minum burung perkutut.

Erik: “ Habis main mobil-mobilan Pak.”

Pak Darto : “ Bapak ajak ke sawah mau?”

Erik : “ Mau ngapain pak, sore-sore gini mau ke sawah.”

Pak Darto : “Udah tinggal jawab mau nggak?” Sambil menggantungkan kurungan burung. Lalu masuk ke rumah.

Erik : “Ya udah deh ngikut.” Memakai sandal capit. Lalu duduk di tangga teras, sembari menunggu bapak.

 

Adegan 3 : Ruang Keluarga

Pemeran : Pak Darto, Bu Reni

Dialog :

Pak Darto : “Bu, aku sama erik mau ke sawah bentar ya.” Mengambil topi di centelan dekat pintu.

Bu Reni : “Ngapain pak mau ke sawah sore-sore gini?” Sambil menata kursi makan.

Pak Darto: “ Kan tadi udah bilang. Mau ngajak Erik belajar.” Nada suara agak naik. Sembari berjalan menuju teras.

Bu Reni : ”Belajar di sawah?” muka bingung lalu geleng-geleng.

Adegan 4 : Jalan kampung

Pemeran : Erik, Pak Darto, Pak No

Dialog :

Erik : “Sebenarnya mau ngapain sih kita ke sawah pak?” Sambil berjalan menuju sawah.

Pak Darto : “Bapak kangen suasana sawah Rik, apalagi sekarang musim habis panen.”

Erik : “Emang kenapa kalau habis panen?”

Pak Darto : “ Nanti bapak ceritain kalo dah di sawah. Eh, habis dari sawah Pak No?” Tiba-tiba menyapa salah satu warga.

Pak No : “Iya nih Pak Darto, bawa sekam buat pakan sapi.” Sambil senyum.

Erik : “Eh Pak, Emang sapi doyan sekam padi?” Muka penasaran

Pak Darto : “ Doyan, nanti Pak No mencampurnya dengan konsentrat.”

Erik : “Pak No merawat sapinya serius bener ya Pak.”

Pak Darto : “Iya lah. Nanti kalau nggak dirawat siapa yang bantu bajak sawahnya?”

Erik : “Iya juga ya Pak.”

Pak Darto : “ Ya iya lah.”

Adegan 5 : Kebun dekat sawah

Pemeran : Pak Darto, Erik.

Dialog :

Erik : “ Eh, ada mie-mie’an.” Sambil tetap berjalan.

Pak Darto : “Mie-mie’an? Mana Rik?”.

Erik : “Itu tuh, di tanaman teh-teh’an itu.” Sambil menunjuk tanaman pagar di kebun pembatas.

Pak Darto : “Oh itu, nggak lama lagi pasti mati itu teh-teh’annya.

Erik : “Paling bentar lagi juga temen-temenku yang cewek ngambil buat main pasaran. Emang kenapa bisa mati Pak?”

Pak Darto : ” Nanti bapak ceritain di sawah.”

Adegan 6 : Gubug di tengah Sawah

Pemeran : Erik dan Pak Darto

Dialog :

Pak Darto : “Nak, kamu tau nggak?”

Erik : “nggak pak, apa emangnya Pak?.” Muka datar

Pak Darto : “Dulu waktu bapak kecil, sering melihat kebo di sawah ini.”

Erik : “Ngapain kebo di sini Pak?” muka penasaran.

Pak Darto: “Dulu di kampung ada orang namanya Pak Tin, beliau punya kerbau yang selalu diangon di sawah ini. Sering ada burung jalak di atas punggungnya. Makanya dinamakan jalak kerbau.” Sambil mencabuti rumput kecil di sekitar gubuk dan sesekali memandang persawahan yang sebagian ada tumpukan jerami.

Erik : “Kenapa dinamakan Jalak Kerbau?”

Pak Darto : “Ya karena memang hobinya thongkrong di punggung kebo.”

Erik : “Kebonya nggak marah tuh Pak?” sambil melempar krikil ke arah sawah.

Pak Darto : “Kebonya malah seneng Rik, itu si jalak makan kutu yang nempel di badan kebo.”

Erik : “Ternyata mereka best friend ya Pak?”

Pak Darto : “ Iya, kayak kamu sama Ibu.”

Erik : “ Hmmmmh...itu beda cerita, ayok balik pak.” Berdiri lalu berjalan menuju arah pulang, diikuti Pak Darto.

Adegan 7 : Teras Rumah

Pemeran : Pak Darto, Bu Reni, Erik

Dialog :

Bu Reni : “Udah nih belajar di sawahnya?” sambil menuangkan teh anget.

Erik : “Belajar? Orang kita thongkrong-thongkrong aja di gubuk.”

Pak Darto: “Udah Bu, barusan kami belajar tentang simbiosis.” Sahut Pak Darto seketika.

Erik : “ Ha, simbiosis. Apaaaan?” mengernyit.

Pak Darto; “ Simbiosis itu hubungan antara dua makluk hidup atau lebih Rik,  Bisa saling menguntungkan, bisa ada yang untung dan rugi, bisa juga untung dan yang satunya nggak rugi.”

Erik : “Contohnya Pak?”

Pak Darto: “Kamu inget tanaman teh-tehan yang ada mie kuning di atasnya tadi? Itu namanya simbiosis parasitisme. Teh-tehannya rugi karena sari makanannya di ambil sama semacam mie kuning tadi, lama kelamaan kalo cadangan makanan teh-tehan habis maka akan mati. Kan merugikan tuh.”

Erik : “Ooowwww.Trus yang lain?”

Pak Darto :” Inget cerita masa kecil bapak sering liat kebo sama jalak? Itu namanya simbiosis mutualisme. Karena kebo sama jalak sama-sama diuntungkan.”

Erik :” Hmmm, yang untung sama nggak dirugikan apa dhong?” Penasaran dan memperhatikan.

Pak Darto : “ Kamu bisa lihat tanaman anggrek di pohon mangga itu?” menunjuk pohon anggrek depan rumah.

Erik : “Oh itu. Wah bisa-bisa pohon mangganya bisa mati dong pak?” muka panik.

Pak Darto : “Nggak bakal mati, karena anggrek bukan tanaman parasit. Jadi anggrek diuntungkan karena nutrisinya mengambil dari permukaan batang saja. Jadi Pohon mangganya nggak mati dan nggak rugi juga Rik. Makanya bapak tanam di situ.”

Erik : “Trus namanya simbiosis apaan dhong pak?”

Pak Darto : “Namanya simbiosis komensalisme. Itu yang dinamakan simbiosis, Paham?”

Bu Reni : “Paham nggak Rik?”

Erik : “ Ye laa.” Muka cemberut.

Bu Reni : “Ni teh angetnya pada diminum.”

 

Tamat

#tantangan komik 

#tantangan naskah skenario film pendek

Artikel ini diikutkan dalam #tantangan komik, #tantangan naskah skenario film pendek 
Artikel ini diikutkan dalam #tantangan komik, #tantangan naskah skenario film pendek 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun