Kisah miris datang dari Kabupaten Grobogan, dimana seorang cucu menyuruh kakeknya untuk mengemis setiap hari agar dirinya bisa mendapatkan uang saku. Diduga kedua orang tua anak tersebut telah bercerai dan dia saat ini tinggal bersama kakeknya digubuk yang cukup sederhana. Namun hal yang amat disayangkan dari lansiran berita tersebut yaitu sikap anak tersebut terhadap kakek nya yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Pastinya setelah membaca atau bahkan dari kalian sudah menonton di video rekaman yang tersebar di media sosial, dimana anak wanita tersebut yang bertindak tidak bermoral terhadap Kakek nya sendiri. Sungguh dalam hati tentunya saya sedikit jengkel dan mengumpat atas perbuatan anak itu. Tapi jika dipikir-pikir ulang banyak faktor yang mempengaruhi tindakan tidak bermoral anak tersebut.
Yang pertama faktor perpecahan keluarga atau bisa disebut dengan broken home sehingga pendidikan moral tidak bisa ditanamkan dengan baik pada karakter anak tersebut. Mengapa saya bisa mengatakan anak broken home pendidikan moral nya kurang? Eitsss tapi jangan salah tanggap ya kawan-kawan yang saya maksud disini beberapa dari kasus-kasus yang pernah ada.
Berbicara tentang moral apasih moral itu? Menurut Widjaja moral merupakan ajaran mengenai baik dan buruk nya perbuatan atau perilaku pada diri manusia, jadi dapat dikatakan moral berkaitan erat dengan akhlak terhadap manusia lain atau bahkan terhadap lingkungan sekitar.
Nilai moral-moral bersifat mengikat pada diri seseorang dan tingkatan moral menjadi sesuatu yang hukum yang telah disepakati oleh masyarakat sekitarnya dan bahkan menjadi budaya pada daerah tersebut, contoh kecil nya berbicara menggunakan bahasa krama halus terhadap orang yang lebih tua, di Jawa sudah menjadi kewajiban bagi orang Jawa, jika dia tidak menggunakannya maka akan dianggap tidak sopan atau dikatakan tidak bermoral.Â
Ya mungkin itu adalah salah satu contoh kecil yang sepele nanti akan ada kasus-kasus yang lebih besar di masyarakat.
Kembali lagi pada hubungan anak broken home dengan pendidikan moral yang dimilikinya, kalian pasti sudah tidak asing dengan salah satu pepatah bahwasanya ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak nya. Logika yang cukup relate bagi peristiwa ini, mengapa saya dapat mengatakan demikian?Â
Bayangkan jika anak yang polos dan belum mengetahui tentang kehidupan seutuhnya sudah kehilangan madrasah nya, maka siapa yang akan mengajari nya memandang kehidupan dunia dengan baik? Bagaikan kereta yang kehilangan kendali nya maka kereta tersebut tidak dapat berjalan dengan baik ya bunda-bunda.
Memang tidak semua dapat dipukul rata mengenai hal ini masih banyak diluar sana anak broken home yang sukses dan memiliki moral yang berkualitas, tapi semua harus memenuhi syarat yang penting nih teman-teman. Yang pertama mengenai didikan yang berkualitas.Â
Jadi ketika anak tersebut hidup bersama orang yang tepat dan didik dengan tepat maka dia akan tumbuh dengan perilaku moral yang baik, sebaliknya jika dia hidup dengan orang yang tidak tepat maka dia akan tumbuh dengan perilaku yang kurang bermoral, sebab pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan tidak bermoral akan tetapi, sejak pertama kali dia dilahirkan ke dunia ini seorang anak sudah siap untuk di didik sebagai manusi bermoral.Â
Sama halnya dengan pendidikan lain nya anak sejak kecil harus diajarkan tentang pendidikan moral, sebab moral adalah kunci utama untuk menghadapi kehidupan.
Kemudian adalah lingkungan, lingkungan pembentuk utama bagi moral anak, pernah saya temukan di suatu daerah, dimana daerah tersebut tempat lingkungan begal, atau disebut dengan sarangnya pencurian motor.
Rata-rata di daerah tersebut mereka dijejali dengan pemandangan pencurian sejak kecil sehingga mereka tumbuh dan berkembang dengan perangai yang sama dengan lingkungan nya yaitu tumbuh sebagai pribadi yang tidak bermoral, melakukan pembunuhan sudah biasa melukai orang lain adalah hal biasa di sana, bahkan pencurian yang dimata hukum adalah hal yang sangat aneh dan tidak bermoral menjadi hal yang biasa disana.Â
Sangat miris sekali jika dilihat dari sisi pandang hukum yang ada. Oleh sebab itu pemilihan lingkungan pendidikan dan lingkungan bermain bagi anak sangatlah penting sekali.
Selanjutnya mari kita bahas mengenai teori moralitas dalam pandangan para ahli menurut Piaget, Piaget membagi tahapan moralitas menjadi dua bagian yaitu
1. Realisme moral, pada tahapan ini anak akan mengetahui benar atau salah nya berdasarkan peraturan yang ada. Dalam tahap ini setiap perilaku akan ada konsekuensinya oleh sebab itu mereka dapat mengetahui salah atau benar berdasarkan konsekuensi yang ada.
2. Moralitas oleh kerjasama atau hubungan timbal balik, pada tahap yang kedua dijelaskan oleh Piaget anak akan berperilaku berdasarkan tujuan yang diinginkan nya. Tahap ini akan tumbuh pada anak saat menginjak usia 5 hingga 8 tahun.
Mereka akan merubah pemikiran nya dari yang awalnya berpikir sekedar salah benar,akan berubah menjadi bagaimana cara bersikap moral dengan kompleks seperti bagaimana cara berbuat baik dan bagaimana cara bersikap dengan baik terhadap orang lain agar mereka diterima oleh lingkungan nya sesuai dengan hukum masyarakat yang ada.
Pendidikan moral itu sangat penting ya teman-teman dan bunda-bunda semua, dan peran moral perlu ditanamkan sejak kecil. Tidak peduli dia berlatar belakang dari keluarga seperti apapun moralitas harus tetap ada pada sosok diri manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H