Hingga saat ini, rumusan pemeriksaan di laboratorium tidur, masih mengikuti apa-apa yang diuraikan oleh Dement dan Guilleminault saat itu.
Sleep Apnea
Henti nafas saat tidur dapat terjadi berulang kali dalam tidur. Saluran nafas yang sempit, pada saat tidur akan melemas dan kolaps. Akibatnya penderita seolah tercekik tak dapat bernafas. Dalam sesak, tubuh akan membangunkan otak sejenak agar penderita terbangun dan bernafas, lalu tidur dan mendengkur lagi.
Walau ia berulang kali bangun, tapi di pagi hari penderita sleep apnea sama sekali tak ingat. Ia hanya terbangun sejenak tanpa terjaga. Sementara kadar oksigen naik turun sepanjang malam.
Setiap episode henti nafas bisa bervariasi, mulai dari 10 detik, 20 detik hingga satu menit lebih. Kadar oksigen pun turun dan naik sepanjang malam. Bayangkan juga kerja jantung yang memberat pada saat tidur. Ya, penderita sleep apnea bertaruh nyawa dalam tidurnya.
Perawatan
Tetapi perawatan penderita sleep apnea masih belum ada yang memuaskan. Saat itu penderita sleep apnea hanya dirawat secara simptomatis. Mereka hanya diberikan obat-obatan untuk mengatasi kantuk. Henti nafas sendiri tetap terjadi, dan penyakit-penyakit lanjutan dari sleep apnea pun tak dapat dicegah.
Dalam buku yang ditulisnya, Dement menceritakan pengalamannya merawat penderita sleep apnea. Ia pernah menemui penderita sleep apnea berusia 13 tahun yang telah mendengkur bertahun-tahun. Saat dirujuk, anak tersebut dalam kondisi menderita tekanan darah tinggi yang parah dan tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Setelah menjalani pemeriksaan, Dement menyarankan agar dilakukan tracheostomy, sebuah tindakan untuk membuat saluran nafas baru dengan membuat lubang di leher. Tindakan yang amat berani. Namun setelah nafas si anak berjalan lancar selama tidur, hipertensi yang dideritanya hilang begitu saja. Tetapi sayang, kondisi kurang oksigen selama tidur yang dialaminya bertahun-tahun telah menyebabkan kerusakan otak. Pemeriksaan kecerdasan dan kemampuan kognitif menunjukkan hasil yang buruk.
Sebagai alternatif tracheostomy, seorang dokter ahli paru Australia, Colin Sullivan di tahun 1981 memperkenalkan sebuah mesin bernama CPAP (continuous positive airway pressure). Dengan cerdas ia memodifikasi alat penyedot debu agar meniupkan tekanan. Lewat masker yang hanya menutupi hidung, udara bertekanan ditiupkan untuk mengganjal saluran nafas atas agar tak menutup.
Perawatan dengan CPAP dinilai yang paling efektif dan non infasif saat ini hingga dianggap sebagai baku emas perawatan. Sementara bentuk-bentuk perawatan lain juga diperkenalkan seperti beberapa tindakan bedah atau penggunaan dental appliances
Penderita Sleep Apnea