Mohon tunggu...
Harta Sujarwo
Harta Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Pedagang

Pembelajar multidimensional yang sedang bermetamorfosa, Pengamat, Peneliti, Kritikus dan Invisible Writer

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sosialisasi Go Digital UMKM Jaga SSK di Tengah Covid-19

18 Juni 2020   03:10 Diperbarui: 18 Juni 2020   03:09 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bila kamu memberikan seseorang ikan, maka kamu hanya menghidupinya sehari. Tapi berilah ia kail, agar kail itu bisa menghidupinya setiap hari".

Nah, kebetulan aku sejak awal WFH, telah merintis usaha kuliner dan kekurangan tenaga kerja. Lalu aku tawarkan sistem kerjasama pada pria yang terdampak Covid-19 itu. Kutawarkan sistemnya bagi hasil dan atau komisi sesuai omset penjualan. Tapi ia meminta agar jerih payahnya diupahi setiap hari minimal 100.000 Rupiah.

Akhirnya kami membuat kesepakatan untuk merintis Home Industry. Semua ide bisnis berasal dari  browsing internet dan eksperimen, termasuk persediaan bahan bakunya. Berbagai menu makanan dan jajanan pasar yang kujual itu kini pun bisa diorder lewat aplikasi Gofood yang kudaftarkan melalui GoBiz. ku pasarkan juga lewat Instagram, Facebook, WA, bahkan Google My Business. Hal ini sebagai upaya menumbuhkan sektor ekonomi rumah tanggaku dan tetanggaku melalui digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Demi  efektifitas dan efisiensi, kubagi tugas. Aku bagian Perencanaan dan pembukuan dengan aplikasi digital, tapi persiapan bahan baku dan meracik bumbu hingga siap eksekusi tetap secara konvensional. Sedangkan istriku lebih bertugas pada bagian eksekusi komposisi dan takaran bumbu, lalu ia memasaknya. Kalau ia sedang masuk kantor, aku memasaknya sesuai Standard Operasional Kerja (SOP) kami. ketika kami kewalahan, kami menerima tetangga  untuk membantu kerja. Awalnya anak tetangga kami itu  datang mengeluh karena  terdampak Covid-19. Maka ia kutugaskan membantu kami bagian bersih-bersih rumah, peralatan/perlengkapan masak dan pengemasannya termasuk penyegelan berbagai varian sambal.

Sedangkan ayahnya sendiri bertugas pada bagian pemasaran untuk wilayah offline dan memfollow --up orderan online dari ponselku.  Dibantu sistem konsinyasi atau titip jual  mempermudah kami mendapat lahan distribusi tanpa harus sewa lapak. Jika aku kewalahan, istriku juga membantu pemasarannya. Kami percaya diri karena selain cita rasanya, penyajiannya hiegenis dan tanpa zat adiktif. Sehingga kami berani menggaransi mutu produk kami.

Produktifitas dan varian produk kami ada kemajuan karena meningkatnya permintaan. Walau belum maju pesat. Setidaknya sejak New Normal diberlakukan 1 Juni 2020, pertumbuhan ekonomi rumah tangga kami merangkak naik. Harapanku pertumbuhan ekonomi di lingkungan tetanggaku juga meningkat. Apalagi masih banyak yang terdampak Covid-19. Beginilah kreatifitasku untuk go digital dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).

Dalam mengantisipasi Covid-19 sebagai krisis kesehatan, kami tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19 sebagaimana yang dianjurkan pemerintah dengan penuh disiplin. Misalnya selalu menggunakan masker, jaga jarak dari kerumunan, bekerja di rumah saja sebisa mungkin, selalu mencuci tangan dan berolahraga, makan dan minum yang bergizi dan seimbang, berupaya melakukan pembayaran seara non-tunai agar bakteri dan virus yang bisa menempel di uang kertas tidak menyebar. Sedangkan untuk meyakinkan diri, kuselalu membaca segala pemikiran  proporsional hingga menimbulkan tekad baja. Lalu tanggap  terkait dinamika digitalisasi. Maka ini juga berperilaku cerdas agar tetap sehat lahir-batin di tengah ketidakpastian.

Sedangkan berperilaku cerdas masyarakat yang diharapkan Bank Indonesia adalah tidak menarik simpanan di bank secara besar-besaran (rush), tidak bertransaksi spekulasi sekedar mencari keuntungan pribadi, tidak melakukan panic selling atau panic redeeming terhadap produk-produk investasi yang dimiliki. Di samping itu, masyarakat dituntut Bank Indonesia  untuk selalu bijak bermedia sosial dengan tidak menyebarkan hoaks atau isu-isu yang menimbulkan kepanikan.  Begitulah  Bank Indonesia bertugas menstabilkan nilai Rupiah. Mulai dari menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, sampai menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.

menurut Bank Indonesia adanya ruang penurunan suku bunga, dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, maka menurutku pertumbuhan ekonomi ini harus tetap diupayakan secara bergotong-royong dan kekeluargaan. Solusinya mulai dari investor yang secara total membantu UMKM yang terdampak pandemi Corona. Mereka yang terdampak wajib dibantu selama pelaku UMKM tersebut mau bekerja keras dan mau belajar untuk bekerja cerdas serta bekerja ikhlas demi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi bantuan pinjamam yang diberikan harus membuat UMKM naik kelas menjadi UKM .

Masalah penimbunan dana dan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari dapat menghambat  produktivitas  UMKM. lalu  konsumen menjadi menurun daya belinya. Selain itu perlu juga para investor mendukung percepatan penanganan Covid-19 demi memulihkan pertumbuhan ekonomi UMKM dan Stabilitas Sistem Keuangan.

Sistem keuangan yang terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan dan perusahaan non keuangan dan rumah tangga harus saling berinteraksi dengan teknologi  digital untuk mempermudah pendanaan dan atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan perekonomian, klhususnya bagi UMKM. Sistem keuangan stabil itu harus mampu berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan ekternal. Sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas prekonomian nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun