Mohon tunggu...
pramudyo mahendrajati
pramudyo mahendrajati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dilema Ekonomi dan Keamanan Korea Selatan Membutuhkan Pendekatan Multi-aspek

8 Mei 2023   20:54 Diperbarui: 8 Mei 2023   22:02 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan menghadapi dilema ekonomi dan keamanan yang serius yang membutuhkan pendekatan multi-cabang guna menghadapi tantangan tersebut. Menurut The Diplomat, ekonomi Korea Selatan menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan, seperti populasi yang menua, ketergantungan pada sejumlah industri yang besar, dan kebutuhan akan lebih banyak investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mengatasi hambatan ini. 

Korea Selatan harus mendiversifikasi ekonominya, melakukan investasi dalam inovasi, dan menekankan pada kelestarian lingkungan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini dan menjamin pembangunan ekonomi jangka panjang.

Salah satu tantangan yang serius yang harus dihadapi oleh korea selatan adalah populasi yang menua. Menurut sebuah survei oleh Institut Industri, Ekonomi, dan Perdagangan Korea, pada tahun 2040 populasi usia kerja di korea seletan dirprediksi akan berkurang sebanyak 5,5 juta, sehingga akan memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi negara. 

Guna mengatasi masalah ini, Korea Selatan harus menerapkan langkah-langkah untuk mendorong partisipasi angkatan kerja yang lebih tinggi, seperti mendorong jadwal kerja yang fleksibel dan memperbesar jaring pengaman sosial. Hal ini dapat berkontribusi pada negara yang memiliki tenaga kerja yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Tanntangan lain bagi Korea Selatan adalah ketergantungannya yang berlebihan pada sejumlah industri utama, seperti semikonduktor dan otomotif. Meskipun fondasi ekspansi ekonomi Korea Selatan cukup besar, tetapi sektor-sektor ini juga membuat korea selatan akan mengalami resiko yang besar pula. Kemerosotan ekonomi dalam bisnis semikonduktor global adalah contonya, yang dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap Korea Selatan. 

Untuk mengatasi masalah ini, Korea Selatan harus mendiversifikasi ekonominya dan mendorong perluasan sektor-sektor baru. Ini tentunya akan membuthkan pendanaan untuk industri yang sedang berkembang seperti layanan digital, bioteknologi, dan energi terbarukan.

Selain itu, investasi dalam inovasi juga perlu diperhatikan korea selatan agar, penelitian dan pengembangan yang ada masih menjadi faktor terdepan dalam berinovasi. Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Korea Selatan berinvestasi lebih sedikit untuk penelitian dan pengembangan dibandingkan negara industri lainnya. 

Pemerintah harus memfokuskan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan dan mendorong partisipasi dari sektor bisnis untuk mengatasi masalah ini. Hal ini dapat membantu kapasitas Korea Selatan untuk memproduksi barang dan teknologi baru yang akan memacu ekspansi ekonomi dan membuka prospek lapangan kerja baru.

Dalam tujuan pertumbuhan ekonominya, Korea Selatan harus mempertimbangkan kelestarian lingkungan di samping prioritas lain seperti populasi yang menua, diversifikasi ekonomi, dan investasi dalam inovasi. Perekonomian nasional menghadapi risiko besar akibat bencana alam, seperti angin topan dan bencana alam lainnya. Korea Selatan harus menciptakan model ekonomi yang lebih berkelanjutan yang menggabungkan pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi untuk mengatasi masalah ini. Hal ini dapat mencakup kegiatan seperti mengembangkan energi terbarukan, mengurangi emisi CO2, dan menciptakan teknologi ramah lingkungan. Selain mengurangi limbah dan polusi, hal ini juga dapat melibatkan langkah-langkah untuk melestarikan dan membangun kembali habitat alami.

Namun, untuk mengatasi tantangan tantangan ini diperlukan strategi multifaset yang melibatkan sektor publik dan korporasi, serta akademisi dan masyarakat sipil. Pemerintah harus menerapkan langkah-langkah yang mendukung inovasi, kelestarian lingkungan, dan diversifikasi ekonomi. Selain mendukung inovasi dan penelitian dan pengembangan, sektor swasta juga harus berinvestasi dalam mengembangkan industri. Untuk mendorong inovasi dan transfer pengetahuan, ilmu pengetahuan harus berkolaborasi dengan bisnis dan pemerintah. Kebijakan yang mengatasi masalah yang dihadapi ekonomi nasional harus melibatkan masyarakat sipil dalam pengembangan dan pelaksanaannya.  

Kemudian guna meningkatkan integrasi ekonomi regional dan menjamin stabilitas regional, Korea Selatan juga harus meningkatkan kerja samanya dengan negara-negara lain di kawasan ini. Inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dapat memberikan kesempatan bagi Korea Selatan untuk mendiversifikasi hubungan perdagangan dan investasinya serta meningkatkan kolaborasi ekonomi. 

Namun, sangat penting bagi Korea Selatan untuk melakukan pendekatan terhadap program-program ini dengan hati-hati dan mempertimbangkan keuntungan dan bahayanya dengan baik. Sebagai contoh, Inisiatif Sabuk dan Jalan telah mendapat kecaman karena kurangnya transparansi dan kemungkinan negara-negara yang berpartisipasi jatuh ke dalam jebakan utang. Oleh karena itu, Korea Selatan harus mengevaluasi keuntungan dan kerugian dari upaya ini dan melakukan tawar-menawar untuk mendapatkan kondisi yang menguntungkan yang dapat melindungi kepentingan ekonominya.

Selain itu, pemerintah Korea Selatan harus fokus pada perluasan sektor usaha kecil dan menengah (UKM). UKM merupakan tulang punggung ekonomi dan dapat menyediakan kesempatan kerja, mendiversifikasi ekonomi, dan mendorong inovasi. 

Menurut sebuah laporan dari Korea Institute for Entrepreneurship Development, UKM mencakup 99,8% dari seluruh perusahaan di Korea Selatan, namun hanya menyumbang 52% dari PDB negara tersebut. Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung UKM dengan memberikan mereka akses mudah ke modal dan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung yang mendorong kewirausahaan dan inovasi.

Selain itu, Korea Selatan juga harus memprioritaskan transformasi digital, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital di banyak industri dan Korea Selatan harus mengikuti tren ini agar tetap kompetitif. Menurut Indeks Ekonomi dan Masyarakat Digital, Korea Selatan menempati urutan pertama di dunia dalam hal penetrasi internet dan keterampilan digital, tetapi tertinggal di berbagai bidang seperti layanan publik digital dan penggunaan teknologi digital dalam bisnis. Dengan berinvestasi dalam infrastruktur digital, meningkatkan keterampilan digital, dan mempromosikan penggunaan teknologi digital dalam bisnis, Korea Selatan dapat membuka potensi ekonomi digitalnya dan menciptakan peluang kerja baru.

Singkatnya, dilema keamanan ekonomi Korea Selatan membutuhkan pendekatan multifaset yang menangani populasi yang menua, mendiversifikasi ekonominya, berinvestasi dalam inovasi, dan memprioritaskan kelestarian lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Korea Selatan harus mengadopsi kebijakan yang mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, mendorong inovasi dan investasi, serta mendorong kerja sama regional. Mengatasi tantangan-tantangan ini secara komprehensif akan membantu Korea Selatan mengamankan kemakmuran ekonomi jangka panjang dan tetap kompetitif dalam ekonomi global. Pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun