Sidoarjo, Meroketnya membuat peternak ayam petelur semringah. Bahkan, mereka kewalahan memenuhi permintaan pasar yang melonjak berkali-kali lipat
Seperti yang dialami Samiun, 63, merupakan peternak Ayam Petelur Di Gampingrowo, kec. Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Diakuinya, lonjakan harga telur di pasaran akhir-akhir ini membawa angin segar bagi para peternak. Pasalnya, harga telur dari kandang ikut naik.
"Sekarang harga yang saya patok Rp. 27.000 per kilogram,''
tuturnya. Dikatakannya pada bulan Desember meroket hingga menyentuh harga Rp. 28.500. Kenaikan harga telur ditahun ini membawa berkah tersendiri bagi para peternak.
"untuk harga sekian masih mendapat kan untung mas alhamdulillah,''
tuturnya
Samiun menyebut, meroketnya harga telur dibarengi dengan stabilnya harga konsentrat pakan ayam. Yakni di kisaran Rp 375 ribu kemasan 50 kg. Alhasil, hasil panen dan harga jual telur pun mengalami tren positif. ’’Alhamdulillah harga pakan tidak ikut naik. Sudah tiga bulan ini harganya stabil. Mungkin beda lagi kalau harga pakan ikut naik,’’ tuturya.
Tak sampai di situ. Bulan lalu, permintaan telur dari kandang pun melonjak hingga berkali-kali lipat. Produksi telur yang mencapai 7 kilogram per hari dari 129 ekor ayam miliknya itu pun mesti ludes terjual. Bahkan, ia kerap menolak sejumlah tengkulak yang datang ke kandang lantaran tak bisa memenuhi permintaan telur.
“Bulan lalu permintaan naik drastis dikarenakan menjelang, NATARU (natal dan tahun baru). Permintaan bisa samapai 15kg-hari, sedangkan produksi telur cuma 7kg-hari itu pun habis dibeli oleh warga sekitar,’’ tutur Samiun.
Menurut saya pribadi kenaikan dan turunnya harga telur di pengaruhi oleh bebeerapa faktor sebagai berikut :
Â
Telur ayam bisa mengalami kenaikan harga karena beberapa faktor, seperti peningkatan biaya pakan ayam, fluktuasi permintaan dan pasokan, atau kondisi cuaca yang mempengaruhi produksi telur. Faktor ekonomi dan lingkungan dapat berkontribusi pada naiknya harga telur.
Â
Â
Penyebab Harga Telur Turun:
Terkadang dalam usaha tidak bisa dipungkiri akan ada masa di mana kita akan merugi, walaupun demikian sejatinya masih lebih banyak untungnya dibanding dengan ruginya dalam ternak ayam petelur. Meskipun begitu secara periode dan bulan tertentu dengan melihat harga beberapa tahun kebelakang kita bisa membuat sebuah catatan baik akan turun ataupun naiknya sama seperti harga ayam broiler.
Secara garis besar saya telah merangkum beberapa hal berikut ini yang menjadi penyebab harga telur turun, seperti:
Serapan pasar turun. Alias konsumsi masyarakat turun baik karena kurangnya hajatan atau pesta.
Adanya pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran. Ini berdampak bagi warung makan di sekitar, penjual eceran, dan bagi karyawan yang akan menghemat pengeluaran semaksimal mungkin. Contohnya saja seperti awal Covid-19.
Stok melimpah dan permintaan pasar turun. Jika stok melimpah dan banyak tetapi permintaan juga tinggi ini masih akan menutupi dan menstabilkan harga, tetapi jika diikuti dengan daya beli masyarakat yang lemah harga telur akan rendah. Dengan banyaknya stok peternak akan mengeluarkan telur yang sudah di simpan lama agar tidak busuk dengan harga yang tidak lagi mengacu pada standartnya.
Â
Berikut adalah harga telur di beberapa daerah :
Daerah
Harga hari ini
Harga kemarin
Keterangan
Malang
21.500
21.500
Tetap
Surabaya
22.000 – 22.500
22.000 – 22.500
Tetap
Jakarta
23.000 – 23.500
23.000 – 23.500
Tetap
Tegal
23.000
23.300
Turun
Jogja
22.300 – 22.700
22.400 – 22.700
Naik
Lampung
23.500
23.500
Tetap
Pelambang
21.500
21.500
Tetap
https://peternakrakyat.com/harga-telur-hari-ini/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H