Sejak ditetapkannya taman nasional (TN) Komodo di kabupaten Manggarai Barat provinsi NTT sebagai destinasi wisata berkelas super premium (kelas dunia), selain selain Candi Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, Kawasan Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang di Minahasa Utara, Sulawesi Utara oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka sejak itu pula kawasan konservasi terutama taman nasional menjadi magnit kuat bagi turis mancanegara maupun domestik sebagai destinasi wisata ecotourism.
Bagi para turis yang ingin memanjakan mata untuk melihat pemandangan yang indah, terdapat 10 taman nasional yang direkomendasi untuk dapat dikunjungi karena mempunyai potensi destinasi wisata berkelas premium dikemudian hari apabila digarap infrastrukturnya dengan baik.
Kesepuluh taman nasional tersebut adalah TN Gunung Leuser di provinsi NAD, TN Ujung Kulon di provinsi Banten, TN Kepulauan Seribu di provinsi DKI, TN Lorenz di provinsi Papua, TN Wakatobi di provinsi Sulawesi Tenggara, TN Bunaken di provinsi Sulawesi Utara, TN Teluk Cendrawasih di provinsi Papua Barat, TN Baluran di provinsi Jawa Timur, TN Kerinci Sebelat di provinsi Jambi dan TN Gunung Bromo Tengger di provinsi Jawa Timur.
Eye Catching
Terdapat suatu adagium dalam menjual jasa wisata khususnya ecotourism bahwa obyek yang dijual harus mempunyai nilai “eye catching” bagi pengunjung. Sebagai salah satu contoh, dalam kawasan TN Gunung Bromo Tengger terdapat obyek yang eye catching bagi mata pengunjung ataupun mata kamera tustel maupun ponsel pintar yaitu obyek yang disebut negeri di atas awan.
Dari lokasi pinggir jalan kita berdiri seolah olah kita berada diangkasa karena dikelilingi kabut awan putih yang menutupi puncak gunung/bukit yang hanya kelihatan spot-spot hijaunya karena ditutupi oleh hijaunya hutan pegunungan yang ada.
Obyek lain yang eye catching yang tak kalah indah adalah TN Kerinci Sebelat. Suatu saat tahun 2010, karena kepentingan tugas saya harus berkunjung kekantor Taman Nasional Kerinci Seblat, yang berkedudukan dikota Sungai Penuh, kabupaten Kerinci provinsi Jambi.
Info dari kawan, untuk berkunjung kesana lebih mudah ditempuh dari kota Padang (Sumatera Barat) dibanding lewat kota Jambi. Pilihan ini yang saya tempuh, dan ternyata tidak sia-sia.
Sebelum memasuki kota Sungai Penuh, harus melewati suatu daerah kecamatan bernama Kayu Aro yang sangat indah dan lebih indah dari daerah perkebunan teh di Puncak. Hamparan pekebunan teh, merayap dikaki gunung Kerinci, dengan pemadangan pabrik pengolah teh dan kantor administrator kebun yang nampak betengger diatas bukit. Indah sekali.
Pantas saja, dalam berita di harian Kompas beberapa tahun yang lalu, Prof. Rhenald Khasali guru besar ekonomi UI, pernah mengatakan sambil bergurau bahwa Kita jangan mati dulu sebelum melihat keindahan perkebunan teh Kayu Aro dikaki pegunungan Kerinci.
PRAMONO DWI SUSETYO