Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Filosofi Menanam Mangrove

12 November 2020   08:51 Diperbarui: 12 November 2020   08:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembah Palu merupakan daerah yang mempunyai curah hujan kurang dari 1000 mm dan merupakan daerah yang mendapatkan curah hujan yang sangat rendah. 

Tipikal iklim menurut Schmidt Ferguson masuk dalam golongan antara E dan F termasuk daerah kering. Kondisi ini membuktikan bahwa pasokan air tawar keTeluk Palu relatif kurang dari sungai Palu. 

Dari penelitian para ahli mangrove yang mendapat bantuan dari Asian Development Bank (ADB), dari 4 (empat) provinsi yang ada di P. Sulawesi waktu itu, hanya Sulteng yang tidak mempunyai hutan mangrove yang dianggap bagus dan memadai. Hutan mangrove yang menjadi obyek penelitian ADB terdapat di 3 (tiga) daerah  yaitu provinsi Sulsel di Pasangkayu Kab. 

Mamuju (sekarang provinsi Sulbar), provinsi Sultra di P. Muna Kab. Muna dan provinsi Sulut di teluk Kwandang Kab. Gorontalo (sekarang provinsi Gorontalo). Ini merupakan indikator bahwa Teluk Palu kurang baik untuk habitat tanaman mangrove.

Contoh sukses story adalah seorang nelayan dari  desa Tongke Tongke di Sinjai Timur Kab. Sinjai Sulsel yang memperoleh hadiah penyelamat lingkungan berupa Kalpataru tahun  1995 oleh Presiden Soeharto.  

Thoyeb nama nelayan tersebut,  mampu menghijaukan berhektar hektar kampung halamannya dengan hutan mangrove dengan baik karena memahami karakteristik tanaman mangrove dan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga desanya disebut surga mangrove dari Sulawesi Selatan . Dari  sekian banyak lokasi penanaman mangrove di Indonesia, barangkali Tongke Tongke inilah salah satu yang paling berhasil.

Mangrove hidup dipantai, tetapi tidak semua pantai dapat ditanami mangrove. Jenis-jenis seperti Soneratia sp, Avecenia sp dan Bruguera sp mendominasi kelompok hutan mangrove ini.

Rehabilitasi mangrove yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat secara mandari selama ini, dilakukan dengan cara menanam kembali dimaksudkan untuk mengembalikan dan memulihkan ekosistem mangrove yang telah rusak. 

Sayangnya, pemahaman masyarakat tentang habitat mangrove untuk ditanami dan pemilihan jenis tanaman mangrove masih belum sepenuhnya benar. 

Berdasarkan tempat hidupnya, hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah terdapat sedimentasi (tanahnya berlumpur)  tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya  tergenang pada saat pasang pertama; tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat; daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat; airnya berkadar garam (bersalinitas) payau  hingga asin. 

Dengan memahami tempat hidupnya, maka kesalahan pemilihan tempat atau lokasi penanaman mangrove dapat diminimalisir. Demikian halnya dalam pemilihan jenis tanaman mangrove. Jenis-jenis Bruguera sp merupakan jenis yang paling mudah ditemukan anakannya dan bijinya untuk ditanam, namun jenis ini bukan jenis yang langsung berhadapan dengan muka laut (lapis pertama) yang selalu tergenang langsung dengan air laut, sehingga apabila ditanam pada lapis pertama yang selalu tergenang air laut dipastikan bibit/anakan tidak akan tumbuh dengan baik dan akan mati. Oleh karena itu, dalam menanam jenis Bruguera ini perlu hati-hati jangan sampai terlalu jauh keluar mendekati permukaan laut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun