Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah Gratis, Mengapa Tidak?

13 Februari 2020   14:13 Diperbarui: 13 Februari 2020   14:14 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Betapa bahagianya, orang tua mengetahui saya mendapatkan beasiswa ini dan sejak saat itu,  wesel pos saya dikurangi menjadi Rp. 5 ribu setiap bulan. Namun tiga bulan kemudian, saya mohon  orangtua tidak lagi mengirimkan wesel pos, cukup saja dengan uang dari beasiswa. Sejak saat itu, praktis orang tua tidak mengirimkan biaya kuliah lagi.

Sambil mengikuti kegiatan rutin kuliah yang padat, pagi, siang kadang juga sore, sesekali saya mengirim tulisan/artikel di majalah profesi kehutanan seperti Duta Rimba milik Perum Perhutani II Jawa Timur, apabila dimuat memperoleh honor yang lumayan untuk ukuran saat itu yaitu Rp. 15 ribu sekali artikel/tulisan. Lumayan untuk nambah uang saku.

Di samping itu juga diwaktu senggang sesekali, saya minta pekerjaan pada senior alumni Fahutan IPB yang telah bekerja di Direktorat Jenderal Kehutanan, Direktorat Bina Program yang kebetulan kantornya berada di Bogor, didepan kebun raya. Biasanya diberi pekerjaan mengolah data atau menterjemahkan tulisan dari bahasa inggris keindonesia. Dalam dua hari kerja menyelesaikan sambilan ini, honornya cukup lumayan kadang dapar 20 -- 25 ribu rupiah. Menulis artikel dan pekerjaan sambilan ini tidak mengganggu jalannya kegiatan kuliah. Pada tahun ketiga, beasiswa yang saya terima dinaikkan oleh pemerintah menjadi Rp. 17.500,- setiap bulannya.

Menginjak tahun keempat atau tahun terakhir masa perkuliahan (1981), setiap mahasiswa diwajibkan untuk melakukan penelitian dalam rangka tugas akhir menyusun tulisan ilmiah (skripsi). Sudah barangtentu proses penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu saya harus putar otak agar dapat melakukan penelitian dengan gratis. Dengan menghadap dekan fakultas kehutanan, saya diberi petunjuk untuk mengambil judul penelitian yang sesuai dengan proyek yang dikerjakan oleh dosen pembimbing agar dapat melakukan penelitian dengan gratis nebeng dengan proyek tersebut.

Tawaran tersebut saya ambil apalagi lokasi penelitiannya berada di pulau Laut provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan wilayah konsesi BUMN PT Inhutani II. Bak gayung bersambut, sekali menyelam minum air, saya mendapat bantuan tiket pulang pergi, biaya laboratorium tanah dan uang saku dari dosen pembimbing. Sementara makan dan fasilitas penginapan dan transportasi, dan uang saku juga dibantu dari PT Inhutani II selama dua pekan. Dengan modal membawa badan saja, saya mendapat pengalaman untuk pertama kalinya naik pesawat terbang dan berpergian keluar Jawa, yang selama ini hanya mengetahui dari melihat berita telivisi dan membaca koran.

Tibalah saatnya saya lulus dan diwisuda menjadi sarjana kehutanan pada pertengahan tahun 1981, praktis orang tua saya hanya mengirimkan weselpos selama satu tahun. Itupun hanya untuk biaya hidup sehari hari dan tiga tahun berikutnya saya menikmati kuliah gratis dari hasil beasiswa dan pekerjaan sambilan yang dapat dikerjaan pada waktu senggang. Itulah sekelumit perjuangan mengikuti kuliah dengan biaya yang minimalis syukur syukur gratis.

Bagaimana dengan kuliah zaman sekarang?

Tahun lalu saya membaca di media massa bahwa seorang lulusan SMA dengan predikat terbaik dibebaskan dari segala biaya untuk menjadi mahasiswa kedokteran UI. Selama kuliah mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi ini mendapat beasiswa Bidikmisi  dan bantuan fasilitas pemondokan dan fasilitas lainnya dari kampusnya kuliah.

Luar biasa. Jadi mungkin sekali, kuliah gratis khususnya untuk perguruan tinggi negeri, asal calon mahasiswa ini berprestasi disekolahnya dan masuk melalui jalur SNMPTN dan tahu strategi mencari beasiswa yang banyak diberikan di perguruan tinggi negeri. Benar pepatah lama yang mengatakan bahwa Banyak Jalan Menuju Roma, asal kita tahu jalannya.

Pramono DS

Pensiunan Rimbawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun