Mohon tunggu...
Pramita Putri
Pramita Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang senang berbagi hal remeh

Seperti membaca, menulis pun menyenangkan ibarat menciptakan dunia lewat berbagai sudut pandang. Namun saya paling suka membahas kesehatan, musik, dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Macam Cerita Rakyat dan Manfaatnya

14 Maret 2023   14:47 Diperbarui: 14 Maret 2023   18:21 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai negara dengan latar belakang budaya yang sangat kaya, Indonesia punya banyak sekali cerita rakyat yang melegenda dan populer bagi semua orang dari berbagai generasi.

(ilustrasi fabel oleh Дмитрий Хрусталев-Григорьев)

Tercatat hingga 945 cerita rakyat dari seluruh provinsi, banyak anak-anak tumbuh bersama kisah dongeng dengan unsur budaya daerah lokal. Kisah rakyat sendiri berasal dari cerita masyarakat zaman dahulu yang meluas dari mulut ke mulut.

Ini membuat menentukan siapa pengarang pertama dari cerita rakyat. Beberapa daerah juga bisa punya versi yang berbeda di setiap daerah. Namun, cerita fiksi ini menjadi warisan budaya yang terus dijaga. Sampai sekarang, cerita rakyat terus diselipkan dalam kurikulum pelajaran sekolah. 

Beberapa diantaranya yang populer seperti: Malin Kundang, Sangkuriang, Bawang Merah Bawang Putih, hingga Legenda Danau Toba. 

Cerita rakyat (folklore) menjadi salah satu bentuk dari budaya sastra lisan. Penyebarannya mayoritas dilakukan dalam bentuk lisan yang diwariskan secara kolektif dan turun-temurun. 

Salah satu ciri cerita rakyat adalah mereka bersifat pralogis, artinya, punya logika sendiri yang tidak sama dengan logika pada umumnya. Toh, ini memang cerita fiksi. 

Gak heran ketika sudah besar, kita biasanya jadi suka mempertanyakan: kenapa ceritanya aneh begini, ya?

Macam-macam cerita rakyat

Tidak semua cerita rakyat menceritakan pelajaran hidup, loh. 

Cerita rakyat punya beberapa jenis dengan ciri khas yang berbeda-beda. Simak macam-macam kisah rakyat berikut.

Dongeng

Dongeng (tales) menceritakan perjuangan dari tokoh utama untuk mencapai kebahagiaan di akhir cerita, dengan berbagai masalah yang dihadapi. Fungsi utamanya adalah sebagai penghibur dan memberikan pembelajaran moral. 

Contoh: Bawang Merah Bawang Putih

Mite

Berasal dari kata myth, cerita rakyat satu ini berfokus pada tokoh urban legend atau sosok yang suci dan ghaib, seperti penyihir, iblis, dewa atau hantu. Biasanya, mite berangkat dari kejadian atau fenomena yang berbau supranatural.

Contoh: Nyi Roro Kidul

Legenda

Mirip seperti mite, legenda becerita tentang asal mula suatu tempat, nama, atau peristiwa. Biasanya, tokoh di cerita legenda punya kesaktian atau mendapat pertolongan magis. Legenda juga meninggalkan "bukti" di kehidupan sekarang, sehingga ceritanya dianggap benar-benar terjadi di masa lalu.

Contoh: Sangkuriang (Tangkuban Perahu), Legenda Danau Toba

Danau Toba, salah satu peninggalan
Danau Toba, salah satu peninggalan "nyata" dari cerita legenda Indonesia (foto oleh Edwin Petrus)

(foto oleh Edwin Petrus)

Epos

Cerita epos (epic) secara khusus mengisahkan tentang petualangan pahlawan yang berjuang dalam pertarungan atau sebuah perang.

Contoh: Ramayana

Fabel 

Tokoh utama dalam cerita fabel adalah hewan. Di sini, hewan berperilaku seperti manusia atau bahkan berinteraksi langsung dengan manusia. 

Contoh: Kancil dan Buaya

Bukan cuma dongeng pengantar tidur

Meskipun berupa cerita fiksi, dan alurnya seringkali "gak masuk akal", kisah rakyat punya peran besar—lebih dari sekedar alternatif pengantar tidur. 

Kisah rakyat juga menjadi sarana hiburan karena ceritanya yang seru. Selain ditulis dalam buku, banyak pertunjukan dan media seni lain menyajikan kisah rakyat. 

Teater mungkin sudah gak asing bagi penikmat seni akting. Apalagi, pada zaman dahulu cerita rakyat banyak ditampilkan menggunakan wayang—kayu maupun orang. Film layar lebar juga menjadi media penyebaran cerita rakyat yang menarik dengan suguhan visual yang apik.

Manfaat bagi perkembangan kognitif anak

Biasanya, kisah rakyat punya pesan moral di akhir cerita. Disuguhkan dengan suatu masalah yang dihadapi sang protagonis, plot twist dan cara penyelesaian masalah si tokoh utama akan memberikan "pelajaran" kepada pembaca atau pendengarnya. 

Contohnya, kisah Malin Kundang yang berubah menjadi batu setelah bersikap kasar dan tak mengenali ibunya mengajarkan anak-anak agar tidak durhaka kepada orang tua yang telah merawat dan menyayangi mereka.

Cerita rakyat bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan emosional anak (foto oleh cottonbro studio) 
Cerita rakyat bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan emosional anak (foto oleh cottonbro studio) 
 

(foto oleh cottonbro studio)

Lewat cerita rakyat, anak bisa belajar bahwa manusia memiliki berbagai emosi dan perasaan; marah, cinta, benci, sedih. Di sini anak bisa melihat bahwa setiap orang punya keunikan dan perbedaan yang harus dirangkul.

Selain itu, keterampilan bahasa anak juga akan meningkat. Terlebih jika dikenalkan sejak belum bisa membaca atau menulis. Anak akan terlatih untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, hingga nantinya siap memahami bacaan sastra yang lebih kompleks seiring bertambahnya usia dan kemampuan membaca.

Menikmati cerita rakyat adalah salah satu langkah mudah untuk melestarikan budaya lokal. Kita tentu harus bangga karena punya budaya tradisional yang sangat kaya. Coba ingat sesenang apa kita waktu masih kecil, setiap membaca buku cerita di perpustakaan sekolah atau menonton kartun tentang cerita rakyat? Saatnya kita berbagi kesenangan yang sama kepada generasi berikutnya. 

Kalau disuruh memilih, cerita rakyat apa yang jadi favoritmu? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun