Di tengah boomingnya Korean Pop (K-pop) di dunia, salah satu grup band dari negeri Sakura "The Gazette" telah membuktikan eksistensinya dalam bermusik. Grup yang digawangi oleh Ruki, Uruha, Kai, Reita dan Aoi akan menginjak usia satu dekade dalam berkarya pada bulan Maret 2012. Banyak yang tidak mengetahui seperti apa band ini, maka saya akan mencoba memberikan gambaran tentang mereka.
Profil Singkat
The Gazette adalah salah satu band Visual Kei yang berhasil bertahan hingga saat ini. Visual Kei ( Vijuaru kei - dalam pelafalan bahasa Jepang )  adalah band yang umumnya menampilkan sisi flamboyan seperti riasan wajah dan kostum yang unik serta  glamor.  Aliran ini diperkenalkan pertama kali oleh grup band X-Japan pada pertengahan tahun 80-an,disusul oleh beberapa band sebut saja Dir en Grey, Luna Sea, atau Malice Mizer. Ketika beberapa band tersebut meyakan diri untuk bubar ternyata Visual kei masih terus berlanjut hingga pada akhirnya di tahun 2002 munculah The Gazette.
Pada awalnya The Gazette didirikan oleh Ruki (vocal), Uruha (Lead Guitar), dan Reita (Bassist), kemudian mereka merekrut Aoi (Guitar), dan Yune (drum). Â Dengan komposisi ini di Januari 2002 mereka resmi membentuk The Gazette dengan mengeluarkan sebuah single berjudul "Wakaremichi" yang disusul oleh video klipnya di bulan April tahun itu juga dibawah naungan label indie, Matina. Hebatnya musik mereka langsung diterima dan mencetak hits saat itu untuk ukuran band indie.
Genre
Mengusung band bertitle visual kei yang identik dengan cowok "cantik", tidak lantas membuat aliran musik yang mereka mainkan bernuansa lembut.  Genre musik The Gazette  pada umnya adalah rock. Beberapa lagu seperti "Ogre", "The Social Riot machine" bernuansa heavy metal, tidak hanya itu mereka mencampurkan aliran seperti alternative rock (Carry, Cockroach,dst), Nu rock (Burial Applicant, Filth in beauty,dst), Funk rock (Silly God Disco, Vermin), hingga pop rock. Sesuatu hal yang lumrah bagi musisi di Jepang untuk mencampurkan aliran yang mereka suka selama itu masih berada dalam idealisme band. Hal ini yang membedakan grup band kita dengan mereka, jangankan untuk membuat lagu dengan aliran berbeda, masalah kesempatan tampil di layar televisi kadang diributkan antar sesama anggota.
Selain itu, mereka juga membuat beberapa lagu balada yang easy listening, dengan lirik lagu yang menyentuh hati (tidak terbayang  jika di beberapa lagu sebelumnya penuh dengan teriakan dan jeritan kali ini anda akan dihibur lagu yang slow di telinga), diantaranya ; Cassis, Sumire,Guren (Crimsson Lotus) atau Untitled.
2003 : Drummer dan Mini Album Pertama
Sayangnya ketika nama The Gazette mulai meroket, mereka harus ditinggalkan oleh Yune. Banyak gosip mengapa Yune memutuskan meninggalkan band, ada yang mengatakan bahwa mereka sudah tidak sejalan, ada pula yang mengatakan dia tersangkut masalah drugs (seperti kebanyakan grup rock). Namun, alasan pastinya adalah karena dia seorang pelajar, dan harus meneruskan studynya (hmm...menarik untuk diteladani bagi artis-artis kita nih, pendidikan lebih penting dari pada sbeuah title "terkenal").  Akhirnya mereka merekrut Kai, ex-personel Mareydi†Creia. selain itu Kai pun dinobatkan menjadi leader grup ini, dan itu tidak sia-sia karena dengan sentuhannya drumnya, maka jadilah The Gazette seperti yang kita kenal sekarang. Setelah berhasil menentukan formasi baru, mereka pun pindah ke label indie lain , PS Company. Dan mini album mereka yaitu Cockayne Soup dirilis pada bulan Mei yang berisi empat buah lagu, diantaranya  "32 Koukei no Kenjuu" (32 caliber handgun)
DISORDER
Di tahun 2004, The Gazette juga menggeluarkan mini album MADARA, yang berhasil menembus chart #2 lagu Indie di Jepang Oricon pada saat itu. Ssambutan hangat membuat mereka meluncurkan album pertama mereka yang diberi nama DISORDER. Album ini berisi 12 lagu, yang seluruh liriknya ditulis sendiri oleh Ruki (^^). Beberapa lagu boleh saya katakan sangat,sangat,sangat bersemangat. Dengan beat drum yang menghentak, permainan gitar Uruha dan Aoi yang saling melengkapi sehingga seirama dengan permainan reita yang energic mampu mengimbangi  vokal Ruki yang seksi (belum lagi teriakan yang menghiasi beberapa lagu) terlihat dalam Carry?, The Social Riot Machine, atau SxDxR. Dua lagu yang menarik menurut saya di album ini adalah Shichi Gatsu Youka (July, 8Th), dan Saraba (Farewell), walaupun masih diiringi dengan irama yang menghentak , tapi lirik lagunya sangat menyentuh. Mengingatkan saya pada lagu mereka di mini album Madara yang berjudul Sumire (lagu ini wajib anda dengar)
Nameless Liberty Six Guns
Setelah disibukan oleh serangkaian tur, di tahun 2006, mereka merilis album kedua NIL. Album ini berisi 12 lagu, dan beberapa di antaranya menghadirkan nuansa unik dan baru seperti lagu Silly God Disco yang berirama funk (dan tampaknya video klip mereka pun "ditiru" oleh salah satu band lokal kita nih :/ ). NIL juga album pertama mereka di bawah naungan major label Eropa, dengan lagu andalan Cassis yang video klipnya sendiri dibuat di Austria. Tampaknya hal ini memuluskan jalan bagi The Gazette untuk melebarkan sayap mereka di luar Jepang. Terbukti setelah serangkaian tur  yang diberi nama Standing Tour 2006 Nameless Liberty Six Guns (diakhiri di Nippon Budoukan , ^^ prestasi yang membanggakan minna), mereka mengeluarkan kumpulan video klip Film Bug I dan dilanjutkan dengan konser di Jerman.Di awal tahun 2005, The Gazette menggebrak dengan single andalan mereka "Reila", yang disusul dengan mini album GAMA (yap! artinya memang kodok). Di dalamnya berisi lima lagu diantaranya Cockroach, dan Sugar Pain. Kali ini mereka memadukan beberapa aliran seperti funk, nu rock, dan masih tetap dengan alternative rocknya. Mereka pun memutuskan untuk mengganti cara penulisan dari katakana menjadi romanji, tidak hanya itu mereka pun merilis album pertama kumpulan foto mereka.
Kesibukan mereka berlanjut setelah dua single "Regret" dan "Filth in Beauty" dirilis, tentu saja lagu mereka masuk ke tangga lagu Oricon. Mereka pun sempat tampil di dalam acara Hey!Hey!Hey!. Dalam talkshow yang dipandu oleh duo komedian Downtown, terungkap cerita singkat tentang kehidupan para member The Gazette sebelum mereka terkenal. (Siapa sangka Ruki punya masalah dengan Ayahn
ya, dan Kai dulunya bekerja di restoran?? X_X).
Next in part two : Hyena, Toxicz, dan the backstage
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H