Mohon tunggu...
pramesti wulansari
pramesti wulansari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menyukai dunia anak dan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksplorasi Konsep Modul 1.4 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

31 Mei 2024   23:03 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.4.a.4.1 Eksplorasi Konsep - Modul 1.4

Oleh Pramesti Wulansari

Asal Sekolah TK Desa Kuwu 02

Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Kab. Madiun

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP dapat menjelaskan makna 'kontrol' dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol.

CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia.

CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.

  • Cobalah Buka

Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan 'Cobalah Buka'. Anda adalah A , tugas Anda adalah mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. 

Tugas B (rekan Anda), adalah mencoba dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda B boleh membujuk, menghardik, mengintimidasi, memarahi, menggoda, menggelitik, bahkan menawari Anda uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda.

Cobalah lakukan kegiatan 'Cobalah Buka' di atas dengan B secara bergantian, masing-masing A dan B memiliki waktu 30 detik saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali dengan rekan Anda B. Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa?

  1. Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B membuka kepalan tangan Anda?
  2. Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda?
  3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan tangan?

Jawab : Pertanyaan pertama dan kedua dalam kegiatan ini menggambarkan berbagai kemungkinan respon dari individu A terhadap upaya B untuk membuka tangan A. Sebagian mungkin bersedia membuka tangan mereka, sementara yang lain mungkin tetap bertahan menutupnya. Ini mencerminkan kontrol penuh atas tindakan tersebut yang ada pada individu masing-masing.

Tanggapan Reflektif

Kemungkinan jawaban kita terhadap:

  • Pertanyaan-pertanyaan pertama dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka, dan yang tetap bertahan menutup kepalan tangannya.
  • Pertanyaan ketiga, siapakah yang sesungguhnya memegang kontrol, yang menutup kepalan tangan atau yang berusaha dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan rekannya? Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang kontrol atas kepalan tangan kita, apakah kita membuka atau menutup kepalan tangan kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing, sesuai dengan kebutuhan dasar kita saat itu.

Jawab : Pemegang kontrol adalah diri kita. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini berlaku. Kita memiliki kontrol atas apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan. Kita dapat memilih untuk fokus pada hal-hal positif atau negatif. Kita dapat memilih untuk bersikap positif atau negatif. Kita dapat memilih untuk bertindak dengan cara yang baik atau buruk.

Teori Kontrol (Dr. William Glasser)

Selanjutnya psikiater dan pendidik, Dr. William Glasser dalam Control Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan beberapa miskonsepsi tentang makna 'kontrol'.

  • Ilusi guru mengontrol murid.
    Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.
  • Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.
    Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha.
  • Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter.
    Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka sedang melakukan perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan 'suara halus' untuk menyampaikan pesan negatif.
  • Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
    Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk.

Jawab : Teori Kontrol menggarisbawahi pentingnya pemahaman bahwa setiap tindakan yang diambil oleh individu memiliki tujuan, bahkan jika tujuan tersebut tidak selalu disukai oleh orang lain. Ini juga menyoroti pentingnya mengubah paradigma dari pemaksaan eksternal ke pengendalian internal.

  • Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? (Stephen R. Covey)

Jawab : Terdapat perbedaan yang sangat nyata antara teori stimulus respon dengan teori kontrol. Dalam Stimulus Respon seolah-olah orang lain dapat kita kontrol, dapat kita kendalikan, sehingga kita dapat merubah seseorang menjadi apa yang kita inginkan. Tetapi pada Teorikontrol sangat bertolak belakang, sesuatu yang sedang kita kontrol sebetulnya tidak dapat kita kendalikan, karena yang dapat mengontrol adalah dirinya sendiri, bukan orang lain.

  • Makna Disiplin

Jawab : Disiplin sering di maknai kepatuhan terhadap peratutan dan tata tertib yang berlaku, bahkan ada juga yang dikaitkan dengan hukuman jika melanggarnya.

  • Makna Kata Disiplin
  •  
  • Jawab : disiplin yang kuat yaitu disiplin diri, yang diantara memiliki motivasi internal yang tinggi, mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai.
  • Nilai-nilai Kebajikan

Jawab : Nilai-nilai kebajikan merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Dengan kata lain bahwa nilai-nilai kebajikan merupakan salah satu motivasi instrinsik. Artinya seseorang yang berperilaku disiplin akan mendapatkan nilai-nilai kebajikan yang merupakan tujuan mulia setiap individu.Nilai-nilai kebajikan yang harus ada pada diri guru penggerak sudah seharusnya diterapkan.

  • Nilai-nilai Kebajikan dari enam institusi/organisasi

Jawab : Salah satu nilai kebajikan yang paling menarik adalah Profil Pelajar Pancasila. Nilai-nilai kebajikan tersebut sudah mulai diterapkan disekolah kami secara keseluruhan. Salahsatunya kebajikan tentang Beriman dan bertaqwa hingga menjadi siswa yang berakhlak mulia. Untuk mencapai beriman dan bertaqwa haruslah ada kegiatan yang terkontrol dan berkesinambungan, salah satu strateginya dengan buku prestasi. Buku prestasi tersebut berisi daftar melaksanakan kegiatan solat, kegiatan belajar, dan kegiatan positif lainnya yang dilaksanankan oleh siswa. Hal tersebut dilaksanakan terus secara berkesinambungan hingga menjadi suatu budaya yang positif.

  • Tugas 2.1 (1)

Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti Program Guru Penggerak ini karena ingin mendapatkan suatu penghargaan tertentu. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda berubah menjadi sebuah keinginan untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya untuk diri Anda? Apa yang Anda dapatkan, mengapa hal itu penting untuk Anda?

Jawab : Awal saya mengikuti Program Guru Penggerak ini adalah di data dari IGTKI. yaitu ketika pendaftaran Guru penggerak angkatan 5. namun pada angkatan 5 saya gagal tidak lolos. kemudian di angkatan 9 saya di data lagi oleh IGTKI. Saat itu saya hampir tidak mau karena bebarengan dengan PPG. tapi karena adanya suport dari pimpinan dan rekan sejawat, akhirnya saya mengikuti Program guru penggerak ini , saya merasa takut dan khawatir jika ada kesulitan karena saat program guru penggerak ini dimulai saya baru saja menyelesaikan PPG. 

Namun, dengan berjalannya waktu ternyata mengikuti guru penggerak itu menyenangkan, banyak pengetahuan yang diperoleh, sehingga pastinya motivasi saya pun berubah yaitu ingin menjadi guru yang lebih baik lagi untuk mempersiapkan murid sebagai pemilik masa depan. dampak untuk saya setelah mengikuti program guru penggerak ini yaitu mendapat pengetahuan baru yang sangat bermanfaat dan juga bertambah rekan guru yang sangat luar biasa semangat dalam belajar. hal pentingnya yaitu pengetahuan

  • Tugas 2.1 (2)

Sebagai seorang pendidik, saat Anda perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda?

  • Apakah Anda hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas Anda, dan mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau
  • Anda ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan Anda, atau mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau
  • Anda ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda, guru-guru Anda, serta lingkungan Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan Anda (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri).

Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda, atau adakah suatu proses perubahan motivasi antara dua motivasi?

Jawab : Motivasi yang mendasari saya untuk hadir mengikuti suatu pelatihan adalah ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri sendiri. Pasalnya ketika kita mengikuti suatu pelatihan, maka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk pengembangan diri menuju ke hal yang lebih baik. Apalagi di era teknologi seperti sekarang ini, seorang pendidik haruslah bisa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman

  • Tugas 2.1 (3)

Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.

Jawab : Saya akan datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid saya di sekolah. karena bagaimanapun seorang guru harus memberikan contoh yang baik bagi muridnya terutama dalam hal kedisiplinan

  • Tugas 2.1 (4)

Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi yang disebutkan pada pertanyaan sebelumnya, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan.

Jawab : Menurut saya, motivasi yang mendasari perilaku murid kebanyakannya adalah jenis motivasi yang pertama. Namun, ada juga beberapa murid yang sesuai dengan jenis kedua dan ketiga. Dasar banyaknya sesuai dengan jenis motivasi pertama yaitu untuk menghindari ketidaknyamanan dan hukuman. Tak ada satupun siswa yang ingin dihukum oleh gurunya.

  • Tugas 2.1 (5)

Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?

Jawab : Strategi yang saya terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid adalah dengan membuat kesepakatan kelas

  • Tugas 2.1 (6)

Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda rasakan penting saat ini untuk ditanamkan pada murid-murid Anda di kelas/sekolah Anda? Mengapa?

Jawab : Nilai-nilai kebajikan yang saya rasa penting untuk ditanamkan pada murid di kelas dan juga di sekolah adalah nilai karakter, keimanan dan ketaqwaan, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Karena nilai-nilai tersebut merupakan visi dari sekolah tempat saya bekerja yang harus ditanamkan dalam diri murid.

  •  Penutup

Penerapan disiplin positif bertujuan agar terbentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun