Mohon tunggu...
prama wiratama
prama wiratama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

orang gila yang males mikir terlalu tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peduli, Itu yang Kita Butuhkan

1 April 2012   03:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:11 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berkaitan dengan isu kendaraan umum,

orang PINTAR akan mengatakan bahwa sistem transportasi umum di Indonesia, atau lebih tepatnya Jakarta, masih amburadul. Jika pemerintah ingin rakyatnya beralih ke kendaraan umum, seharusnya pemerintah menyediakan transportasi umum yang murah dan nyaman baru nanti rakyat mau beralih.

ya, orang pintar biasanya hanya pandai bicara tanpa mau melaksanakan.

Seperti mereka yang menganjurkan konversi BBM ke BBG tapi mobilnya sendiri tak kunjung dikonversi.

Orang IKHLAS akan menerima kenyataan bahwa kendaraan umum masih belum layak. Jika dia mampu, maka tanpa menyalahkan siapapun dia akan beralih ke kendaraan pribadi. Namun jika dia belum mampu, maka akan dengan ikhlas menggunakan kendaraan umum. Tanpa protes, tanpa ribut seperti orang pintar, dia gunakan kendaraan umum hingga dia mampu menggunakan kendaraan pribadi yang lebih nyaman. Jika sudah mampu merasakan yang lebih nyaman, tentu "ikhlas"nya juga akan lebih mantap. hahaha

namun berbeda dengan orang PEDULI. Meski mereka mampu menggunakan kendaraan pribadi, mereka memilih menggunakan kendaraan umum. Alasannya, mereka tahu bahwa terlalu banyak kendaraan pribadi di jalanan telah membuat berbagai masalah. Kemacetan, polusi, stres, penyakit dan lain sebagainya. Karena peduli, mereka memilih untuk tidak berpartisipasi dalam menambah masalah di lingkungan sekitarnya.

Kita butuh orang PEDULI yang lebih banyak lagi.

Orang PEDULI selalu tahu apa yang bisa dia sendiri lakukan untuk memperbaiki lingkungan sekitarnya.

Tidak seperti orang PINTAR yang hanya tahu bagaimana seharusnya orang lain lakukan. Selalu menunggu keputusan pemerintah yang nantinya juga akan dia kritisi tanpa diimbangi dengan kepatuhan.

Atau seperti orang IKHLAS yang kadang salah mengintrepretasikannya sebagai sikap pasrah.

Dan terakhir, jika saya disuruh memilih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun