Bicara soal film yang mampu memberikan insight baru ke arah hidup yang lebih baik salah satunya yang paling berkesan adalah film garapan Hanung Bramantyo yang berjudul Sang Pencerah.Â
Film ini begitu berkesan bagi diri saya. Mengapa? Film ini menceritakan bagaimana KH Ahmad Dahlan menjadi sosok pemimpin yang mampu menciptakan pembaharuan dalam Islam, Islam yang mencerahkan.Â
Dalam sudut pandang KH Ahmad Dahlan, pada saat itu banyak sekali ditemukan hal-hal yang dirasa tidak sesuai dengan ajaran Islam sehingga perlu untuk menyampaikan hal yang benar sesuai dengan yang dipedomani di dalam ajaran agama Islam. Pergerakan-pergerakan yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan tidaklah mudah dan selalu saja memunculkan friksi.Â
Ternyata untuk memberikan sebuah pencerahan bukanlah hal yang sepele. Tekanan demi tekanan dirasakan KH Ahmad Dahlan, namun beliau tidak gentar. Pendekatan keilmuan serta bagaimana membangun komunikasi yang baik, perlahan namun pasti menunjukkan titik terang keberhasilan. Dari film itu, saya belajar banyak hal yang dapat saya uraikan sebagai berikut.
Menginginkan Perubahan? Mulailah dari Diri Sendiri untuk Menjadi Suri Teladan yang Baik
"Teladan yang Baik adalah Khotbah yang Jitu - KH. Ahmad Dahlan."
Perkara arah kiblat yang kurang tepat di Masjid Gedhe bukanlah persoalan sepele. Ketika KH Ahmad Dahlan hadir untuk memberikan pencerahan nyatanya tidak diterima begitu saja. Penolakan begitu terasa. Tekanan dan ancaman bertubi-tubi pun harus dirasakan oleh beliau, bahkan dalam proses dakwahnya beliau harus merelakan langgarnya dirusak.Â
Namun bagaimana sikap beliau? Sabar menjadi sebuah sikap yang dikedepankan oleh KH Ahmad Dahlan. Komunikasi dibangun dengan baik dan juga pendekatan ilmiah dalam memberikan pencerahan selalu dikedepankan. Alhasil, perlahan namun pasti masyarakat dapat menerima banyak hal baik yang disampaikan oleh KH Ahmad Dahlan.Â
Ternyata sebuah perubahan besar bermula dari diri sendiri. Sikap kritis KH Ahmad Dahlan terhadap hal-hal yang dianggap melenceng memantik beliau untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama Islam.Â
Sikap sabar dan komunikasi yang baik yang selalu dikedepankan oleh KH Ahmad Dahlan adalah sebuah tauladan yang mampu meluluhkan hati bagi siapapun yang pada awalnya memberikan penolakan keras terhadap apa-apa yang disampaikan oleh KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan menjadi tauladan, sikap kritis yang mendasari beliau untuk memperdalam ilmu mencari sebuah kebenaran sesuai dengan apa yang dipedomani sebagai umat Islam, perubahan kecil untuk sebuah perubahan besar dilakukan beliau, yakni terkait arah kiblat yang tepat dimulai dari langgar milik beliau, dan sikap sabar yang dikedepankan dalam menghadapi ragam dinamika menjadi khotbah yang jitu, menjadi sebuah pencerahan yang begitu nyata.
Pemilihan Media Dakwah yang Tepat
Saya begitu terkesima ketika melihat adegan dimana KH Ahmad Dahlan memainkan biola dan menghasilkan nada-nada yang begitu indah. Ternyata seni menjadi media dakwah yang dipilih oleh KH Ahmad Dahlan.Â
Ada sebuah rasa yang tersampaikan yang mampu meluluhkan hati, sehingga segala ilmu dapat diterima dengan baik dan penuh ketulusan serta keikhlasan hati. Media yang dipilih oleh KH Ahmad Dahlan salah satunya adalah melalui pendidikan yang berkolaborasi dengan seni. Ketika mampu menyentuh hati dalam berkomunikasi utamanya dalam konteks pendidikan, keberhasilan itu begitu nyata dapat dirasakan.Â
Saya belajar bahwasannya Islam adalah sebuah kedamaian dan pencerahan. Islam menuntun manusia dari lembah gelap gulita menuju titik terang penuh harapan yang mampu membuat hati terasa begitu damai. KH Ahmad Dahlan berhasil menciptakan hal itu dengan metode dakwah serta pemilihan media dakwah yang tepat.
Menebar Kebermanfaatan
Kebermanfaatan begitu terasa dari sebuah pergerakan-pergerakan yang diinisiasi oleh KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan. Pertanyaannya adalah apakah kita semua dapat merasakan kebermanfaatannya? Jawabannya adalah jelas bisa.Â
Sekolah-sekolah, rumah sakit Muhammadiyah bertebaran dimana-mana dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Saya rasa, mungkin di daerah tertentu di pedalaman Indonesia ketika belum ada sekolah negeri yang dibangun, bisa saja sekolah Muhammadiyah sudah berdiri lebih dulu dan memberikan kebermanfaatan bagi penduduk sekitar. Kehadiran sekolah maupun rumah sakit Muhammadiyah bukan hanya dirasakan oleh umat muslim saja, namun non muslim pun dapat merasakan manfaatnya. Inilah wujud nyata dari rahmatan lil alamiin.Â
Begitu banyak hal yang saya dapatkan dari Film Sang Pencerah ini. Melalui film ini saya mengenal KH Ahmad Dahlan. Perkenalan awal melalui sebuah film yang selanjutnya memantik diri saya untuk berusaha mengenal beliau lebih dekat dengan ragam cara lainnya.Â
Satu hal yang pasti yang saya dapatkan adalah tentang bagaimana menjadi teladan yang baik untuk menebar kebermanfaatn bagi sekitar, bermula dari diri sendiri untuk cakupan yang lebih luas. Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain? (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H