Pemilihan Media Dakwah yang Tepat
Saya begitu terkesima ketika melihat adegan dimana KH Ahmad Dahlan memainkan biola dan menghasilkan nada-nada yang begitu indah. Ternyata seni menjadi media dakwah yang dipilih oleh KH Ahmad Dahlan.Â
Ada sebuah rasa yang tersampaikan yang mampu meluluhkan hati, sehingga segala ilmu dapat diterima dengan baik dan penuh ketulusan serta keikhlasan hati. Media yang dipilih oleh KH Ahmad Dahlan salah satunya adalah melalui pendidikan yang berkolaborasi dengan seni. Ketika mampu menyentuh hati dalam berkomunikasi utamanya dalam konteks pendidikan, keberhasilan itu begitu nyata dapat dirasakan.Â
Saya belajar bahwasannya Islam adalah sebuah kedamaian dan pencerahan. Islam menuntun manusia dari lembah gelap gulita menuju titik terang penuh harapan yang mampu membuat hati terasa begitu damai. KH Ahmad Dahlan berhasil menciptakan hal itu dengan metode dakwah serta pemilihan media dakwah yang tepat.
Menebar Kebermanfaatan
Kebermanfaatan begitu terasa dari sebuah pergerakan-pergerakan yang diinisiasi oleh KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan. Pertanyaannya adalah apakah kita semua dapat merasakan kebermanfaatannya? Jawabannya adalah jelas bisa.Â
Sekolah-sekolah, rumah sakit Muhammadiyah bertebaran dimana-mana dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Saya rasa, mungkin di daerah tertentu di pedalaman Indonesia ketika belum ada sekolah negeri yang dibangun, bisa saja sekolah Muhammadiyah sudah berdiri lebih dulu dan memberikan kebermanfaatan bagi penduduk sekitar. Kehadiran sekolah maupun rumah sakit Muhammadiyah bukan hanya dirasakan oleh umat muslim saja, namun non muslim pun dapat merasakan manfaatnya. Inilah wujud nyata dari rahmatan lil alamiin.Â
Begitu banyak hal yang saya dapatkan dari Film Sang Pencerah ini. Melalui film ini saya mengenal KH Ahmad Dahlan. Perkenalan awal melalui sebuah film yang selanjutnya memantik diri saya untuk berusaha mengenal beliau lebih dekat dengan ragam cara lainnya.Â
Satu hal yang pasti yang saya dapatkan adalah tentang bagaimana menjadi teladan yang baik untuk menebar kebermanfaatn bagi sekitar, bermula dari diri sendiri untuk cakupan yang lebih luas. Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain? (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H