Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Laku Kembara Ilmu Guru Penggerak #7 : Mengenal Pendekatan Coaching untuk Supervisi Akademik

27 Agustus 2023   11:25 Diperbarui: 27 Agustus 2023   11:29 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelaksanaan Supervisi Akademik - Sumber : edukasi.kompas.com

"Berfokus pada kelebihan dan menggali potensi, supervisi akademik menerapkan pendekatan coaching menjadi solusi paling tepat!"

Apa yang terbayangkan kala mengetahui jadwal supervisi akademik telah dirilis? Bagi seorang guru, hal ini menjadi alasan utama jantung makin berdebar. Bagaimana tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan diawasi langsung oleh pimpinan atau mungkin guru senior yang telah ditugaskan. 

Sejauh ini apa yang dirasakan? Apakah hanya berfokus pada kelemahan-kelemahan saja atau malah merasa seperti dihakimi dan bukan menggali potensi serta mencari solusi untuk meningkatkan kualitas pembalajaran? Jikalau hal demikian terus berlangsung, rasanya bukan peningkatan kualitas pembelajaran yang akan didapatkan. 

Sebaliknya, rasa-rasanya guru semakin minder, takut, dan tidak percaya diri ketika mengajar. Hal ini jelas akan menghambat guru dalam berkreativitas serta berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan berpihak kepada murid tentunya.

Coaching untuk Supervisi Akademik? Menakutkan Tidak Ya?

Sejauh yang dirasakan hingga saat ini ketika diobservasi atau disupervisi oleh pimpinan di sekolah terkadang muncul rasa was-was, tidak nyaman, hingga takut salah. 

Ketika hal ini terjadi muncul sebuah pertanyaan, apakah mungkin potensi diri tergali secara optimal jika dalam pelaksanaan supervisi akademik merasakan ketidaknyamanan dan ketakutan? 

Bahkan seringkali merasa seperti dihakimi dan disudutkan jika terdapat hal yang tidak sesuai dengan supervisor. Jika berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, maka rasa nyaman, aman, dan tenang perlu dijamin karena hal ini akan memantik seorang guru untuk dapat berkreativitas dan berinovasi. 

Supervisi akademik dengan pendekatan coaching menjadi salah satu opsi menarik untuk diterapkan. Bagaimana tidak, dengan menerapkan coaching, seorang coachee akan dituntun oleh seorang coach dalam upaya menemukan ide, menemukan cara dalam mengatasi ragam permasalahan yang dihadapi, hingga mencapai tujuan yang dikehendaki. Kemitraan yang setara menjadi kunci keberhasilan pendekatan coaching ini, kemampuan merumuskan pertanyaan yang tepat menjadi kompetensi utama yang harus dimiliki seorang coach. 

Mengapa? Karena dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang tepat akan membantu coachee menemukan jawaban dan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi dalam upayan peningkatan kualitas pembelajarannya. Coach disini hanya menuntun, sedangkan untuk pengambilan keputusan tetap di tangan coachee sendiri. 

Bagaimana Pelakasanaan Coaching?

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan coaching untuk supervisi akademik. Tahap pertama yakni pra observasi, dimana coach dan coachee melakukan dialog untuk membangun kemitraan yang setara dan bersama-sama menentukan tujuan dari coaching itu sendiri. 

Lalu tahap selanjutnya adalah tahap observasi dimana coach melakukan pengamatan saat coachee melakukan pembelajaran di kelasnya. Kemudian di tahap terakhir, yakni tahap pasca observasi. 

Pada tahapan ini coach dan coachee kembali berdialog terkait dengan apa saja yang terjadi dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Coach mengajukan berbagai macam pertanyaan untuk menuntun coachee menganalisis, menemukan solusi, dan melakukan rencana aksi untuk perbaikan ke depannya. Pada prinsipnya, tahapan ini bersifat reflektif. 

Dalam pelaksanaan coaching, ada alur yang menjadi pedoman bagi seorang coach dalam menuntun coachee. Adalah alur TIRTA. Apa yang dimaksud dengan alur tirta? TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab), dalam pelaksanaan coaching, coach diharapkan mampu mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan alur TIRTA. 

Mulai dari menentukan tujuan, mengidentifikasi permasalahan, menentukan rencana aksi, hingga menuntun coachee untuk dapat berkomitmen melakukan rencana aksinya dengan penuh tanggung jawab.

Sudah bukan saatnya lagi ketika dalam proses supervisi akademik harus terjebak dalam rasa takut dan khawatir yang membuat tidak nyaman sehingga menghambat untuk berkembang. 

Supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kreativitas, dan inovasi, sebab itulah kemitraan yang setara dapat dibangun sehingga membuat suasana semakin nyaman. Berangkat dari rasa nyaman, maka semangat untuk melakukan perbaikan, menemukan potensi, dan solusi akan lebih optimal. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun