Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Jelmaan Maldini di I Rossoneri Kini

13 Oktober 2022   19:07 Diperbarui: 13 Oktober 2022   19:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Fikayo Tomori Kala Menjatuhkan Pemain Chelsea dan Berujung Kartu Merah - Sumber : kompas.com

"Kekalahan atas Chelsea dalam lanjutan Liga Champions musim 2022/2023 di fase grup sunggu menyayat hati para pendukung I Rossoneri. Mencoba mengurai permasalahan yang terjadi pada lini belakang asuhan Stefano Pioli."

Kamis, 6 Oktober 2022 di Stamford Bridge, AC Milan menelan pil pahit dalam lanjutan Liga Champions musim 2022/2023. AC Milan dipaksa tunduk atas Chelsea dengan tiga gol tanpa balas. 

Adalah Wesley Fofana, Pierre Emmerick Aubameyang, dan Reece James yang berhasil membobol gawang AC Milan. Lalu kemudian pada pertemuan berikutnya di San Siro, Rabu, 12 Oktober 2022, lagi-lagi AC Milan harus tertunduk lesu di hadapan pendukungnya sendiri. 

Chelsea berhasil membungkam AC Milan dengan skor 2-0. Tragisnya lagi adalah Fikayo Tomori harus menerima kartu merah pada pertandingan tersebut. 

AC Milan saat ini berada pada posisi ketiga dalam klasemen sementara grup e, di bawah Chelsea sebagai pemuncak klasemen sementar dan RB Salzburg di peringkat kedua. Anak asuh Stefano Pioli sementara ini mengumpulkan 4 poin, dari hasil sekali menang, sekali imbang, dan dua kali kalah.

Aksi Fikayo Tomori Kala Menjatuhkan Pemain Chelsea dan Berujung Kartu Merah - Sumber : kompas.com
Aksi Fikayo Tomori Kala Menjatuhkan Pemain Chelsea dan Berujung Kartu Merah - Sumber : kompas.com

Rombak Total Strategi

"Kehilangan sosok Simon Kjaer, begitu terasa di lini belakang AC Milan. Milan belum lagi menemukan bek-bek tangguh yang mampu bermain konsisten di setiap pertandingan yang dilalui." 

Nama seperti Fikayo Tomori sebenarnya bermain cukup apik di setiap pertandingan yang dilalui Milan. Terbukti ia mampu membawa Milan meraih scudetto pada musim lalu. 

Namun sayang beribu sayang, sosok Fikayo Tomori seakan kehilangan tandem bermain yang padu untuk saat ini. Milan terlalu bergantung kepada Fikayo Tomori di lini belakang. 

Belum ada pelapis ataupun tandem yang sekiranya mumpuni untuk berduet mengawal lini belakang I Rossoneri. Permasalahan ini patut menjadi perhatian khusus bagi Stefano Pioli. 

Jika berlama-lama dengan kondisi ini, dapat dikatakan berat rasanya untuk mempertahankan gelar juara Liga Italia, apalagi berbicara banyak di level Eropa. 

Rombak total strategi, utamanya di lini belakang sesegera mungkin rasanya wajib dilakukan untuk menambal kelemahan-kelemahan yang ada demi meraih hasil positif di musim ini.

Merindukan Sosok Paolo Maldini

"Di lini tengah, kehadiran Sandro Tonali ibarat jelmaan Andrea Pirlo yang lahir kembali. Performa apik yang ditunjukkan Sandro Tonali mampu mengangkat performa tim di setiap pertandingan yang dilalui. Namun, di lini belakang tidak sebaik lini tengah."

Jika ingin berbicara banyak di level Eropa, rasa-rasanya Milan perlu segera berbenah. Melihat hasil dua kali kekalahan atas Chelsea seharusnya hal ini menjadi alarm bagi skuat asuhan Stefano Pioli. 

Ketajaman lini depan dan padunya lini tengah, jika tidak diimbangi dengan tangguhnya lini belakang merupakan hal yang sia-sia. 

Sama saja membiarkan striker-striker lawan dengan mudah menceploskan bola ke gawang Milan. Jika hal ini dibiarkan tentunya penjaga gawang setangguh apapun tetap saja kewalahan. 

Mencoba mengingat kembali memori manis ketika AC Milan berjaya di Eropa. Lini depan, lini tengah, dan lini belakang bermain begitu padu. Harmoni yang tercipta antar lini menyajikan permainan apik, tak heran AC Milan kala itu berhasil meraih banyak  gelar juara. 

Keberhasilan itu tak lepas dari peran seorang pemain dengan loyalitas tinggi, adalah Paolo Maldini. Kehadiran Maldini di lini belakang memberikan ruh permainan yang khas, kepemimpinannya di lapangan memberikan ruh yang mampu membuat lini belakang AC Milan kala itu begitu tangguh. 

Konsistensi permainan yang ditunjukan di setiap pertandingan yang dihadapi menunjukkan kualitas sosok pemain yang saat ini menjadi Direktur Teknik AC Milan. 

Paolo Maldini memang pantas menjadi legenda. Pendukung AC Milan kini sangat merindukan sosok sepertinya di lini belakang. Jelmaannya begitu dinantikan untuk dapat mampu memberikan energi positif menguatkan lini belakang. 

Stefano Pioli dengan AC Milan kini dihadapkan situasi sulit untuk bagaimana caranya bermain apik di kompetisi bergengsi. Beban berat sebagai juara bertahan Liga Italia dan target berbicara banyak di level Eropa harus dijawab dengan baik. 

Untuk menjawab itu semua dengan raihan prestasi, merombak strategi dan memutar otak menemukan strategi jitu adalah hal wajib yang harus segera dilakukan. Berbenah! (prp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun