Belum ada pelapis ataupun tandem yang sekiranya mumpuni untuk berduet mengawal lini belakang I Rossoneri. Permasalahan ini patut menjadi perhatian khusus bagi Stefano Pioli.Â
Jika berlama-lama dengan kondisi ini, dapat dikatakan berat rasanya untuk mempertahankan gelar juara Liga Italia, apalagi berbicara banyak di level Eropa.Â
Rombak total strategi, utamanya di lini belakang sesegera mungkin rasanya wajib dilakukan untuk menambal kelemahan-kelemahan yang ada demi meraih hasil positif di musim ini.
Merindukan Sosok Paolo Maldini
"Di lini tengah, kehadiran Sandro Tonali ibarat jelmaan Andrea Pirlo yang lahir kembali. Performa apik yang ditunjukkan Sandro Tonali mampu mengangkat performa tim di setiap pertandingan yang dilalui. Namun, di lini belakang tidak sebaik lini tengah."
Jika ingin berbicara banyak di level Eropa, rasa-rasanya Milan perlu segera berbenah. Melihat hasil dua kali kekalahan atas Chelsea seharusnya hal ini menjadi alarm bagi skuat asuhan Stefano Pioli.Â
Ketajaman lini depan dan padunya lini tengah, jika tidak diimbangi dengan tangguhnya lini belakang merupakan hal yang sia-sia.Â
Sama saja membiarkan striker-striker lawan dengan mudah menceploskan bola ke gawang Milan. Jika hal ini dibiarkan tentunya penjaga gawang setangguh apapun tetap saja kewalahan.Â
Mencoba mengingat kembali memori manis ketika AC Milan berjaya di Eropa. Lini depan, lini tengah, dan lini belakang bermain begitu padu. Harmoni yang tercipta antar lini menyajikan permainan apik, tak heran AC Milan kala itu berhasil meraih banyak  gelar juara.Â
Keberhasilan itu tak lepas dari peran seorang pemain dengan loyalitas tinggi, adalah Paolo Maldini. Kehadiran Maldini di lini belakang memberikan ruh permainan yang khas, kepemimpinannya di lapangan memberikan ruh yang mampu membuat lini belakang AC Milan kala itu begitu tangguh.Â
Konsistensi permainan yang ditunjukan di setiap pertandingan yang dihadapi menunjukkan kualitas sosok pemain yang saat ini menjadi Direktur Teknik AC Milan.Â