Pertandingan terus berlanjut, hingga pada akhirnya OGC Nice mendapatkan hadiah tendangan penalti pada menit-menit akhir babak pertama.Â
Amine Gouiri mengeksekusi penalti dengan lihai dan berhasil memperdaya penjaga gawang Lille yang dikawal oleh, Leonardo. OGC Nice menutup babak pertama dengan keunggulan 3-0.
Di babak kedua OGC Nice yang sudah unggul tiga gol tak mengendorkan serangan. Lille yang ketinggalan pun tetap berusaha bangkit dan mencoba marangsek ke lini belakang OGC Nice.Â
Namun kuatnya lini belakang OGC Nice nyatanya tak mampu ditembus oleh para pemain Lille, hal ini sunggu membuat para pemain Lille menjadi frustasi. Sebaliknya, OGC Nice yang berada di atas angin semakin percaya diri.Â
Efektivitas serangan yang dibangan mampu menambah keunggulan menjadi 4-0. Lagi-lagi Kasper Dolberg mencetak gol dan memperbesar keunggulan OGC Nice atas Lille di menit ke-64.Â
Pria berkebangsaan Denmark yang tampil menawan pada Euro 2020 ini semakin menunjukkan siapa dirinya. Sungguh Kasper Dolberg merupakan pemain muda berkelas dan berkualitas.
Peran Besar Christophe GaltierÂ
"Kemenangan besar ini tak lepas dari peran pelatih, Christophe Galtier. Uniknya Christophe Galtier merupakan mantan pelatih Lille yang mampu membawa Lille menjadi juara Ligue 1 di musim sebelumnya."Â
Blunder benar-benar dilakukan oleh Lille. Setelah mampu menjadi kampiun Liga Prancis, Lille seakan-akan kehilangan arahnya. Kekuatan yang dulu pernah dibangun harus perlahan sirna.Â
Kekuatan saat itu begitu menakutkan dan sangatlah nyata. Bagaimana tidak, Lille mampu memutus dominasi tim-tim besar bertabur bintang. Sebut saja PSG salah satunya.Â