"Sebenarnya sebutan untuk mata pelajaran ini yang lebih tepat yang mana ya? Apakah olahraga, pendidikan jasmani (penjas), atau Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)? Sekilas hampir sama, namun nyatanya berbeda lho"
Terkadang masih ditemukan sebuah kebiasaan dalam menyebutkan mata pelajaran (mapel) yang satu ini dengan mapel olahraga.Â
Memang di dalamnya terdapat ragam cabang olahraga yang dipelajari bersama-sama dengan bimbingan bapak dan ibu guru tentunya.Â
Biasanya seminggu sekali ada mapel tersebut dan mapel ini selalu dinantikan oleh banyak peserta didik.
Mengapa? Nyatanya kehadiran mapel ini dapat me-refresh kembali setelah berjam-jam dilanda kepenatan di dalam ruang kelas.Â
Suara peluit nan khas dari bapak dan ibu guru bagaikan suara siulan burung yang indah dan menenteramkan jiwa, benar tidak?Â
Semoga saja benar, ya. Namun sebenarnya, sebutan mapel olahraga kurang tepat, lalu yang tepat apa? Berikut ulasannya.
Pendidikan Jasmani
Suatu pendidikan melalui aktivitas fisik yang bertujuan untuk mencapai sebuah perubahan menyeluruh bagi peserta didik.Â
Melalui aktivitas fisik inilah semua aspek tercakup di dalamnya. Tidak hanya soal aspek fisik saja, namun juga aspek mental dan emosional peserta didik itu sendiri.Â
Pada pendidikan jasmani, peserta didik akan belajar gerak yang sifatnya multilateral. Mulai dari bagian upper body, core, hingga lower body yang kesemuanya dilakukan secara seimbang dan dengan koordinasi yang baik.Â
Dalam pendidikan jasmani peserta didik disiapkan dari aspek fisik, mental, dan emosional dalam menghadapi kehidupan keseharian sepanjang hayat.Â
Tak heran dalam pendidikan jasmani dipelajari pula tentang bagaimana sifat tubuh yang baik, keterampilan jalan, dan lari yang baik sebagai upaya peningkatan kebugaran jasmani dan keterampilan gerak peserta didik itu sendiri.Â
Satu hal yang menjadi ciri khas dari pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran dikemas dalam sebuah permainan yang rekreatif dan tanpa aturan baku di dalamnya.Â
Bahkan dapat pula dengan mengkolaborasikan dengan nilai-nilai luhur kearifan lokal seperti dengan permainan tradisional.Â
Proses penilaian pun ditinjau dengan gain score, yaitu bagaimana proses perkembangan yang terjadi pada peserta didik itu sendiri.Â
Pendidikan OlahragaÂ
Sekilas hampir sama, namun nyatanya sungguh berbeda. Bicara tentang pendidikan olahraga maka satu hal yang ditekankan dalam hal ini adalah soal bagaimana peserta didik menguasai cabang olahraga, dengan kata lain peserta didik mempelajari kecabangan olahraga dengan lebih spesifik. Pada pendidikan olahraga lebih berfokus pada hasil dari pembelajaran itu sendiri.Â
Dalam praktiknya pelatihan olahraga dapat menyusup pada pembelajaran. Pada pendidikan olahraga, keterampilan gerak yang dipelajari pun lebih spesifik pada teknik cabang olahraga dan bagaimana berkompetisi untuk mencapai prestasi optimal. Intensitasnya pun dapat dikatakan tinggi karena yang menjadi acuan adalah soal prestasi optimal.
Pendidikan Kesehatan
Melalui pendidikan kesehatan peserta didik diharapkan mampu mengalami sebuah perubahan dalam dirinya. Hal apa saja yang diharapkan, tentunya tentang kesehatan dan bagaimana menerapkan pola hidup sehat bagi dirinya sendiri dan mampu menularkan energi positif itu kepada siapapun di sekitarnya.Â
Peserta didik dibimbing dan dibina tentang bagaimana mencegah suatu penyakit dan bagaimana upaya meningkatkan status kesehatannya.Â
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Dari seluruh bahasan di atas, semuanya melebur menjadi satu dalam sebuah mata pelajaran yang lebih lengkap dan saling memiliki keterkaitan erat, yaitu Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
PJOK merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik melalui aktivitas fisik agar dapat memenuhi kebutuhan geraknya, meningkat derajat kebugaran jasmaninya, dapat terbiasa dengan lingkungan yang kompetitif, serta memiliki derajat atau status kesehatan yang baik.
Sehingga, peserta didik akan siap dan terbiasa dengan gaya hidup aktif dan pola hidup sehat. PJOK sendiri berfokus pula pada ranah psikomotorik, kognitif, dan afektif.Â
Sudah jelas bahwasannya aspek psikomotorik berkaitan dengan bagaimana keterampilan gerak peserta didik itu sendiri, lalu kognitif berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis tatkalan merancang serta menerapkan atau bahkan menciptakan strategi dalam sebuah permainan.Â
Melalui permainan yang rekreatif kemampuan kognisi peserta didik akan dapat terasah dengan baik. Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah, melalui PJOK sisi afektif peserta didk juga menjadi sebuah fokus karena berkaitan dengan moral.Â
Terdapat nilai-nilai luhur seperti sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab yang terinternalisasi ke dalam peserta didik yang nantinya akan mampu menghasilkan peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia. Dari semua ranah tersebut akan dapat membentuk manusia seutuhnya melalui PJOK.
Nah, kira-kira seperti itu ulasan mengenai mata pelajaran PJOK. Harapannya semua akan menyadari betapa pentingnya mapel ini di masa kin dengan ragam dinamikan yang dihadapi.Â
Fenomena males gerak (mager) yang menggelayuti generasi muda saat ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama. Salah satu solusinya adalah dengan mengoptimalkan pembelajaran PJOK di sekolah.Â
Melalui PJOK akan tercipta manusia seutuhnya yang bergaya hidup aktif dan berpola hidup sehat serta memiliki derajat kebugaran yang baik sehingga jauh dari penyakit dan senantiasa dalam status kesehatan yang baik pula. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H