Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara daring sudah sekitar lima bulan lamanya berjalan. Namun dalam pelaksanaannya masih sering ditemukan berbagai macam hambatan tak hanya bagi peserta didik namun juga guru.Â
Mulai dari sinyal, kuota internet, dan penyampaian materi dengan metode pembelajaran daring yang diterapkan tidak dapat terserap secara optimal. Belum lagi ditambah dengan keluh kesah orang tua siswa karena repotnya mendampingi anak-anaknya dalam pembelajaran jarak jauh.
Begitulah fenomena yang terjadi saat ini, dimana situasi dan kondisi yang sedang sulit harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Hal ini dilakukan tak ubahnya sebagai upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kita bersama untuk ke depannya.Â
Lebih baik bersabar dahulu namun selamat kemudian daripada memaksakan kehendak malah bahaya didapat. Namun, apa yang terjadi? Banyak ditemui bagaimana siswa merasa keberatan dengan tugas yang diberikan.Â
Protes orang tua di grup WhatsApp karena kewalahan dimana harus menemani anak belajar dan juga harus bekerja memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.Â
Dari contoh keluh kesah yang sering terjadi selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini dapat disimpulkan bahwa peran guru sangatlah penting.Â
Sudah mulai terasa bagaimana harus meningkatkan level kesabaran dalam mendidik anak. Itulah keseharian yang guru lakukan di sekolah sebelum pandemi, namun bagaikan air susu dibalas dengan air tuba. Kekerasan terhadap guru masih sering ditemukan dan bahkan hingga viral di media sosial.
Dari covid19 kita belajar mengambil hikmah, bahwa dalam hidup, kita selalu butuh bantuan orang lain. Dalam hidup kita perlu saling menghargai satu sama lain.Â
Di masa pandemi ini semua ditempa untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah dan pantang mengeluh dengan keadaan sesulit apapun. Pendidikan karakter membangun sikap pantang menyerah tersirat dalam kondisi pandemi ini.
Guru dan orang tua berperan untuk menumbuhkan sikap pantang menyerah pada anak. Memotivasi agar senantiasa bersemangat dan tidak boleh mengeluh serta menyampaikan bagaimana untuk terus bersyukur.Â
Terkadang perlu juga memberikan gambaran tentang beberapa contoh siswa yang mungkin kondisi perekonomian keluarganya terguncang sehingga putus sekolah atau bahkan untuk mendapatkan akses pendidikan pun kesulitan karena pendidikan yang tidak merata namun masih terus berusaha untuk dapat menuntut ilmu meski dengan penuh perjuangan.Â
Sangat disayangkan apabila masih ditemukan keluh kesah siswa yang merasa keberatan dengan tugas selama pembelajaran online ini. Perspektif guru pun tetap berusaha memahami kondisi siswa dengan bijaksana meski dalam keterbatasan untuk tetap memberikan pelayanan optimal penuh kasih sayang dan harapan untuk anak-anak yang sangat dicintainya.Â
Harapannya pun orang tua di rumah juga senantiasa mensupport anak-anaknya untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran daring. Perlu bersinergi antara guru, orangtua, dan siswa untuk dapat mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh ini.Â
Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Bukan malah sebaliknya, berkeluh kesah dan protes tanpa ada tindakan yang solutif dan konstruktif. Hanya menyalahkan keadaan dengan penuh emosi. Hal tersebut hanya akan memperkeruh suasana.Â
Ingatlah dalam persepektif guru pun, guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan teknologi yang akan digunakan untuk menunjang PJJ.Â
Mungkin dulu hanya dapat menggunakan telepon seluler dengan fitur pesan singkat dan telepon saja, namun seiring berjalannya waktu dan kondisi yang menuntut bersikap adaptif guru pun mau tidak mau harus belajar bagaimana menggunakan aplikasi pembelajaran dengan telepon pintar atau dengan komputer jinjingnya.Â
Bukan hal mudah memang namun semua demi anak didik yang sangat dicintainya. Pelatihan - pelatihan tentang aplikasi pembelajaran daring wajib diikuti agar semakin menguasai teknologi sehingga pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik.Â
Bukan saatnya lagi untuk mengeluh dan menyalahkan keadaan. Yang ada bagaimana caranya untuk menanamkan sikap pantang menyerah dan pantang mengeluh dalam keadaan sesulit apapun. Memberikan contoh untuk anak-anak kita dengan jiwa ksatria dalam bersikap menghadapi tantangan seperti ini. Perlu diingat bahwasannya bersama kesulitan akan selalu ada kemudahan. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H