Seiring dengan bermunculanya media cetak, kemudian diikuti oleh sejumlah junalis Bumiputera lainya. Mereka adalah R. Tritodanudja dan R. Mohammad Jusuf. Keduanya adalah Redaktur Sinar Djawa, Â yang diterbitkan Honh Thaij & Co.Djojosudiro, Redaktur Thahadja Timoer yang diterbitkan di Malang.
Keduan adalah jurnalis Bumiputra yang telah menjadi embrio kebangsaan melalui artikel dan komentar mereka dalam surat pembaca untuk mengungkapkan solidaritas diantara mereka dan para pembaca yang sebagian besar adalah kaum muda terpelajar.Â
Pers Penggagas Persatuan Bangsa
Embrio kebangsaan merupakan bahasa ideologisasi nasionalisme. Kenapa jurnalis Bumiputera disebut sebagai pusatnya kemajuan, makna disampaikan dengan berpendidikan dan harus menjadi kaum intelektual. Oleh karena itu, bangsa akan menghasilkan satu sebuah perubahan yang berdampak besar pada peradaban dunia.Â
Semangat kaum muda terpelajar mengangkat ruh aktivis kemerdekaan Indonesia. Bumiputera merupakan cikal bakal munculnya ide berdirinya Indonesia dengan adanya sumpah pemuda Boedi Utomo.Â
Seiring dengan berkembangnya pergerakan kebudayaan, media cetak mulai masuk di beberapa kota Kolonial lain, seperti Surabaya, Padang dan Semarang. Kapitalisme cetak mempermudah kaum terdidik untuk memperoleh informasi. Para pelajar di kota Padang dengan guru-guru Belanda di sekolah Raja (kweekscholl) Bukit Tinggi terutama Van Ophusyen ahli bahasa Melayu.Â
Ketua Redaksi Majalah itu adalah Dja Endar muda, seorang wartawan keturunan berbahasa Batak. Tapian Nauli, Majalah Insuilinde itu kemudian disebarkan keseluruh Sumatera dan Jawa. Majalah itu yang pertama memperkenalkan slogan kemajuan dan jaman maju.Â
Artikel menarik yang menjadi contoh adalah kisah kemenangan Jepang. Sebuah negara kecil yang menang atas negara besar yakni Tiongkok. Tentu kemenangan Jepang itu disebabkan karena rakyatnya sudah memasuki jaman kemajuan. Maka dalam ulasan beritanya pun mengajak para masyarakat untuk hidup dalam dunia kemajuan.
Hidup dalam dunia kemajuan disini, memiliki makna dan manfaat agar bangsa Indonesia bangkit dari sebuah keterpurukan. Sehingga, surat kabar pada masa itu bersifat provokatif dengan tujuan menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa untuk bangkit dan keluar dari zona kesengsaraan akibat tertidas oleh Kolonialisme Belanda. Maka pesan yang terkandung disetiap labirin-labirin media pada waktu itu membakar api semangat yang digelorakan oleh kaum intelektual untuk hidup bersama dan bersatu memutuskan mata rantai penjajah.Â
Mengenal tokoh muda dr. Abdul Rivai yang baru datang dari Belanda kemudian menganjurkan pada tokoh muda di Hindia untuk membentuk sebuah organisasi. Dalam tulisan yang dimuat Bintang Hindia ia selalu menuliskan tentang kemajuan dunia maju. Dia menggolongkan masyarakat menjadi tiga golongan, yaitu kaum kolot, kaum kuno, dan kaum muda.Â
Menurut Rivai, kaum muda adalah orang yang senantiasa ingin mendapatkan dan terwujudnya dunia pengetahuan dan ilmu. Lebih lanjut ia mengagas bahwa mencapai kemajuan dan terwujudnya dunia maju, Rivai menganjurkan agar ada organisasi bernama persatuan kaum muda didirikan dengan cabang di semua kota-kota penting di Hindia. Disinilah mulai adanya cikal bakal munculnya pergerakan kaum muda untuk mengubah situasi nasional.Â