Mohon tunggu...
Mohamad PramandaSalih
Mohamad PramandaSalih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Angkatan 2021 UIN Walisongo Semarang

hi!, hit me up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Pemasaran Politik di Media oleh Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran untuk Memikat Suara Milenial pada Kontestasi Pilpres 2024

1 April 2024   02:08 Diperbarui: 1 April 2024   02:08 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pemilihan presiden adalah salah satu acara politik yang sangat penting di suatu negara. Ini tidak hanya sebatas dalam memilih seorang pemimpin, tetapi juga melibatkan persaingan untuk mendapatkan kekuasaan, mempengaruhi, dan menentukan arah masa depan bangsa. Dalam konteks pemilihan presiden, strategi pemasaran politik memegang peranan utama dalam membentuk pandangan masyarakat, mendapatkan dukungan, dan pada akhirnya mencapai kemenangan. Sebuah contoh menarik yang patut diperhatikan adalah pendekatan pemasaran politik yang diadopsi oleh kandidat presiden nomor urut 02 dalam pemilihan presiden terakhir.

Prabowo-Gibran merupakan satu dari tiga pasangan kontestasi Pemilihan Presiden tahun 2024. paslon dengan slogan gemoy ini sangat menarik dibahas terkait dengan pemasaran politik nya karena melalui gaya pemasaran yang berbeda dari rivalnya sehingga membawa pasangan ini menjadi perhatian khalayak umum dan keluar segabai pemenang dengan perolehan 96juta lebih suara di seluruh Indonesia.

di input dari KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
di input dari KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo

Pada Pemilu 2024, Indonesia tengah menghadapi fenomena bonus demografi yang signifikan, di mana usia produktif, yang terutama terdiri dari generasi milenial dan gen Z, menjadi mayoritas yang mencapai lebih dari 50% dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) nasional. Kondisi ini menandakan adanya pergeseran demografis yang substansial dalam politik Indonesia, dengan generasi muda memegang peran penting dalam menentukan arah masa depan negara. 

Dalam konteks ini, para tim kampanye dari ketiga pasangan calon harus mempertimbangkan strategi pemasaran politik yang secara khusus menyasar generasi milenial dan gen Z untuk memenangkan hati dan pikiran mereka. Mengingat dominasi jumlah mereka dalam DPT, memenangkan dukungan dari generasi muda bukan hanya menjadi pilihan, tetapi menjadi keharusan dalam upaya meraih kemenangan dalam pemilihan ini.

Oleh karena itu, pendekatan pemasaran politik haruslah disesuaikan dengan preferensi, nilai, dan kebutuhan generasi milenial dan gen Z. Hal ini dapat melibatkan penggunaan platform digital dan media sosial yang merupakan lingkungan yang akrab bagi generasi ini, serta menciptakan pesan-pesan yang relevan dengan isu-isu yang penting bagi mereka, seperti pekerjaan, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan mental.

Selain itu, keterlibatan langsung dengan generasi muda melalui acara-acara kreatif, diskusi, dan kampanye yang berfokus pada aspirasi dan kebutuhan mereka juga akan menjadi strategi yang efektif. Pentingnya memberikan ruang bagi partisipasi dan pengaruh generasi muda dalam proses politik tidak boleh diabaikan, karena hal ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan mereka dalam memilih. Dengan demikian, pemasaran politik yang sukses dalam Pemilu 2024 akan memperhitungkan peran dominan generasi milenial dan gen Z dalam pemilih, dan secara aktif berupaya untuk memenangkan dukungan mereka melalui strategi yang relevan, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan mereka. 

1. Menggunakan dan membranding kata "Gemoy"

di ambil dari salah satu berita di detik.com
di ambil dari salah satu berita di detik.com

diambil dari salah satu berita di https://www.cnbcindonesia.com/
diambil dari salah satu berita di https://www.cnbcindonesia.com/

Dalam Pemilu 2024, terlihat adanya upaya yang menarik dari tim kampanye pasangan Prabowo-Gibran untuk memenangkan hati generasi milenial dan gen Z dengan menggunakan strategi branding yang cerdas. Salah satu pendekatan yang menonjol adalah penggunaan kata "gemoy" yang merupakan istilah yang populer di kalangan generasi muda, yang kemudian diaplikasikan ke dalam foto pamflet dengan menggunakan animasi AI.

Branding ini mencerminkan pemahaman mendalam tim kampanye terhadap budaya dan bahasa yang digunakan oleh generasi milenial dan gen Z. Dengan menggunakan kata yang akrab dan relevan bagi mereka, tim kampanye berhasil menciptakan ikatan emosional dan identifikasi yang kuat dengan audiens target mereka. "Gemoy" tidak hanya menjadi sekadar kata, tetapi juga menciptakan gambaran yang positif dan unik tentang pasangan Prabowo-Gibran, yang dapat menarik perhatian generasi muda.

Penerapan animasi AI dalam foto pamflet juga menunjukkan upaya tim kampanye untuk berinovasi dan mengadopsi teknologi terkini untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan generasi milenial dan gen Z. Pendekatan ini tidak hanya membuat kampanye menjadi lebih menarik secara visual, tetapi juga menciptakan kesan modern dan progresif yang relevan dengan nilai dan aspirasi generasi muda.

Selain itu, strategi ini juga mencerminkan keinginan pasangan Prabowo-Gibran untuk berada di garis depan dalam hal teknologi dan inovasi, yang dapat membantu mereka memperoleh dukungan dari segmen pemilih yang penting ini. Dengan demikian, penggunaan branding "gemoy" dan animasi AI dalam kampanye pasangan Prabowo-Gibran tidak hanya mencerminkan kesadaran akan pentingnya generasi milenial dan gen Z dalam pemilu ini, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan menciptakan strategi yang efektif untuk memenangkan dukungan mereka.

2. Memassifkan lagu kampanye

Selama masa kampanye yang lalu, telinga kita menjadi akrab dengan lagu "Oke Gas Prabowo Gibran" yang diciptakan oleh Richard Jersey. Lagu ini diputar secara massif di berbagai platform media sosial, menciptakan kehadiran yang kuat dan persisten dalam benak masyarakat.

Lagu tersebut menjadi sorotan karena berhasil menangkap perhatian publik dengan lirik yang mudah diingat dan ritme yang menarik. Melalui penggunaan kata "Oke Gas", lagu ini secara langsung menjangkau audiens dengan bahasa yang sederhana namun kuat, menciptakan identifikasi dengan pesan kampanye pasangan Prabowo-Gibran.

Pemutaran lagu secara massif di berbagai platform media sosial menunjukkan keahlian tim kampanye dalam memanfaatkan teknologi dan tren digital untuk mencapai dan memengaruhi massa yang lebih luas. Langkah ini berhasil menarik perhatian khalayak dengan cara yang kreatif dan inovatif, memastikan bahwa pesan kampanye pasangan tersebut terus terdengar dan diperbincangkan di berbagai lapisan masyarakat.

Dengan demikian, lagu "Oke Gas Prabowo Gibran" tidak hanya menjadi bagian dari kampanye politik, tetapi juga mencerminkan bagaimana seni dan budaya populer dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan pesan politik dan memenangkan dukungan publik.

3. Gaya komunikasi yang tidak biasa

sumber https://media.suara.com/pictures/970x544/2024/01/21/92956-gibran-gimik-celangak-celinguk-mencari-jawaban-mahfud-md.jpg
sumber https://media.suara.com/pictures/970x544/2024/01/21/92956-gibran-gimik-celangak-celinguk-mencari-jawaban-mahfud-md.jpg

Gaya komunikasi yang tidak biasa dari Gibran selaku calon wakil presiden (cawapres), yang cenderung singkat padat, telah menarik perhatian khususnya dari kalangan anak muda. Penyampaian pesan secara langsung dan tanpa basa-basi oleh Gibran memiliki daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang cenderung menyukai komunikasi yang jelas dan mudah dipahami.

Contoh lainnya adalah saat debat, dimana Gibran menggunakan humor dan jokes untuk merespons pertanyaan atau komentar dari Prof. Mahfud MD. Meskipun bagi beberapa orang hal ini mungkin mendapatkan stigma negatif, namun di platform media sosial seperti TikTok yang mayoritas penggunanya adalah anak muda, respons terhadap gaya komunikasi tersebut justru luar biasa.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap gaya komunikasi yang tidak konvensional dan menyukai konten yang menghibur. Penampilan Gibran di TikTok dengan menggunakan humor dan gaya komunikasi yang santai telah berhasil menarik perhatian mereka, bahkan membantu memperluas jangkauan dan memperkuat citra positifnya di kalangan pemilih muda.

Dengan demikian, strategi komunikasi yang dianggap tidak konvensional oleh sebagian orang dapat menjadi kekuatan dalam menjangkau dan memengaruhi generasi muda, yang merupakan segmen penting dari pemilih dalam pemilihan umum.

Gaya pemasaran politik yang dilakukan oleh kandidat Prabowo-Gibran telah terbukti berhasil memikat anak muda dan masyarakat umum, yang pada akhirnya membawa mereka meraih dukungan sebanyak 96 juta suara pada pemilihan presiden (pilpres) dan keluar sebagai pemenang. Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan keahlian strategis tim kampanye dalam mengidentifikasi dan merespons kebutuhan dan aspirasi masyarakat, tetapi juga menggambarkan bagaimana pesan-pesan kampanye yang disampaikan berhasil meresap dan memengaruhi opini publik secara efektif.

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan kampanye Prabowo-Gibran adalah kemampuan mereka untuk membangun koneksi emosional dengan generasi muda. Melalui pendekatan yang inovatif dan berani, seperti penggunaan bahasa yang akrab dan relevan, serta pemanfaatan platform media sosial untuk berinteraksi secara langsung dengan pemilih, mereka berhasil menciptakan ikatan yang kuat dengan segmen penting dari pemilih, yaitu generasi muda.

Selain itu, fokus kampanye mereka pada isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat umum, seperti pembangunan ekonomi, pemberantasan korupsi, kesejahteraan sosial, dan kedaulatan negara, juga telah mendapatkan respons positif dari pemilih. Pesan-pesan ini dipresentasikan dengan cara yang mudah dipahami dan relevan bagi masyarakat luas, sehingga berhasil menginspirasi dan memotivasi banyak orang untuk memberikan dukungan kepada mereka.

Secara keseluruhan, keberhasilan kampanye Prabowo-Gibran dalam memenangkan dukungan sebanyak 96 juta suara pada pilpres tidak hanya merupakan hasil dari strategi pemasaran politik yang cerdas dan inovatif, tetapi juga mencerminkan kesesuaian pesan-pesan kampanye mereka dengan aspirasi dan harapan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun