Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tur Studi, Antara Manfaat dan Kendala

11 Agustus 2022   05:30 Diperbarui: 11 Agustus 2022   18:00 3781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Pintar, Yogyakarta (Dok. tamanpintar.co.id via travel.kompas.com)

Study tour/tur studi, wisata belajar, merupakan sebuah acara sekolah yang sangat dinantikan siswa sekolah. Ada tur studi yang berlangsung hanya satu hari, pergi pagi pulang sore, ada pula yang berlangsung berhari-hari.

Berbeda dengan siswa yang gembira menyambut tur studi dan menantikan dengan tidak sabar, beberapa orang tua malah sebaliknya. Ada yang berharap acara tur studi ditiadakan saja. Entah dengan berkeluh kesah membahas masalah ini dengan orang tua lain, atau langsung terus terang bicara ke sekolah menentang adanya acara tur studi.

Sesungguhnya apa fungsi tur studi?

1. Membuka wawasan siswa

Kegiatan tur studi biasanya mengunjungi tempat-tempat seperti pabrik, perkebunan, museum, pengrajin, dan sebagainya. 

Di sana siswa akan diajak melihat lebih jauh apa yang dikerjakan orang-orang di tempat tersebut, mencari tahu lebih jauh bagaimana prosesnya, apa saja  dan bagaimana cara kerjanya. 

Untuk memastikan siswa paham, siswa diminta mencatat apa yang dilihat dan dipelajari pada sebuah LKS/lembar kerja siswa.

Tentunya pengalaman melihat proses produksi di sebuah pabrik ataupun perkebunan besar lengkap dengan penjelasannya tidak akan didapat siswa jika berwisata bersama keluarga.

2. Menumbuhkan minat dan bakat siswa

Dengan siswa melihat dari dekat dan bertemu langsung serta berbincang dengan orang-orang dari beragam profesi, dapat tumbuh minatnya. 

Jika selama ini mereka hanya dengar bahwa ada kuliah jurusan sains-MIPA, dengan tur studi ini mereka dapat melihat langsung bahwa sarjana sains dapat bekerja di pabrik susu dan bertugas di departemen pengendalian mutu. Mereka dapat bertanya apa saja yang dikerjakan, dan sebagainya.

Saat berkunjung ke perkebunan dan pertanian, siswa dapat melihat bahwa yang namanya bertani sekarang bukan hanya tentang cangkul dan lumpur, namun melibatkan peneliti yang mempelajari apa saja faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman. 

Sumber: Freepik.com
Sumber: Freepik.com

Melibatkan orang yang paham food-tech/teknologi pangan sehingga hasil pertanian diolah dan ditingkatkan nilai gizinya, rasanya, ketahanannya dll. 

Melibatkan mereka yang paham marketing, sehingga produk yang dihasilkan dapat laku di pasaran, dan masih banyak lagi profesi yang dapat mereka lihat saat berkunjung.

3. Memahami budaya dan kearifan lokal

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang kaya budaya dan tradisinya. Peneliti asing bahkan ada yang khusus datang untuk mempelajari budaya Indonesia. Bahkan Wayang, di tahun 2003 diakui UNESCO sebagai “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity”. Sangat disayangkan kalau siswa kita sendiri tidak paham budayanya.

Candi, pusat kerajinan, kampung adat, museum, adalah tempat-tempat siswa mempelajari budaya. Dengan tur studi mereka dapat menggali lebih jauh makna dari sebuah tradisi, memahami tata cara dan kebiasaan serta norma yang dipegang oleh masyarakat dan juga leluhur.

Beberapa tur studi ada yang bukan hanya sekadar datang berkunjung lalu pulang, namun siswa tinggal bersama penduduk setempat selama beberapa hari (live-in program), menjadi bagian dari penduduk dan mengikuti kegiatan mereka untuk benar-benar paham tata cara dan tradisi yang ada.

4. Melatih kemandirian dan kemampuan sosialisasi siswa

Berbeda dengan berwisata bersama keluarga, ada orang tua yang selalu mengingatkan dan menyiapkan semua kebutuhan. 

Saat tur studi siswa harus belajar mendengarkan semua informasi dan mengikuti instruksi. Di sini mereka belajar menjaga diri sendiri (walau tentunya ada guru pembimbing yang mendampingi).

Interaksi siswa bersama teman nya juga lebih intens, sepanjang perjalanan bersama, makan bahkan tidur pun bersama. Di sini mereka belajar mengembangkan empati, belajar memperhatikan kebutuhan diri dan orang lain.

Jika manfaatnya sebegitu banyaknya, mengapa masih ada orang tua yang tidak suka dengan tur studi?

1. Tidak paham manfaatnya 

Sangat mungkin ada orang tua yang tidak paham tujuan dari kegiatan tur studi. Dianggapnya ini hanya merupakan kegiatan jalan-jalan saja. Maka sekolah perlu mensosialisasikan sejak awal bahwa ada program tur studi, perlu dijelaskan apa tujuan dan manfaatnya. 

Lengkapi penjelasan dengan foto kegiatan sebelumnya sehingga orang tua dapat melihat lebih jelas suasana tur studi dan mendapatkan gambaran tentang kegiatan apa saja yang akan dijalani nanti.

2. Mengkhawatirkan keselamatan anak

Tidak sedikit orang tua yang cemas jika anaknya bepergian tanpa dirinya. Mereka tidak terbiasa berpisah dengan anak. 

Maka sebaiknya sekolah mengadakan tur studi secara berjenjang rentang waktunya sesuai dengan usia anak/kelasnya. 

Mulai dari program singkat, pergi pagi pulang sore/malam mengunjungi lokasi sekitar, baru di jenjang berikut ditingkatkan menjadi menginap satu sampai dua  hari dan seterusnya.

Sekolah juga perlu meyakinkan orang tua dengan menggunakan sarana transportasi yang terjamin kualitasnya, juga menugaskan guru pendamping yang sesuai dengan jumlah siswa yang pergi. Khusus untuk kegiatan lebih dari satu hari, jadwal kegiatan yang jelas juga dapat mengurangi kekhawatiran orang tua.

3. Biaya yang harus dikeluarkan 

Sebagian orang tua keberatan dengan tur studi karena harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit terutama jika tur studinya dilakukan ke tempat yang jauh. Sebelum menentukan destinasi, sekolah perlu meninjau keadaan perekonomian orang tua. 

Memberitahukan rencana program tur studi jauh-jauh hari  dapat membantu orang tua menyisihkan tabungan sehingga anaknya dapat mengikuti program ini, atau bisa juga sekolah memberikan alternatif cicilan (tentunya tanpa bunga) sehingga pembiayaan tur studi tidak terlalu memberatkan.

Beberapa sekolah  menjadikan tur studi ini program wajib, beberapa lagi menjadikannya sebagai pilihan, Namun mengingat manfaatnya, juga perasaan anak yang tidak ikut, sebaiknya semua siswa diikutkan.

Ada sebuah  ungkapan yang sangat saya sukai terkait dunia pendidikan, "No one left behind", tidak ada satupun yang tertinggal.  

Saya percaya yang dimaksudkan di sini bukan hanya sebatas ketinggalan pengetahuan secara kognitif, tapi juga mencakup pengalaman bermakna yang akan membentuk pemahaman, cara bersikap dan bertindak pada semua siswa.

Mengingat manfaat tur studi bagi siswa itu sendiri, dan mengingat kendala yang mungkin dihadapi orang tua, alangkah eloknya jika dicarikan jalan keluar sekiranya ada kendala dalam mewujudkan program ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun