Jadi kalau temannya sudah bisa bercerita panjang lebar dengan kalimat yang mudah dipahami ibu guru, sedangkan Fifi untuk meminta izin ke toilet pun belum dapat mengucapkan dengan jelas, orang tua harus mencermati lebih jauh perkembangan bicara Fifi.
Bagaimana seharusnya perkembangan bicara anak berdasarkan usia?
Guru besar FKUI, Prof. Dr. Dr. Hardiono, Sp.A(K), yang juga merupakan pakar neurologi anak menjelaskan tahap perkembangan bicara anak sebagai berikut:
- Usia dua bulan anak sudah sadar ada suara, memberi respon seperti terkejut ketika pintu ditutup dengan keras
- Usia empat bulan sudah mengeluarkan suara berulang-ulang
- Usia enam bulan berceloteh/babbling seperti mengucapkan ba-ba, da-da. Saat dipanggil namanya anak juga merespon dan menoleh ke arah suara
- Usia sembilan bulan, paham makna kata iya dan tidak
- Usia dua belas – enam belas bulan anak sudah mampu mengucapkan satu kata yang umum dia dengar seperti mama, papa, susu, mamam. Anak juga pandai melambaikan tangan dan menunjuk
- Usia delapan belas bulan anak paham perintah sederhana
- Usia dua tahun memiliki lima puluh kosa kata dan menggabungkan dua kata saat bicara. Seperti mama makan, mau susu.
- Usia tiga – lima tahun memiliki dua ratus-tiga ratus kosa kata dan menggabungkan tiga kata saat bicara. Seperti Adek mau susu. Anak pun mulai banyak bertanya sejak usia tiga tahun
- Usia empat tahun sudah mampu mengucapkan kalimat lebih panjang. Walau strukturnya mungkin masih berantakan
- Usia lima tahun bisa berbincang-bincang dan bercerita tentang pengalamannya dengan pengucapan yang dapat dipahami pendengar
Nah, jika anak mengalami perkembangan bicara di bawah anak seusianya, orang tua perlu mewaspadai. Apa lagi jika perbedaannya jauh terpaut.
Seperti cerita Fifi di atas, usia lima tahun tetapi untuk mengucapkan Fifi mau ke toilet pun masih kesulitan, sedangkan temannya yang berusia lima tahun sudah pandai bercerita.
Apa saja penyebab anak terlambat bicara?
1. Kurangnya stimulasi
Anak dibiarkan beraktivitas sendiri tanpa diajak bicara. Orang yang berada di sekitarnya pun tidak mengajaknya bicara.
Membiarkan anak berinteraksi dengan gadget sepanjang hari disinyalir sebagai salah satu sebab anak terlambat bicara. Karena anak hanya mendengar tanpa ikut bicara.
2. Biasa mengungkapkan keinginan dengan menunjuk
Kebiasaan orang tua yang cepat tanggap melayani anak tanpa dia mengucapkan apa yang dibutuhkan juga menjadi salah satu penyebab.
Anak satu tahun seharusnya sudah bisa mengucapkan satu kata, seperti susu, minum. Jadi jangan langsung mengambilkan minuman ketika anak hanya berbunyi "eee..", sambil menunjuk gelas minumnya.
Hal ini akan membuat anak malas memaksa dirinya berlatih bicara, toh semua kebutuhannya dapat terpenuhi hanya dengan menunjuk.
3. Pembiasaan cara bicara yang salah
Anak kecil yang berbicara dengan bahasa bayi yang cadel memang terdengar lucu dan menggemaskan. Namun tidak boleh dibiarkan, orang tua harus mengoreksi agar anak tahu cara mengucapkan yang benar.
Contoh “Ma… mo oyet”. Maka mama perlu mengulangi dan menunjukkan cara yang benar dengan, “Mo oyet ? Maksudnya Adek mau ke toilet? Coba bilang ma-u ke toi – let."