Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benci Mamak Mertua

15 Mei 2022   05:39 Diperbarui: 15 Mei 2022   10:55 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Stock.adobe.com

Pilih mana, dikunjungi mamak mertua atau bapak mertua? Yang belum punya mertua gak usah kepoh ikutan jawab.

Buat sebagian menantu perempuan,  berita kedatangan mamak mertua bikin resah. 

Auto ambil kemoceng memastikan tidak ada debu nangkring di sudut-sudut rumah. Auto mengosongkan keranjang cucian yang sudah menggunung. Auto merapikan mainan yang berserakan.

Lebih baik sekarang juga  menyingkirkan  yang mamak tidak suka daripada nanti tatapan mamak menohok hati lalu mamak mengomel panjang dan lebar.

Mungkin ada yang bertanya, perlu segitunya ??? Kan sudah kadung jadi menantu, mamak juga tidak bisa menolak lagi. Tidak mungkin  anaknya disuruh nikah lagi hanya gegara debu di sudut rumah, ataupun cucian menggunung? 

Ya ! Betull !! Perlu segitunya !!!

Karena takut dicoret dari daftar warisan? Tentu bukan, tapi karena alasan di bawah ini.

1. Mamak Sudah Berikan Kita Anak Terbaiknya, Yang Mamak Besarkan Dengan Susah Payah

Tidak terhitung malam mamak begadang ketika anak lelakinya masih bayi, di saat orang semua terlelap, mamak sibuk menyapih, menggantikan kain yang basah karena ompol, membelai dan menemaninya sepanjang malam.

Jangan ditanya repotnya mamak waktu dulu anaknya sakit perut. Mencari pertolongan medis tidak semudah sekarang, maka mamak mulai mengumpulkan ramuan dari kebun, meracik dan merebusnya. Dan jika tidak berhasil, mamak harus segera   mengantarnya ke mantri yang rumahnya nan jauh di ujung kampung.

Itu baru tentang sakit perut, belum lagi tentang biaya. Mamak harus pandai menyulap uang dapur agar cukup untuk makan semua orang, juga memastikan cukup  untuk biaya sekolah anak. Jangan pula ditanya perjuangan mamak ketika biaya tidak cukup.

2. Mamak Adalah  Perempuan, Maka Mamak Detail, Rapi, Pandai Memasak.

Coba tengok, berapa usia mamak? 60 tahun? 70 tahun. 80 tahun? Mamak sudah berpuluh  tahun hidup memegang standar baku tentang bersih dan rapi, kita yang harus menyesuaikan. Setidaknya saat mamak mau datang, buatlah sesuai dengan standar kerapian mamak agar hatinya senang.

Rapikan mainan yang berserakan, kosongkan bakul cucian, simpan pakaian yang belum disetrika ke lemari, atau gudang, atau dimanapun yang penting mamak tidak lihat.

Ketika mamak datang, tidak jarang ikut mengatur menu dapur, atau bahkan mengatur cara memasaknya. Jangan baper, manfaatkan kedatangan mamak untuk berguru resep makanan kesukaan anak lelakinya. Sangat mungkin anak lelaki mamak ini juga rindu masakan mamaknya.

Mamak tidak suka kalau menantunya selalu pesan Gofood, di zaman mamak tidak ada Gofood, dan mamak juga tahu kalau Gofood lebih mahal dari masak sendiri.

3. Mamak Sudah Tua, Berbagai Masalah Fisik Membuat Mamak Tidak Nyaman, Jangan Ditambah.

Coba diingat, saat tubuh yang sakit, pasti membuat kita uring-uringan, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, emosi mengayun bagai kapal dihantam ombak.

Begitu pula dengan mamak,  sudah menjadi hukum alam semua yang tua akan menjadi lapuk dan rapuh. 

Sakit mamak bukan hanya satu dua hari, tapi selamanya, tubuhnya yang dulu sehat, sekarang dipenuhi daftar penyakit  karena organ tubuhnya kurang berfungsi. 

Kaki tangan yang dulu kuat dan bisa mengerjakan apa saja, sekarang melemah dan kaku dihantam rematik. Telinga yang tajam, jauh berkurang pendengarannya, tidak heran mamak sering salah tangkap ketika diajak ngomong.

Semua kondisi ini sudah membuat mamak tersiksa, jangan diperburuk dengan ketidaksabaran kita terhadap mamak. Suatu hari kita pun pasti akan menua dan fisik kita juga melemah, jangan sampai di hari tua, baru kita sesali perlakuan kita kepada mamak.

Ngomong enak, belum tahu tingkah mamak mertua, mungkin ada sebagian yang berpikir begitu. Ayo kita ulas tingkah mamak.

1. Mamak Ngomongnya Banyak, Apa Pun Mau Dikomentari. 

Hey, tahukah kau, wanita itu memproduksi 20.000 kata perhari. Nah, kalau kau tidak pernah ajak mamak bercerita dan bincang-bincang hingga jatah 20.000 katanya habis, tidak heran kalau mamak mengeluarkannya dalam bentuk komentar bahkan ngomel.

Maka pintar-pintarlah  ajak mama ngobrol, bisa tentang temannya di masa muda, tentang kampung halamannya, tentang keluarganya, tentang kelakuan suamimu saat kecil, tentang apapun bisa kau jadikan topik untuk mamak habiskan jatah 20.000 katanya.

2. Mamak  Hobinya Ngumpulin Semua Barang. 

Apapun disimpan dan disayang. Mulai dari kardus bekas, botol bekas, baju bekas pun mamak sayang.

Ini semua berlatar belakang pada masa lalu mamak. Mamak yang lahir di zaman pasca perang atau bahkan masih di zaman perang, hidup serba kekurangan. Jangankan jantung pisang, gedebong pisang pun dulu mamak makan. Bukan hanya singkong, kulit tebalnya singkong juga  diolah jadi makanan. 

Pakaian? Tidak ada kamus dibuang sebelum benar-benar robek atau tidak muat. Tidak muat pun diturunkan ke adik yang lebih kecil karena pakaian masuk kategori barang mewah untuk mamak dulu. 

Jadi kalau ada barang yang kau rasa mau disingkirkan, berstrategi sedikit, jangan nampak mamak saat kau keluarkan dari rumah.

3. Mamak Sok Tahu Tentang Kesukaan Anaknya, Semua Mau di Atur. 

Lah iya, memang mamak yang selama ini mengatur dan memenuhi semua yang dibutuhkan anaknya. Berpuluh tahun mamak memasak untuknya, tentu tahu kesukaannya. 

Kau berapa lama kenal anak mamak? Baru setahun?  3 tahun? 5 tahun? Berapa pun angka yang kau sebut, gak akan mampu mengalahkan angka mamak kan?

Jadi kalau mamak lagi mau mengatur dan menunjukkan dia tahu kesukaan anaknya, biarkanlah. Karena kau orang baru, ingat, kau orang baru. Kau lah yang baru datang  dan jadi orang di antara mamak dan anaknya. Mengalah dan biarkan mamak menunjukkan bahwa dia tahu apa yang anaknya suka.

Bila perlu kita tanya mamak apa yang anaknya suka, jadikan mamak konsultan peribadi kita untuk urusan anaknya.

Bagaimana kalau hubungan dengan mamak mertua kadung krisis? Mamak terlanjur tidak suka dengan sikap kita selama ini.

Ada sebuah cerita lama yang menarik tentang menantu dan mamak mertuanya.

Dikisahkan  ada seorang menantu perempuan yang kesal selalu diatur dan diperintah mamak mertuanya. Ditambah pula mamak ini sangat cerewat, yang dikerjakan selalu salah. Akhirnya menantu ini benci kepada mamak mertuanya. Mamak mertua, tentu juga benci dengan menantunya.

Si menantu ini nekat mencari tabib, minta dibuatkan ramuan yang dapat membuat mamak mertuanya meninggal. Tabib yang bijak ini memberikan ramuan cairan , dengan aturan diminum sehari 3x masing masing 3 tetes  selama 90 hari. Dan kata tabib pada hari ke 90 nanti mamak mertuanya akan meninggal secara wajar.

Karena tidak mungkin menyuruh mamak mangap untuk dia meneteskan ramuan, maka dia memasukkan ramuan itu  pada makanan mamak mertuanya. Dibuatkannya makanan enak pagi siang dan malam, sengaja dipilih makanan kesukaan mamak mertua supaya yakin pasti dimakan.

Sambil makan diajaknya mamak bercerita berbagai kisah. Ternyata bukan sedikit perjuangan mamak membesarkan anaknya, mamak banting tulang agar bisa menyekolahkannya

Bulan pertama berlalu, bulan ke dua berlalu, sikap mamak kepadanya semakin melunak, mereka mulai bisa bercerita dan ngobrol panjang sambil tertawa. Di akhir bulan ketiga, menantu ini menyadari bahwa dia mulai sayang kepada mamak mertuanya.

Tergopoh-gopoh ia kembali mencari si tabib, memohon diberikan penawar. Dia tidak mau mamak mertuanya meninggal.

Tabib bijak itu tersenyum dan berkata, yang kuberikan padamu adalah ramuan agar mamak mertuamu sehat.

Menantu ini tertegun, dan Ia segera pulang dengan hati yang lega, tidak lupa di jalan dia beli buah rambutan untuk oleh-oleh mamak mertua tersayang  di rumah.

Nah, cerita di atas bisa dicoba untuk  yang terlanjur memiliki konflik dengan mamak mertua. Silahkan dihubungi  tabib dengan ramuan ajaib itu  di nomor telepon 0123456789, atau mungkin bisa ditanyakan nomornya ke Acek kami  kalau telepon tabib tadi tidak bisa dihubungi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun