Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagas, Aku, dan Rara

1 April 2022   18:59 Diperbarui: 1 April 2022   19:16 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti dugaannya sejak awal, hubungannya mendapat tantangan keras. Karena bagi orang tuanya yang keturunan priyayi, gadis Jepang itu sama haramnya dengan daging babi. 

Maka pulang lah si gadis ke negaranya, dengan membawa calon anak mereka di perutnya dan menghilang sekeras apa pun usaha mas Bagas mencarinya.  

Waktu berjalan, Mas Bagas mencoba melupakan cinta pertamanya, akhirnya Ia meminang seorang gadis. Pernikahannya kami kira baik-baik saja, sampai suatu hari mas Bagas sakit. Aku dan Rara baru sadar bahwa ternyata  pernikahannya tidak baik-baik saja.  Dia terlalu laki-laki untuk berkeluh-kesah. Memilih mengubur pedihnya di kehidupan malam.

Sakitnya diawali   flu, lalu sariawan yang berkepanjangan yang membuatnya malas makan.  Kalau dulu dia yang memaksa-maksa ikut ke Amigos, sekarang dia yang terus menolak.  "Makan mas, badan mu makin menjulang, ga perlu diet".  "Nti sorean", atau "Masih mesti koreksi", atau seribu satu alasan lainnya.

Mas Bagas yang tidak pernah bolos mengajar, tiba-tiba menghilang, tanpa bisa dihubungi, satu hari,  tiga hari, hingga lima hari tanpa kabar. Sepulang kerja aku dan Rara memutuskan untuk kerumahnya.  Di rumah hanya ada adiknya, yang bilang mas Bagas sedang dirawat di ICU. Seperti terbang kami memacu kendaraan mengejar jam bezuk yang akan segera berlalu.

"Mas, kami datang", matanya tertutup,  "Mas, buka matanya", hanya air yang mengalir tipis. Pertama dan terakhir kalinya kami melihat Mas Bagas menangis dalam diam.

Bagas namanya..... 

____________________________

Untukmu yang pergi membawa luka, I Wish Heaven Had Visiting Hours.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun