Mohon tunggu...
Alkaisar Daeng Pawata
Alkaisar Daeng Pawata Mohon Tunggu... Petani - Bismillah,,, Subahanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar,,, Pegawai Biasa dan Petani

Dengan Tulisan Jiwa Kita Lebih Bermakna

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Malaysia Krisis Identitas (Bahasa), Indonesia Hebat Dengan Sumpah Pemuda.

29 Januari 2025   11:14 Diperbarui: 29 Januari 2025   11:14 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malaysia adalah sebuah negara yang berada pada kawasan Asia Tenggara, dilansir dari Wikipedia negara yang memiliki ibu kota Kuala lumpur ini memiliki jumlah penduduk sebesar kurang lebih 34 juta Pada tahun 2024, negara ini dipisahkan oleh 2 kawasan yakni wilayah semenanjung Malaysia dan wilayah Malaysia Timur yang berbatasan langsung dengan wilayah Kalimantan Indonesia. Negara ini merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957 adapun bentuk Negara ini yakni bentuk Negara Federal yang terbagi oleh 13 Negara Bagian dan 3 wilayah federal.

Suku Bangsa Malaysia 

Ada tiga etnis besar yang ada di Malaysia saat ini yakni etnis Melayu, Etnis Tionghoa dan Etnis India (Khasmir), etnis Melayu yang sering disebut bumi Putera merupakan etnis terbesar dari ketiga etnis tersebut. Adapun sejarah keberadaan bangsa Cina dan India dimalaysia disebabkan oleh sejarah panjang kolonial. Dilansir dari Bangladeshi.ca. semuanya berawal pada penjajahan Inggris pada tahun 1824, Inggris mengirim ribuan pekerja dari Tionghoa dan India ke Malaysia untuk membantu mengeksploitasi sumber daya yang ada di Malaysia, keberadaan tersebut akhirnya mengalami perkembangan hingga saat ini.

Keberagaman menciptakan Masalah

Layaknya Indonesia di era 90an terjadi gejolak antar suku bangsa, begitupun juga yang terjadi di Malaysia yang pada akhirnya mempengaruhi identitas dari Malaysia itu sendiri, seperti yang kita ketahui Malaysia acap kali mengklaim objek budaya Indonesia, tentu hal tersebut menandakan bahwa Malaysia mengalami krisis identitas, namun ada masalah yang lebih pelik daripada itu yakni perdebatan terkait bahasa nasionalnya sendiri.

Bahasa Malaysia

Dilansir dari Wikipedia bahasa resmi negara Malaysia yakni bahasa Melayu, Menurut pasal 152 Undang-undang dasar perserikatan Malaysia disebutkan bahwa "Bahasa Kebangsaan ialah bahasa Melayu" akan tetapi perdebatan muncul saat ini di Malaysia terkait bahasa. Hal tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh Bahasa Indonesia Menjadi bahasa yang diakui sebagai bahasa resmi konfrensi umum UNESCO, pengakuan bahasa Indonesia tentu menjadi perdebatan mengingat ibu dari bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu itu sendiri. Hal itu menandakan bahwa Malaysia gagal merawat dan membesarkan bahasa Melayu.

Bahasa Melayu dimalaysia walaupun secara konstitusional merupakan bahasa kebangsaan namun pada implementasi nya etnis China dan etnis India lebih memilih bahasanya sendiri untuk dipergunakan dalam berkomunikasi sehari-hari hal tersebut tentu mencederai semangat nasional kebangsaan. Bukan hanya itu bahasa Melayu Malaysia saat inipun juga jauh dari kemurniannya karena kebanyakan tercampur dengan bahasa inggris.

Dilansir dari akun tiktok Malaysia Tribune dengan headline "Dewan kecoh bergaduh pasal bahasa dan identiti" diperlihatkan perdebatan antara anggota parlemen terkait identitas Malaysia, anggota parlemen dari etnis China mendebat bahwa bahasa cina juga merupakan identitas Malaysia mengingat etnis cina merupakan bagian dari Malaysia juga, debat kusir antar anggota parlemen Malaysia yang sering terlihat di sosial media menandakan bahwa negara tersebut sampai sekarang belum menyelesaikan identitas nasional perihal bahasa.

Kebebasan sekolah-sekolah China dan India menggunakan bahasanya sendiri juga menandakan bahwa penerapan aturan konstitusi tidak berjalan efektif melalui penguatan hukum. Bahkan ada sebuah kisah dari orang etnis Tionghoa Indonesia yang berwisata ke Kuala lumpur (akun tiktok Mok Sijau 979) menceritakan bahwa pada saat masuk restoran Chinese merasa kebingungan dikarenakan orang sekitar sama sekali tidak memahami dan tidak bisa berbahasa melayu ,mereka hanya bisa menggunakan bahasa Mandarin . Tentu hal tersebut sangat jauh berbeda dengan etnis tionghoa dinegara kita bahkan di negara kita dibeberapa wilayah etnis Tionghoa bisa berbahasa daerah, salah satunya di Surabaya banyak orang Tionghoa berbicara dengan bahasa Jawa yang sangat medok.

Kekuatan sumpah pemuda.

Keberagaman etnis, budaya dan bahasa ternyata telah jauh dipikirkan oleh pendiri bangsa Indonesia, Para pendiri bangsa berpikir jauh melampaui zaman bahwa pengaturan terkait identitas bangsa perlu diwujudkan sehingga tidak menimbulkan perdebatan di masa yang akan datang.

Sumpah pemuda merupakan karya terbesar yang diwariskan berlandaskan dalil kesatuan.

Keputusan kongres pemuda kedua yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 yang berisi 3 butir intisari yakni Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia telah memperkokoh identitas negara Indonesia itu sendiri.

Konsep Sumpah pemuda bukan hanya berasal dari konsep kaum etnis tertentu saja, tetapi berasal dari pemikiran pemuda se-Indonesia, pada saat pelaksanaan kongres dihadiri kumpulan pemuda Indonesia dari Jong Java, Jong Sumatera, Pemuda Indonesia Sekar Rukun, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, pemuda kaum Betawi dan perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia. Ada 13 tokoh pemuda yang berperan penting dalam pembentukan Sumpah Pemuda antara lain Soegondo Djojopoespito, Johannes Leimena, Muhammad Yamin, Amir Sjarifuddin, WR.Supratman, Sie Kong Liong serta tokoh lainnya. 

Pada akhirnya apapun kondisi bangsa Indonesia kita saat ini, kita alangkah bersyukur menjadi sebuah negara dengan berbagai macam etnis adat dan budaya namun tidak terpisahkan dalam bingkai kesatuan Bhinneka Tunggal Ika.

Salam Sehat, Salam Hormat, Salam Hebat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun