Bedengan, Selorejo -- Desa yang selama ini terkenal dengan keindahan alamnya dan hasil jeruk melimpah, kini memasuki babak baru inovasi melalui program pengabdian masyarakat bernama BAJUMAS (Bedengan Maju, Masyarakat Sejahtera).Â
Program ini diprakarsai oleh tim mahasiswa Universitas Negeri Malang, yang terdiri dari Annisa Anna Firdausi, Auldy Ade'tyo Pratama, Aura Julita Andiansyah, Dedy Zain Mochtar Asri, dan Rifki Rivaldi, dengan dosen pembimbing Hanafi, M.Pd. Program ini dilaksanakan pada Kamis, 28 November 2024
Â
Transformasi Kulit Jeruk Menjadi Spray Anti-Nyamuk
Desa Selorejo dikenal dengan tiga jenis jeruk utamanya: Baby Java, Madu Siam, dan Keprok. Meski melimpah, pemanfaatan jeruk selama ini hanya terbatas pada penjualan buah segar. Melalui Program BAJUMAS, kulit jeruk -- yang sebelumnya dianggap limbah -- kini diolah menjadi spray anti-nyamuk alami. Proses ini memanfaatkan kandungan minyak atsiri dalam kulit jeruk yang kaya akan limonene dan citral, senyawa aktif yang efektif sebagai insektisida alami.
Program ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari:
- Sosialisasi tentang manfaat dan kandungan bioaktif kulit jeruk.
- Pelatihan praktis pembuatan spray anti-nyamuk berbasis bahan alami.
- Pemberian subsidi bahan untuk masyarakat mencoba produksi mandiri.
- Pemasangan banner promosi di lokasi wisata Bumi Perkemahan Bedengan untuk memperkenalkan produk ini kepada wisatawan.
Misi Sosial dan Ekonomi
Program ini mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang sangat relevan. Dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk dan serai untuk membuat spray anti-nyamuk alami, program ini mendukung SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) dengan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Selain itu, BAJUMAS juga berkontribusi pada SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberdayakan masyarakat lokal untuk memproduksi dan memasarkan produk, menciptakan peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), mendorong pengembangan industri berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan dan mudah diakses oleh masyarakat desa.
"Kulit Jeruk yang sebelumnya hanya menjadi limbah kini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai tambah yang luar biasa," ujar salah satu pelaksana, Dedy Zain Mochtar Asri. "Kami berharap, inovasi ini dapat menjadi peluang usaha berkelanjutan bagi masyarakat Bedengan."
Langkah Menuju Kemandirian
Dengan keberhasilan Program BAJUMAS, masyarakat tidak hanya akan mampu meningkatkan pendapatan, tetapi juga mempromosikan Bedengan sebagai kawasan wisata inovatif yang memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal. Selain itu, produk spray anti-nyamuk ini berpotensi dipasarkan lebih luas, memperkuat citra jeruk Bedengan sebagai komoditas multifungsi.
Program BAJUMAS diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan inovasi berbasis sumber daya lokal. Sebagai langkah konkret, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
"Kami optimis, dengan sinergi masyarakat dan akademisi, Bedengan bisa menjadi contoh sukses pengelolaan sumber daya lokal yang kreatif dan mandiri." - Tim BAJUMAS
Tentang Program BAJUMAS
Program BAJUMAS merupakan bagian dari mata kuliah pengabdian masyarakat di Universitas Negeri Malang, dengan fokus utama inovasi produk lokal berbasis komunitas. Pelatihan dilakukan di Bumi Perkemahan Bedengan, salah satu kawasan wisata di Desa Selorejo yang sering dikunjungi wisatawan. Spray anti-nyamuk alami ini diharapkan menjadi solusi inovatif yang berdampak langsung pada masyarakat dan wisatawan.
Melalui BAJUMAS, Bedengan tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pionir inovasi produk lokal yang mendukung lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H