"Kulit Jeruk yang sebelumnya hanya menjadi limbah kini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai tambah yang luar biasa," ujar salah satu pelaksana, Dedy Zain Mochtar Asri. "Kami berharap, inovasi ini dapat menjadi peluang usaha berkelanjutan bagi masyarakat Bedengan."
Langkah Menuju Kemandirian
Dengan keberhasilan Program BAJUMAS, masyarakat tidak hanya akan mampu meningkatkan pendapatan, tetapi juga mempromosikan Bedengan sebagai kawasan wisata inovatif yang memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal. Selain itu, produk spray anti-nyamuk ini berpotensi dipasarkan lebih luas, memperkuat citra jeruk Bedengan sebagai komoditas multifungsi.
Program BAJUMAS diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan inovasi berbasis sumber daya lokal. Sebagai langkah konkret, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
"Kami optimis, dengan sinergi masyarakat dan akademisi, Bedengan bisa menjadi contoh sukses pengelolaan sumber daya lokal yang kreatif dan mandiri." - Tim BAJUMAS
Tentang Program BAJUMAS
Program BAJUMAS merupakan bagian dari mata kuliah pengabdian masyarakat di Universitas Negeri Malang, dengan fokus utama inovasi produk lokal berbasis komunitas. Pelatihan dilakukan di Bumi Perkemahan Bedengan, salah satu kawasan wisata di Desa Selorejo yang sering dikunjungi wisatawan. Spray anti-nyamuk alami ini diharapkan menjadi solusi inovatif yang berdampak langsung pada masyarakat dan wisatawan.
Melalui BAJUMAS, Bedengan tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pionir inovasi produk lokal yang mendukung lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H