"Bagi saya berpolitik pakai akal sehat dan nalar bukan pakai propaganda kampungan yang diketawain masyarakat dan ditinggal masyarakat," kata Poyuono.Â
"Nah, framing yang sekarang kan akhirnya Gerindra seakan akan jadi partai tempatnya kadrun. Masyarakat sudah cerdas, apalagi generasi milenial sudah sangat cerdas dalam menilai politik Indonesia," sambungnya.Â
(detik dot com)Â
Kali ini aku angkat jempol empat buat bung Puyuono.Â
Kenapa aku katakan kali ini ?Â
Sebab sebelum-sebelumnya omongan beliau ini pathing pecothot saat masa-masa era pilpres yang sudah terlewati.Â
Ketika itu ciri-ciri khasnya lebih sering ngawur kocak, konyol lucu, ngotot wagu, penganut ilmu pokoke-isme.Â
Tidak masuk nalar dan ngacau balau dalam membuat silogisme bernalar dan membuat argumentasi pembelaan disaat acara-acara tayangan debat maupun ketika diwawancarai pendapatnya.Â
Ya meskipun kala itu, peran karakter semacam bukan hanya dominasi oleh bung Puyuono saja.Â
Sebab banyak padanan dari rerata orang seperjuangannya pun sama, macam bung Fadli, Fahri, Habiburokhman, Andre Rosiade, Dahnil, dll. Juga mirip-mirip panggung peran dan sandiwaranya.Â
Bedanya kali ini bung Puyuono lebih cerdas dan lebih bernalar brilian selangkah dari rerata orang yang dulu seperjuangannya.Â
Dia benar dan dia cerdas !!!Â
Berpolitik itu pakai akal sehat & nalar, bukan propaganda.Â
Dia benar, isue kebangkitan PKI itu bualan Kadrun dan omong kosong.Â
Mengapa ?Â
Nalarnya begini...Â
Jika memang ada gerakan orang, atau perorangan atau bahkan kelompok yang mengindikasikan bangkitnya faham PKI di Indonesia.Â
Kenapa dia hanya berteriak-teriak kesana-sini ngalor-ngidul tanpa membuat aksi nyata ?Â
Toh aturan dan UU nya sudah jelas, pakai saja akal sehatnya.Â
Tangkap atau laporkan saja yang bersangkutan jika terindikasi membangkitkan paham komunisme atau PKI di negeri ini, beres.Â
Pakai saja referensi akal sehatnya untuk bernalar dengan mengacu UU nya tentang pelarangan paham komunisme dan PKI yang masih berlaku :Â
1. Ketetapan MPRS Nomor XXV Tahun 1966 atau TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966Â
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1996 tentang Perubahan Pasal 107 KUHPÂ
3. Pasal 107 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berkaitan dengan Kejahatan terhadap Keamanan Negara.Â
(kompas dot com)Â
Jika sampai disini belum paham juga dan masih berteriak gembar gembor doang menebar isue tentang PKI, maka tidak salah jika orang macam itu dibilang Kadrun.Â
Karena akalnya tidak sehat dan tidak ada nalarnya, benar pula yang dibilang bung Puyuono, itu bualan (omong kosong) Kadrun.Â
Jadi Kadrun itu tukang ngibul, akal tidak sehat dan nalar tidak punya, xixixixi.Â
Apakah dengan mengatakan "isue PKI itu ngibul", otomatis orangnya menjadi pendukung PKI itu sendiri ?Â
Apa kita tidak takut dengan bangkitnya PKI ?Â
Lagi lagi akal tidak sehat dan nalar lenyap lah yang membatin seperti itu, alias Kadrun forever.Â
Siapa yang takut PKI ?Â
Emang PKI punya kekuatan opo saat ini ?Â
Memberantas PKI itu lebih mudah, karena UU pelarangannnya sudah ada, sangat jelas dan masih berlaku.Â
Jadi jika dia muncul lagi membuat gerakan, maka baru nongol enggel-enggel kepala pithaknya saja sudah pasti dengan mudah ditumpas dan diberangus lagi.Â
Karena SOP nya bagi Presiden beserta TNI sudah sangat jelas dasar hukum dan UU nya untuk melakukan aksi penumpasan.Â
*
Jika gua bilang mberantas PKI itu mudah, tentu ente membatin, ada dong yang lebih susah untuk diberantas ?Â
Yup, betul nilai 100,... ada.Â
Ada kelompok yang senantiasa mempersoalkan keberadaan sistem Pancasila dan NKRI, tidak mau menerima bentuk negara ini dan terus bergerilya melakukan propaganda, provokasi dan membenturkan dasar dan ideologi negara dengan bungkus agama tertentu.Â
Intinya punya niat sama, hanya beda casing atau bungkusnya, dalam hal punya niat dan hasrat sasaran mengganti ideologi negara dan sistem negara di masa depan itu sami mawon.Â
Sasaran dan tujuannya sama, kalau di masa lalu sejarah ada gerakan PKI dan gerakan DI/TII.Â
Di masa kekinian, bau-bau menyengatnya, ingin membuat Khilafah Indonesia atau pun Indonesia Bersyariah.Â
Judulnya pokoknya berhasrat dan bercita-cita mau mengganti juga dari bentuk NKRI dan Pancasila yang sekarang ada.Â
Apakah kita yakin dengan itu, ataukah ini hanya tuduhan atau fitnah isapan jempol belaka ?Â
Tidak, ini fakta lapangan.Â
Apakah ini akan lebih berbahaya dari PKI yang sudah punah oleh aturan UU itu ?Â
Jelas sangat sangat super berbahaya.Â
Sebab belum ada aturan UU yang melarang jenis gerakan baru ini, dan propaganda gerilya gerakan ini telah merasuki dan meracuni segala lini kehidupan masyarakat di negeri ini.Â
Jadi potensi ancamannya juga lebih susah dan merepotkan untuk diatasi (menumpas) jika benar-benar bangkit melakukan aksi, meskipun pada akhirnya kelak juga bisa ditumpas.Â
Sebab UU pelarangan yang mengatur gerakan ini belum ada, sedangkan propaganda penyebaran dan pengaruhnya terus leluasa mudah bergerilya merasuki dan meracuni masyarakat yang bisa dipengaruhinya karena terbuai bungkus propaganda dan kamuflase yang dimanfaatkannya.Â
So, kalau berbicara soal ancaman negara.Â
Paham komunis dan PKI itu berbahaya, karena memiliki tujuan mengganti ideologi negara.Â
Namun tingkat kerepotan mengatasinya tidak lebih sulit, karena sudah dibentengi dengan aturan UU pelarangannya, sehingga lebih mudah dan lebih cepat untuk diatasi jika seandainya pun mampu bangkit lagi.Â
Ada lagi gerakan berbahaya yang kekinian, memiliki potensi tingkat bahaya yang sama.Â
Memiliki niat dan hasrat yang sama untuk mengganti ideologi dan sistem negara dengan model lain, seperti ideologi dan sistem Khilafah Indonesia maupun Indonesia Bersyariah.Â
Dan gerakan ini belum ada UU yang mengatur pelarangan keberadaannya jika kelak bangkit membuat gerakan mengganti haluan dan ideologi negara.Â
Ini potensi ancaman faktual dan nyata, meski saat ini masih dianggap kecil dan ecek-ecek namun punya potensi besar meracuni sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara di masa depan.Â
*
Tetap waspada, adu domba dan propaganda adalah pola pengacau dan pengkianat negeri ini.Â
Yang terus bergentayangan bergerilya dari era ke era, dari jaman ke jaman, tanpa lelah, tiada menyerah, terus menebar racun dan ranjau penyesatan moral anak bangsa dengan tujuan dan hasrat yang sama; yaitu ingin merubah NKRI dan Pancasila dengan model yang lain.Â
Meski model, bungkus casing, judul gerakannya berbeda-beda, intinya sama pengkianatan terhadap negeri ini.Â
Gitu saja sih...Â
*Â
Salam nGgantheNg ALwaysÂ
AAA^NhuzQ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI