Mohon tunggu...
Pradipta Annurwanda
Pradipta Annurwanda Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Menjadi pembelajar sejati untuk mengaktualisasikan diri dan menemukan hal positif setiap hari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Masih "Terpusat" di Pulau Jawa

29 September 2016   16:48 Diperbarui: 29 September 2016   16:58 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Kamis 29 September 2016 diperingati sebagai Hari Sarjana Nasional. Meskipun sayup-sayup terdengar, tentunya hari ini dapat dijadikan momentum penting bagi Raeni sebagai salah satu dari sekian sarjana di Indonesia.

Raeni adalah sarjana jurusan pendidikan akuntansi Universitas Negeri Semarang yang ditetapkan sebagai wisudawan terbaik yang lulus dengan IPK 3,96. Raeni berasal dari keluarga tidak mampu namun tetap bisa berkuliah dan berprestasi. Bahkan sekarang dia mendapatkan beasiswa ke Inggris karena kecerdasan dan komitmennya yang luar biasa dalam dunia pendidikan.

Pemerintah semakin berkomitmen dalam bidang pendidikan sebagai sarana untuk mewujudkan Indonesia memiliki daya saing tinggi. Hal ini dikarenakan pentingnya peran pendidikan dalam kemajuan sebuah bangsa. Menurut Hutchins, pendidikan bertujuan mempersiapkan generasi muda untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka. Tak hanya pendidikan dasar dan menengah, pendidikan tinggi juga memiliki peran vital dalam mempersiapkan masyarakat untuk bersaing di berbagai bidang. Oleh karena itu, mempersiapkan pendidikan tinggi yang berkualitas akan semakin menambah kemakmuran sebuah bangsa.

Sentralisasi Perguruan Tinggi Terbaik

Banyak manfaat yang dapat dirasakan masyarakat dengan adanya perguruan tinggi. Masyarakat mengerti bahwa mereka yang memiliki gelar sarjana cenderung memperoleh kesempatan pekerjaan lebih baik daripada mereka yang hanya tamat SMA. Mereka juga mendapat kesempatan dalam kemajuan karir jauh lebih cepat dalam bidang yang mereka geluti. Karenanya, kualitas pendidikan tinggi menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan pendidikan.

Kementerian Ristek Dikti telah mempublikasikan pemeringkatan perguruan tinggi terbaik tahun 2016. Pemeringkatan ini berdasarkan indikator: 1. Dosen (12%), 2. Kualitas dosen (18%), 3. Akreditasi (30%), 4. Kualitas kegiatan mahasiswa (10%), dan 5. Kualitas kegiatan penelitian (30%). Berdasarkan pemeringkatan tersebut, lima besar perguruan tinggi terbaik berturut-turut ialah Institut Teknologi  Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Brawijaya. Kita patut berbangga dengan hasil pemeringkatan tersebut. Kendati demikian, perlu dicermati bahwa perguruan tinggi tersebut terpusat di pulau Jawa saja. Meskipun pulau Jawa memiliki penduduk terbanyak yang mencakup 60% dari total populasi Indonesia, rasanya kurang begitu adil apabila perguruan tinggi berpredikat terbaik hanya terpusat di satu pulau saja. Hal ini menunjukkan refleksi ketidakmerataan perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Dilema Perguruan Tinggi Favorit dan Perguruan Tinggi Daerah.

Bagi sebagian masyarakat, berkuliah di perguruan tinggi favorit menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Perguruan tinggi favorit merupakan perguruan tinggi yangmemiliki input awal siswa yang berkualitas dan dapat menjadikannya lulusan yang berkualitas pula. Perguruan tinggi favorit memiliki kualitas input yang baik, ditambah dengan proses perkuliahan yang baik sehingga menghasilkan lulusan yang baik pula. Hal ini seperti memupuk benih-benih yang sudah unggul untuk tumbuh dan berkembang menjadi pohon yang unggul. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang tinggi dalam menciptakan faktor-faktor pendukung sebuah perguruan tinggi berkualitas.

Segala faktor pendukung perlu dipersiapkan untuk memenuhi kewajiban pengajaran, penelitian dan pengabdian (Tridharma Perguruan Tinggi). Faktor pendukung tersebut misalnya gedung untuk proses perkuliahan, laboratorium yang memadai untuk penelitian, dan perpustakaan yang penuh dengan buku penunjang akademik. Beberapa faktor tersebut menjadi daya pikat perguruan tinggi favorit untuk memperoleh lebih banyak mahasiswa setiap tahun. Apalagi lulusan dari perguruan tinggi favorit dapat diterima di semua pasar kerja menjadikan calon mahasiswa memiliki keyakinan jika kuliah disana pasti bermanfaat dan dihargai di masyarakat. Pandangan yang realistis bukan?

Cita-cita memajukan pendidikan di daerah dengan menambah perguruan tinggi memang harus diupayakan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas di seluruh area, termasuk di berbagai daerah. Oleh karena itu, mulai bermunculan perguruan tinggi daerah yang membangun kampus demi kemajuan daerahnya. Perguruan tinggi daerah merupakan perguruan tinggi berada di daerah yang masih minim fasilitas layaknya di perkotaan. Berbagai hambatan dan gejolak kerap melanda perguruan tinggi daerah seperti jumlah dan kualitas dosen yang terbatas, gedung yang masih sewa dari pemerintah daerah, sarana perkuliahan yang minim, bahkan perpustakaan dan laboratorium yang seadanya. Hal demikian jelas menimbulkan keraguan masyarakat di sekitarnya untuk berkuliah di kampus tersebut. Padahal masyarakat juga punya andil dalam menciptakan perguruan tinggi daerah yang mampu melahirkan generasi cerdas dan bermanfaat bagi masyarakat. Siapa yang akan memajukan perguruan tinggi daerah jika bukan masyarakat daerah setempat?

Paradigma orangtua yang menganggap bahwa menguliahkan putra-putrinya ke perguruan tinggi favorit akan memiliki kesempatan lebih besar dalam memperoleh pekerjaan tidaklah salah. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang hanya melihat dari sudut pandang subyektif bahwa dengan kuliah di perguruan tinggi favorit akan memperoleh peluang kerja lebih besar. Misalnya, mahasiswa lulusan teknik mesin dari Institut Teknologi Bandung lebih cepat diserap pasar kerja dari pada mahasiswa lulusan dari perguruan tinggi lainnya dengan jurusan yang sama. Bukan suatu masalah serius bagi mereka yang berasal dari kelas menengah ke atas untuk kuliah di perguruan tinggi favorit. Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak mampu secara ekonomi untuk kuliah di perguruan tinggi favorit sesuai harapan mereka? Tidak perlu berkecil hati, sudah banyak cerita dari mereka yang tidak mampu secara ekonomi namun dapat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi favorit melalui program Bidikmisi.

Bidikmisi: Mekanisme Penghilang Kesenjangan

Salah satu program pembangunan pendidikan tinggi dalam upaya pemerataan pendidikan ialah Bidikmisi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya jangkau masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan yang tentu diikuti oleh peningkatan kualitas pendidikan. Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa tidak mampu. Bidikmisi berfokus kepada mereka yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi. Program yang diselenggarakan sejak tahun 2010 sampai 2016 ini telah sukses membantu 236.951 mahasiswa. Bagi mereka yang memiliki potensi akademik baik dan berasal dari keluarga tidak mampu berhak mendaftar program ini. Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak punya biaya untuk melanjutkan kuliah?

Bagi mereka yang belum beruntung mendapatkan Bidikmisi, akan lebih bijak apabila pemerintah juga menyediakan beasiswa lainnya bagi putra-putri daerah yang kurang mampu untuk tetap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi daerah setempat. Hal ini juga dapat membantu mempercepat peningkatan kualitas perguruan tinggi daerah. Secara tidak langsung seluruh komponen untuk menghasilkan suatu perguruan tinggi daerah menjadi berkualitas akan meningkat dengan bertambahnya mahasiswa serta lulusan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut. Dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, dapat mendorong munculnya cikal bakal perguruan tinggi favorit baru dari berbagai daerah di Indonesia. Semoga pada peringatan Hari Sarjana Nasional ini, akan muncul sarjana-sarjana lain seperti Raeni yang siap memajukan daerahnya dengan cerita yang lebih menarik untuk disimak.

Selamat Hari Sarjana Nasional 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun