Guru, pekerja professional yang bertanggung jawab untuk membimbing, mengajar, dan mendidik siswa agar dapat mencapai potensi terbaik mereka di masa depan. Namun, ketika siswa telah mencapai potensi terbaik mereka, mengapa mereka tidak ingin meniti karir sebagai guru?Â
Mengapa orang yang dikatakan memiliki kemampuan yang cerdas mayoritas tidak ingin menjadi guru? Semua orang telah mengerti sebelumnya bahwa guru merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, seharusnya semua orang ingin berkarir pada pekerjaan tersebut. Namun, kenyataannya tidak. Banyak siswa yang tidak ingin melanjutkan karirnya menjadi seorang guru.Â
Siswa yang pintar mayoritas tidak tertarik untuk menjadi guru dikarenakan terdapat banyak alas an yang bervariasi, mencakup masalah finansial, tidak dihargai oleh masyarakat maupun pemerintah, minat yang rendah, nasib guru honorer terutama di daerah tertinggal, anggapan profesi guru sebagai tempat orang yang sudah putus asa mencari pekerjaan yang diimpikan, Sistem pendidikan yang menjadi penghalang orang cerdas menjadi guru, beban kerja berlebih dengan imbalan yang tidak semestinya, kurangnya fasilitas dan sumber daya yang memadai dalam berjalannya proses ajar mengajar, dan masih banyak alas an negative lainnya terhadap pekerjaan guru.
Pertama, dalam masalah finansial. Banyak siswa cerdas ingin bekerja dengan finansial yang tinggi dan tidak dipengaruhi oleh passion mereka dengan alas an mungkin untuk membahagiakan orang tua mereka, menghabiskan masa masa kesulitan dalam mengumpulkan nilai nilai yang baik dan lain sebagainya.Â
Meskipun guru merupakan pekerjaan yang sangat penting untuk membentuk generasi yang bermutu di masa depan, secara realistis seluruh orang memerlukan uang untuk bertahan hidup.Â
Sebagian besar prang cerdas berpikiran secara realistis bahwa keberhasilan finansial merupakan salah satu dari penghargaan mereka. Ketika kita disuruh mengingat cita cita kita di masa kecil, pasti bayak diantara kita yang ingin bekerja sebagai dokter, astronot, Hakim, dan pekerjaan yang notabene memiliki finansial yang baik.Â
Sedangkan, banyak Negara termasuk Indonesia masih memberikan gaji yang relative rendah kepada para guru. Sebagai akibatnya, banyak siswa yang memiliki kemampuan tinggi lebih memilih untuk menekuni karir lain yang menawarkan gaji tinggi dan jaminan kerja yang lebih baik.
Kedua, persepsi atau pandangan yang negatif terhadap guru. Persepsi masyarakat menyatakan bahwa banyak orang meremehkan pekerjaan guru dan menganggapnya sebagai pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.Â
Seringkali pekerjaan guru dianggap sangat rendah dan mendapatkan banyak kritikan dari berbagai pihak yang menyebabkan banyak siswa enggan mengejar karir ini dikarenakan ada suatu pihak yang meruntuhkan semangat mereka.Â
Apalagi anyak penyalahgunaan wewenang dalam proses pengangkatan dan pemberhentian guru menyebabkan banyak guru yang tidak berkualitas dan tidak memiliki kredibilitas tingggi dalam mengajar.Â
Sebaliknya, banyak siswa pintar yang ingin menjadi guru harus tersingkir karena tidak bisa memenuhi persyaratan administrates yang dipersyaratkan dalam proses seleksi. Dalam berprestasi, seringkali guru yang dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak diapresiasi secara maksimal oleh pihak terkait.
Ketiga, mengenai masalah beban kerja. Guru seringkali harus bekerja lebih keras diluar jam kerja dengan menyiapkan pembelajaran di masa yang akan datang. Hal ini berbalik dengan pendapatan yang mereka dapat.Â
Dengan jam kerja yang lama, dan finansial yang rendah membuat banyak siswa tidak memilih untuk meniti karir sebagai guru dikarenakan mereka merasa terbebani dan tidak memiliki waktu untuk mengejar kegiatan yang mereka anggap lebih penting untuk individual.
Keempat, nasib guru honorer dengan sarana prasarana pengajaran yang kurang memadai. kita seringkli menemukan seorang guru honorer yang menyebarkan gaji yang sangat jauh dari UMR kota tersebut.Â
Dengan hal ini, sepertinya guru merupakan pekerjaan yang tidak sangat mulia bagi orang lain. Suatu pekerjaan mulia dibalas dengan tindakan yang sangat kejam. Dengan sarana rasarana sekolah yang seringkali sangat kurang memadai juga menjadi salah satu faktor. Hal ini dapat menghambat para guru untuk mengajar dan menyebarkan kreativitasnya dalam sistem pengajaran.
Meskipun ada alasan mengapa sebagian besar orang cerdas tidak ingin menjadi guru, penting untuk diperhatikan bahwa banyak orang cerdas memilih menjadi guru. Bagi mereka, pertukaran informasi dan pembentukan generasi penerus sangat penting dan bermakna.Â
Oleh karena itu, kita harus terus mendorong orang-orang cerdas untuk memilih profesi guru, memberi mereka penghargaan yang pantas, dan memperbaiki keadaan keuangan mereka. Kita perlu meningkatkan kualitas dan keberhasilan profesi guru agar menarik orang-orang cerdas dan berbakat.
Kita juga perlu mengubah persepsi tentang profesi guru. Kita harus menghargai dan mengakui peran penting yang dimainkan guru dalam membentuk generasi mendatang.Â
Guru harus dilihat sebagai pilar penting masyarakat dan harus diberikan penghargaan dan pengakuan yang layak mereka terima. Kita juga perlu memberi guru lebih banyak kebebasan dan kreativitas dalam merencanakan dan menyampaikan pelajaran.Â
Guru harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan kreativitas mereka sehingga mereka merasa lebih terlibat dan termotivasi dalam pekerjaan mereka.Â
Meskipun sebagian besar orang cerdas tidak tertarik menjadi guru, hal ini dapat kita atasi dengan memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan persepsi masyarakat, memberikan kebebasan dan kreativitas guru, dan mengurangi beban kerja mereka. Dengan cara ini kita dapat menarik lebih banyak orang cerdas dan berbakat ke profesi guru dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H