Mohon tunggu...
Pradine edwar
Pradine edwar Mohon Tunggu... Jurnalis - pradine

mahasiswa berkarya untuk bangsanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hilangnya Identitas Nasional di Era Globalisasi

21 Februari 2020   23:50 Diperbarui: 17 Juni 2021   06:30 6693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era globalisasi ini dimulai pada era perang dingin. Setiap Negara saing untuk memunculkan sesuatu hal yang memudahkan kehidupan. Contohnya seperti alat komunikasi dan teknologi yang sekarang anak milenial pakai yang bertambahnya zaman alat komunikasi teknologi tersebut semakin canggih yang digunakan untuk mrnyrbarkan segala sesuatu agar mendunia dimulai dari media cetak sampai nirkabel.

Identitas adalah suatu jati diri yang di miliki oleh seseorang atau sesuatu. Kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa lainnya. Identitas nasional dalam konteks bangsa (masyarakat Indonesia) cenderung mengacu pada kebudayaan atau karakter khas. 

Baca juga: Tantangan dan Upaya Mempertahankan Identitas Nasional di Era Globalisasi

Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan.kedua unsur identitas ini secara nyata teranfkum dalam pancasila, dengan demikian pancasila merupakan identitas nasional bangsa Indonesia. Sedang kan nasional adalah identitas yang menepel pada suatu kelompok yang berkumpul karena kesamaan pada banyak hal seperti keinginan dan tujuan.

Globalisasi memunculkan banyak efek karena perkembangnya yang sangat cepat melewati teknologi dan alat komunikasi. Pengaruh globalisasi ini pada identitas nasional ini memiliki sisi positif dan sisis negatifnya di berbagai bidang. Dan pengaruh tersebut  telah memengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Globalisasipun telah masuk kedalam kehidupan bangsa Indonesia disegala sector, yang nantinya berdampak pada pola berfikir masyarakat Indinesia.

Adapun salah satu dampak globalisasi yaitu terciptanya pasar internasional yang meningkatkan kesempatan kerja dan peluang untuk mendirikan usaha. Kehidupan ekonomi masyarakat akan menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Semakin majunya ilmu pengetahuan di Indonesia lewat sumber yang sangat mudah diakses diinternet, yang mampu bersaing dengan Negara lain. Mengikuti budaya menekan etos kerja dan kedisiplilan yang menjadi dampak dari organisasi.

Adajuga pengaruh lainnya bseperti batas  wilayah Negara menjadi tidak terlihat. Batas wilayah yang semula sangat pedoman penting dalam perkembangan masyarakat kini menjadi kurang perhatian dan tidak relevan, yang menjadikan timbulnya perubahan didalm sikap dan perilaku masyarakat berbangsa. Perubahan ini terjadi karena masyarakat kurang pintar dalam memyaring pengaruh yang berasal dari kemajuan teknologi dan komunikasi.

Baca juga: Identitas Nasional di Persimpangan Jalan

Dan sekarang pengertian identitas nasional tidak sama lagi seiring berjalannya zaman. Pola pikir masyarakat sudah banyak berubah yang sebagian besar menyimpang terhadap identitas bangsa Indonesia. Salah satunya terhadap dasar Negara kita yaitu Pancasila.

Pada pancasila pertama terjadi kelemahan dalam sistem pendididkan agama yang terkadang hanya mengunggulkan agamanya yang di peluknya. Pada sila ke dua sekarang banyak penerus bangsa yang tidak memanusiakan manusia. Seperti penganiyaan dan perkelahian. 

Sila ke ketiga persatuan di Negara Indonesia ini sekarang memudar, karena adanya oknum-oknum yang ingin haknya dipenuhi. Mereka rela protes untuk menciptakan Negara yang baru dan pndangan baru lainya. 

Sila ke empat sekarang di Indonesia sudah memudar mengenai kepemimpinan yang tidak demokratis. Sila ke lima pada sila ini yaitu tentang keadilan, tidak adilnya rakyat beruang dengan rakyat miskin dikarenakan adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.

Semua hal itu terjadi karena rakyar Indonesia belum memiliki jati diri pada diri sendiri dan lebih banyak memilih ikut-ikutan. Yang menjadikan rakyar Indonesia itu belum merasa bahwa keberadaan Indonesia sebagai tanah air yang seharusya di junjung tinggi.

Dengan ini sebagai rakyat Indonesia harus memiliki pola pikir untuk pembenahan. Baik dari dalam maupun dari luar , contonya faktor dari luar yaitu penanaman cinta tanah air lewat pendidikan yang mengajarkan tentang kewarganegaraan. Akan tetapi banyak sebagian masyarakat berpikir bahwa pelajaran ini tidak penting.

Baca juga: Sekali Lagi tentang Identitas Nasional

Dan inilah tantangan kita sebagai kaum milenial. Kita tidak bisa hanya menunggu  dan biarlah anak cucu kita yang membenahi, akan tetapi mulai sekaranglah kita harus berbenah. Merubah pola pikir kita untuk membangun bukan ikut-ikutan. Mulai cinta tanah air bukan hanya bias mencaci maki dan menerima saja. Mulailah berpikir menggunakan kemajuan IPTEK di era globalisasi yaitu mengunakan media social untuk hal yang membangun. Berargumen yang satun dan tidak menjatuhkan satu sama lain.

Sangat sulit merubah pola pikir ,akan tetapi sebagai masyarakat berilmu dan bermartabat. Kita bias bergerak dan berusaha untuk mengubah pola pikit kita mulai dari sekarang. Dikarenakan kita tidak bias menghindari dampak daro globalisasi, akan tetapi kita bias memeranginya dengan memunculkan kembali identitas nasional Indonesia dan menangkal dampak negative dari era globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun