Aspek KPI yang ketiga yaitu berfokus dalam productivity dan customer requirement. Didalamnya menyangkut pemenuhan kesesuaian terhadap regulasi baik pemerintah maupun pelanggan. Selain itu, jumlah persentase Corrective Action dalam 1 bulan juga masuk dalam poin ini. Hal ini bertujuan agar ketercapaian indicator ini secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas.Â
Terakhir adalah berfokus pada sustainability and no person dependency. Disini target saya mengurangi adanya One Man Show. We must work as a team not as a Superman. Lebih menekankan pada menghindari adanya ketergantungan terhadap seseorang. Namun tetap perlu diingat, harus sesuai dengan job description masing-masing.Â
Keempat aspek diatas merupakan contoh gambaran KPI di Quality Department. Mungkin bisa berbeda-beda. Apalagi jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Tidak apa, karena faktanya memang demikian.Â
Namun yang terpenting adalah selalu pahami alasan mengapa kita perlu membuat KPI. Tujuannya agar kita memiliki arah yang jelas dalam melakukan sesuatu. We know where to go.Â
Inilah yang beberapa saat yang lalu terlupakan oleh saya. Sebuah gambar pigora yang terpajang megah di waiting room Auto 2000 cukup membuat ingatan saya kembali. Mengingat kembali bahwa pentingnya Key Performance Indicator dibentuk, tidak hanya dalam ruang lingkup pekerjaan saja tetapi juga dalam lingkup pengembangan diri dan wirausaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H