Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

[Album Review] Power Works, Power Metal, Heavy Metal

22 April 2019   22:35 Diperbarui: 25 April 2019   14:59 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Power Metal (GuitarSquartz.net)

Pernahkah kalian bisa dengan lancar menyenandungkan sebuah lagu padahal tidak pernah secara sengaja mendengarkannya langsung? Saya yakin untuk lagu-lagu yang easy listening seperti dangdut dan lagu-lagu pop (melayu), hal itu sering terjadi.

Hal itu juga yang saya rasakan hingga menggugah saya untuk sedikit mengulas album yang satu ini. Tapi maaf, ini bukan album pop atau indie-nya para penikmat senja, kopi dan totebag, ya. Ini album jadul bergenre heavy metal.

Perkenalan saya dengan musik cadas seperti heavy metal ini tak lain karena ritual bapak saya dulu. Bapak saya, sebelum pergi kerja selalu menyempatkan untuk mendengarkan musik. Favoritnya, selain Iwan Fals adalah musik-musik rock 80an hingga awal 90an. Salah satunya album the best of Power Metal bertajuk Power Works ini. Sekarang, saat saya mendengarkannya langsung, ternyata sebagian besar lagu saya hafal nadanya.

Mari sedikit masuk ke skena 80an, di mana musik heavy metal sedang mendapat ruang di ranah industri populer. Di Amerika dan Eropa band-band seperti Metallica, Ratt, Motley Crue, Helloween, Iron Maiden dan seabrek musisi-musisi berisik lainnya sedang mendapat panggung. Menggantikan musik-musik rock n' roll, blues rock, dan hard rock dari dekade sebelumnya.

Indonesia juga tak ketinggalan. Dan membicarakan era itu, tak mungkin tanpa Power Metal. Band yang lahir di kota yang "dibaptis" sebagai kota rock nasional. Ya, Surabaya. Kota ini juga turut melahirkan band-band rock dan metal lain yang "menghitamkan" belantika musik Tanah Air seperti AKA, SAS, Kamikaze, Andromedha, Grass Rock dan Boomerang.

Secara genre, Power Metal lebih tepat disebut power metal dibandingkan heavy metal. Menyimpulkan dari laman metalmusicarchive.com, power metal merupakan subgenre dari heavy metal yang mengawinkan heavy metal, speed metal, solo gitar dengan teknik pinch harmonic dan tremolo dan ditambah simfoni yang terdengar mewah dan megah dari keyboard. 

Tak jarang melodi-melodi musik klasik juga dimasukkan sebagai gimmick kemewahan dan kerumitan musiknya. Karakter vokalnya tinggi melengking. Tapi, terminologi power metal sebagai genre kurang general dibanding heavy metal.

Power Metal muncul ke permukaan lewat campur tangan promotor rock legendaris asal Surabaya (juga), Log Zhelebour. Dari festival rock yang rutin digelarnya, lahir talenta-talenta rock Indonesia. 

Power Metal sendiri sukses menjuarai ajang ini pada gelaran ke-5 tahun 1989. Salah satu jejak artifaknya adalah album kompilasi dari ke-10 finalis. Nomer-nomer cadas yang membunuh dari album ini seperti Malapetaka milik Power Metal, Kerangka Langit milik Kaisar dan salah satu anthem rock hingga hari ini yaitu Rock Bergema milik Roxx.

Melepas album Power-full
Dua tahun setelah festival itu, lahirlah debut album mereka berjudul Power One. Setahun kemudian lahir Power Mission dan dilanjutkan Power Demons setahun setelahnya yakni tahun 1993. Hits dari ketiga album Power-full itu dirangkum dalam album Power Works yang berisi 10 lagu.

Power One menyumbang lima lagu yaitu Angkara, Satu Jiwa, Pengakuan, Malapetaka, dan Cita yang Tersita. Tiga lagu dari album Power Mission ada Ego Sentris, Memori Jingga, dan Sirna. Sisanya dari album Power Demons yakni Timur Tragedi dan Bidadari.

Album ini menurut saya bisa menjadi pintu masuk paling mudah untuk mencicipi heavy metal. Lagu-lagunya tidak brutal dan mengganggu telinga. Terdengar harmonis walau tetap ada yang overspeed. Saya lebih suka menyebutnya bergelora dan bersemangat.

Untuk lagu kalem dengan tema cinta, ada Bidadari dengan gitar akustik di separuh lagunya dan Memori Jingga dengan akustik piano pada intronya. Keduanya tetap sama-sama diselesaikan dengan overdrive. Namun, tempo yang pelan menjadikan musik ini lebih cocok saya sebut slow rock atau pop rock.

Sirna juga termasuk lagu pelan. Lagu ini menurut saya punya suara lengkingan vokal yang paling menyayat. Lagu ini bertema religi namun dengan lirik yang samar. Berbeda dengan Pengakuan yang lebih gamblang bercerita tentang keimanan.

Dua lagu ini bercerita tentang seorang manusia. Bedanya, Cita yang Tersita bercerita tentang 'aku' yang terbuai kenikmatan semu hingga melupakan masa depan dan membelenggu cita-cita yang tertanam dalam jiwanya.

Sedangkan Ego Sentris bercerita tentang 'dia' yang bersifat egois, hanya memikirkan kesenangan pribadi sehingga merugikan orang lain. Tempo kedua lagu ini cukup kencang dan sama-sama dibuka dengan suara synth dari keyboard yang mengingatkan saya pada intro lagu-lagu Europe.

Malapetaka, Angkara dan Timur Tragedi tentu saja tiga jagoan dari album ini. Ketiganya adalah hits dari album aslinya. Karakter lagu Malapetaka dan Angkara memang sedikit mirip. Sama-sama heavy tapi bertempo sedang sehingga menghasilkan permainan dan alur lagu yang rapi dan runut. 

Berbeda dengan Timur Tragedi yang sudah dihentak oleh rhythm gitar sejak intro. Speed metal sangat kental disini. Drum dengan double pedal non-stop, snare yang konstan dan nyaring khas ketukan klasik punk, kocokan rhythm dengan palm mute ala trash metal macam Metallica yang cepat dan vokal yang terus nyerocos hingga masuk solo gitar di tengah lagu. Ketiganya bercerita tentang dunia yang kita tinggali dengan murka alam dan ulah manusia di dalamnya.

Tapi juaranya buat saya yaitu Satu Jiwa. Lagu ini yang paling anthemic diantara yang lain. Reffrain-nya mengajak penonton untuk sejenak melupakan keluh kesah hidup dan seolah berkata "Ayo, kita nikmati saja musik rock malam ini!".

Sedikit membawa pesan penyemangat jiwa dari keputusasaan. Lirik itupun diramu bersama musik yang dijamin membuat penonton berjingkrak dan headbang tanpa lelah melewati malam yang beranjak larut bersama legenda heavy metal Indonesia, Power Metal.

Kau yang disana
Dan kau yang di sini
Jabat erat tanganmu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun